Chapter 1

10.8K 814 8
                                    

Chapter 1

Naruto © Masashi Kishimoto

Warning!! FemNaru, typo(s), newbie, dll.

Happy reading ^^

***
Uzumaki Naruto melirik malas guru BP nya, Umino Iruka, yang menatapnya tajam.

"Kau tau kesalahanmu, Naruto?" tanya Iruka dengan mata mengintimidasi.

"Hm.." Naruto hanya mengangguk.

"Hah..." Iruka menghela nafas lelah, "Hari ini kau terlambat dan lagi, kau masih tetap memakai seragam laki-laki itu?!"

"Tapi, Iruka-sensei, aku sudah nyaman memakai seragam laki-laki."

Iruka menggeleng keras. "Tidak! Kau tidak lupa gendermu. Mulai besok kau harus memakai seragam perempuan, aku yakin kiriman seragam perempuan dariku dua hari yang lalu sudah sampai di rumah mu."

Naruto memalingkan mukanya. Memang seragam itu sudah sampai di rumahnya, namun ia tidak mau memakai seragam itu.

"Jika kau tidak memakai seragam perempuan besok," Iruka menyipit kan matanya, "Aku akan memanggil orangtua mu."

"Cih."

"Sudah, sekarang kembali ke kelas. Aku yakin pelajaran pertama belum di mulai." Iruka melirik jam yang terpaku di dinding.

"Ah iya, hari ini pelajaran Kakashi-sensei," batin Naruto.

***

Naruto berjalan memasuki kelasnya dengan santai. Karena ia yakin, Kakashi-sensei belum datang dan mungkin masih membaca buku oranye miliknya di taman sekolah.

Cklek.

"Silakan perkenalkan diri--" ucapan Kakashi terhenti begitu Naruto masuk.

"Eh?" Naruto cengo, ia melirik jam tangannya. "Masih jam setengah delapan..." gumamnya tidak percaya.

"Ehem!" Kakashi berdeham, "Kenapa Anda terlambat, Uzumaki-san?"

"Eh, anu," Naruto tergagap, "Itu Iruka-sensei..."

Kakashi mengangguk paham. Iruka adalah sahabatnya, maka dari itu ia paham maksud Naruto. Naruto melirik ke arah lelaki dengan postur cukup tinggi berambut hitam dengan model rambut yang aneh--mirip pantat ayam.

"Eh? Ada ya model rambut seperti itu?" batin Naruto melihat lelaki yang sepertinya seorang siswa baru.

"Uzumaki-san, segera ke bangku Anda atau sensei akan menyuruh Anda lari lapangan," kata Kakashi dengan eye smile.

"Eh, ha'i!'" Naruto buru buru ke bangkunya.

"Ehem!" Kakashi berdeham, "Kita lanjutkan. Silakan perkenalkan diri Anda, Uchiha-san."

Waasss wesss wooss.

Mendengar kata 'Uchiha' membuat suasana kelas itu penuh dengan suara bisikan.

"Namaku Uchiha Sasuke. Salam kenal." Sasuke membungkukkan badannya.

"Nah, Anda boleh duduk di bangku samping Shimura-san. Shimura-san!"

Seakan paham, Shimura Sai mengangkat tangannya. Sasuke segera ke bangku nya yang berada di tengah tengah kelas.

"Sensei dengar, Uchiha-san adalah siswa yang pintar di sekolahnya sebelum disini. Jadi, ujian matematika nya tidak akan dibatalkan hanya karena ada siswa baru." Kakashi berkata dengan santai namun tegas.

"AAKKKHHH!!" Dan kelas itu mulai dipenuhi aura keputusasaan.

***

Bel sekolah berbunyi nyaring. Gerbang sekolah langsung di penuhi siswa-siswi dan para penjemput. Sementara itu, Naruto dan Sakura pulang ke rumah dengan jalan kaki. Rumah mereka memang dekat, alias tetanggaan.

"Kakashi-sensei menyebalkan sekali!" seru Naruto pada Sakura. "Setelah ujian matematika tadi, sensei maskeran itu malah memberikan kita PR bejibun!"

"Sudahlah, Naruto." Sakura menepuk bahu Naruto.

"Cih, kau kan pintar. Pasti santai."

"Itu juga salahmu tidak mau belajar!"

"Hmph." Naruto memalingkan muka.

Hening sejenak.

"Ah ya. Menurutmu murid baru tadi bagaimana?" tanya Sakura.

"Ah murid pendiam itu? Aku tidak tau mau berkomentar bagaimana soalnya ia baru masuk dan kuperhatikan, ia belum berkenalan dengan satu anak pun." Naruto mengangkat bahunya tidak peduli.

"Kasihan juga ya. Bagaimana kalau besok kita berkenalan dengannya?"

"Tidak mau!" Naruto berujar keras, "Jika kita berkenalan dengannya, besok besok teman pirangmu akan membuat gosip yang tidak tidak."

"Tapi, Naruto... Rambutmu juga pirang..."

"Eh? Iya juga ya, -maksudku temanmu yang sering kau panggil pig itu!" Sakura hanya mangut-mangut.

"Seminggu lagi mungkin murid baru itu langsung mendapatkan gerombolan fans atau teman yang banyak," gumam Naruto.

"Eh? Tau darimana?"

"Tidakkah kau dengar? Namanya Uchiha. Uchiha!" Naruto menekankan kata 'Uchiha'.

Melihat wajah Sakura yang sepertinya tidak paham, Naruto menepuk dahinya.

"Kau pernah dengar nama Uchiha?" Sakura menggeleng.

Ia bukan Ino yang suka bergosip dan tau segalanya. Sakura lebih sering menghabiskan waktunya untuk menghadapi puluhan laki-laki yang menantangnya bertarung. Yap, Sakura memiliki sabuk hitam di karate.

"Sudahlah, lebih baik kau mencari di internet."

***

Seminggu kemudian...

"Sepertinya Naruto benar," batin Sakura saat melihat Sasuke di kerubungi cewek cewek.

"Apa kataku," kata Naruto tersenyum sombong.

"Heh," Sakura meninju bahu Naruto.

"Ittai!"

"Omong omong Naruto, tau darimana kau kalau Uchiha pasti seperti itu? -maksudku punya gerombolan fans, teman banyak, dll,"

"Kakakku dulu punya teman Uchiha, dan kakakku cerita, kalau semua Uchiha pasti berakhir begitu. Fans yang banyak, teman yang banyak, bla bla bla. Mungkin juga karena Uchiha itu kaya," jelas Naruto.

"Dan tampan," gumam Sakura sambil memperhatikan Sasuke dengan serius.

"Hah?!" Naruto menatap Sakura tidak percaya, "Tampan? Darimana! Rambut gak jelas bentuknya gitu!" Naruto jadi sewot sendiri.

"Dia lumayan tampan meskipun model rambutnya aneh. Postur tubuhnya itu pria idamanku. Aku yakin dia pintar berolahraga," kata Sakura yakin.

"Yah... Silakan saja kau mengejarnya," kata Naruto. Sakura menggeleng.

"Aku tidak akan mengejarnya seperti fans fanatik. Aku akan berkenalan dengannya, lalu aku harus akrab dengannya, lalu-,"

"Iya, iya, iya," Naruto mengibas-ibaskan tangannya, "Tidak perlu menjelaskannya padaku. Kenapa tidak langsung kau mulai pdkt nya?" tanya Naruto malas.

"Nanti saja pas istirahat,"

"Ya sudah, kalau begitu ayo masuk kelas. Sebentar lagi bel masuk berbunyi,"

"Omong omong Naruto, kau terlihat cocok dengan seragam cewek,"

Sakura sukses mendapat jitakan dari Naruto.

"Urusai!"

TBC

Yak, publish Fic laen lagi :v. Yang satunya di hapus soalnya buntu ide.

Kalo yang ini. Hem, semoga gak berakhir buntu lagi :v

Ok. Yang minat vomment aja Fic ini.

Makasih buat Dodol yang udah bantu aku ngerapiin Fic ini.

Udah segini aja.

Dadadah~

IsengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang