"Untungnya air terjun tidak terlalu jauh dari pondokan." Lita menendang-nendang air sungai. Aku, Yaya, Lita, Shirley dan Nina, kami berlima berjejer duduk di pinggir. Agak jauh dari lokasi air terjun. "Jadi kami bisa pulang cepet kemaren waktu hujan itu."
Air terjunnya lumayan tinggi dan lebar. Sisi-sisinya dilapisi lumut tebal hijau, yang berkilat-kilat ditimpa sinar matahari dan semburan air. Sekeliling area air terjun dirimbuni pepohonan yang menyejukkan mata. Benar-benar membuat hati tenang.
"jadi ga sempet ngapa-ngapain juga?" Nina tertawa.
"Iyaaa... Baru juga nyampe langsung byuuurrr. Kuyup kami semuanya." Lita meringis.
Hari ini cerah dan pemandangan di sekitar air terjun benar-benar memanjakan mata. Suara ribut air yang jatuh ditingkahi suara para laki-laki yang sedang asik main air.
"Ladies, siapa mau ikut?" Suara Galih memanggil kami semua. "Kami mau nyoba Bamboo rafting di sana." Galih menunjuk ke hilir.
"Bamboo Rafting?"
""Iya, rafting memakai rakit bambu itu."
"Aaahhh... Iya. Ikuuuttt..." Yaya histeris.
Lita, Nina dan Shirley juga bergegas naik. "Aku juga ikut."
"Aku juga." Aku menarik kakiku dari dalam air dan mencoba berdiri. Aku belum pernah merasakan naik rafting bambu. Hanya melihatnya di acara TV, My Trip My Adventure di Trans TV sewaktu episode trip kalsel.
Semuanya bersemangat. Kami semua naik dari sungai dan berjalan mengikuti para lelaki. Sekitar 600 meter dari air terjun ada area melebar yang sisi-sisinya dibatasi titian. Dari titian itu tertambat beberapa bambu yang sudah terjalin rapi membentuk seperti rakit datar. Bambu yang dipakai adalah bambu berukuran sedang yang dijalin menggunakan rotan dam bamban. Bamban adalah tumbuhan yang tumbuh di daerah kalsel yang menghasilkan serat anyam-anyaman. Bamban biasanya digunakan untuk menganyam atap daun rumbia serta bakul-bakulan. Di tengah-tengah titian ada galah sepanjang enam meter.
"Satu rakit paling banyak cuman bisa dinaikin sama empat orang, jadi lima orang jika bapak yang nanti membantu mengemudikan rakit dihitung." Dewa menjelaskan.
"Kita sebelas orang, perlu tiga rakit. Per rakit kita bagi dua orang dari kita." Galih menunjuk para lelaki. "Trus sisanya masing-masing dibagi jadi dua-satu-dua ya ladies."
"212 kayak wiro sableng.hahaha" Aji ngakak.
"Ngomong-ngomong, gimana ngebaginya?"
"Kita bagi tim kayak tim Ninja Konoha tah?" Fery tersenyum usil.
"Gausah sebegitunya. Gausah cowo dua cewe dua gitu juga sie menurutku." Aku menyela. "Kenapa ga dibagi berdasarkan yang jago renang dan yang engga saja? Maksudku yang bisa dan jago renang dulu dibagi rata dulu, baru nanti sisanya ngikut. Kan belum tentu semua cowok bisa renang juga?"
"Bisa kok semuanya, kan?" Yang lain ngangguk-ngangguk. Iya juga, dari kemaren mereka semua nempel di air terus. Aku garuk-garuk kepala yang tidak gatal. Geli.
"Pfffttt... Yaudah deh. Kami yang cewek ngikut aja." Aku tertawa.
"Kita kan keluarga besar, gausah ngerasa canggung atau gimana." Galih menjawab. "Kan bisa saja nantinya jadi keluarga beneran. Malah bagus."
"Keluarga gimana maksudnya nie min?"Aji bertanya.
"Gitu tuh, ehem." Galih batuk-batuk. "Suami istri. Bwahahaha..." Galih ngakak.
"Mimin iiihhh. Tambah genit lho ya." Yaya memukul lengan Galih.
"Ayok siapa yang mau ikut aku mengarungi bahtera rumah tangga, eh salah... Maksudnya mengarungi sungai menggunakan rakit bambu?" Galih ngakak dan cepat-cepat kabur menuju ke tepi sungai menghindari pukulan gemas semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PretEnd
Mystery / ThrillerKamu pasti punya satu tempat yang membuatmu merasa bahwa kamu ada dan berharga. Tempat itu juga yang mempertemukanmu dengan beberapa orang yang entah bagaimana bisa membuatmu nyaman dan merasa dimengerti. Tempat yang bisa jadi realita walaupun semu...