Jiyeon mengenal Ayahnya pribadi yang penutup dan pendiam entah Jiyeon tak tau penyebab Ayahnya menutup dirinya. yang Jiyeon tau Ayahnya menjalani hidupnya tanpa warna Jiyeon tak pernah melihatnya tersenyum bahkan berbicara panjang saja tidak. Ayahnya hanya akan menjawab seperlunya saja. Jiyeon mempunyai Ayah tetapi seolah dirinya hidup sebatang kara itu lah alasan Jiyeon menjalani hari-hari nya tak penuh semangat. namun sekarang berkat gadis kecil yang ditemuinya ditaman membuat harinya penuh warna. Jiyeon seolah menemukan tujuan hidupnya."Ayah Jiyeon berangkat dulu." pamit Jiyeon pada Ayahnya, namun pria tua itu hanya mengangguk diam tak menanayakan dirinya akan pergi kemana. Jiyeon sudah biasa mendapat perlakuan seperti itu dari Ayahnya.
Dengan membawa kado hari ini Jiyeon berniat menghadiri perayaan Hari Ibu disekolah Myungji. Jiyeon sudah tak sabar menemui gadis cantik itu. dengan senyum mengembang Jiyeon berjalan menyusuri jalan yang sering kali ia lewati.
Acara sudah dimulai satu jam yang lalu. Myungji beserta teman-teman nya sedang bersiap untuk menampilkan penampilan mereka. para murid berjejer rapi diatas panggung bersiap untuk menampilkan penampilan terbaiknya.
namun tak ada senyum sedikit pun dari gadis kecil itu untuk memulai penampilannya. tak seperti temannya yang penuh senyuman Myungji sedih karna Ayahnya tak kunjung datang sedangkan penampilannya akan segera dimulai. dikursi wali murid hanya ada neneknya yang duduk memberi semangat padanya. Myungji sangat sedih melihat teman-temannya mendapat dukungan dari orangtuanya tetapi dirinya hanya neneknya yang datang mendukungnya.alunan musik dimulai para murid mulai bernyanyi dengan ceria Myungji pun mulai ikut bernyanyi seperti teman-teman nya.
Jiyeon berjalan dengan tergesa-gesa memasuki aula dimana acara Hari Ibu diadakan. Jiyeon fikir dirinya akan datang tepat waktu namun perkiraan nya salah. gara-gara ada kecelakaan membuat jalanan macet dan itu membuat bus yang ia tumpangi terjebak macet.
Myungji bernyanyi tak bersemangat. namun tiba-tiba orang yang sangat ia harap kan datang bersamaan membuat senyumnya seketika mengembang.
"MYUNGJI...!. " teriak Jiyeon dan Myungsoo secara bersamaan. Jiyeon maupun Myungsoo melihat satu sama lain. Myungsoo seketika membeku dari tempatnya berdiri melihat wanita yang memanggil nama putrinya. Jiyeon ingat dengan wajah pria disampingnya, ya pria itu Ayah Myungji. Jiyeon pernah melihat foto pria itu saat dirinya datang menjenguk Myungji.
Kini gadis itu bernyanyi dengan penuh keceriaan karna Ayah dan Ibunya datang untuk mendukungnya. sampai penampilannya selesai Myungji dan teman-teman nya berhasil menampilkan pertunjukan yang luar biasa. semua orang tua bertepuk tangan melihat anak-anak nya bernyanyi dengan suara begitu indah.
Myungji pun langsung menghampiri Ayahnya setelah pertunjukannya usai.
"Ayah... Myungji senang Ayah datang melihat penampilan Myungji. "
"Ayah juga bangga melihat putri Ayah yang cantik ini bernyanyi begitu bagus. " tak henti-hentinya Myungsoo mencium pipi putrinya yang kini digendong nya.
"Myungji juga senang bibi Jiyeon datang melihat Myungji bernyanyi. "
"Bibi datang karna ingin melihat Myungji bernyanyi, dan ini kado untuk penampilan Myungji yang sangat bagus. "
"Asikkk... Myungji dapat kado yeyyy.... " Jiyeon ikut tersenyum melihat kebahagian gadis yang sudah ia anggap putrinya sendiri. "
"Ayah ini bibi Jiyeon yang selama ini Myungji ceritain sama Ayah. " ucap Myungji yang kini menggelayut manja pada Jiyeon. "
"Park Jiyeon. Anda bisa memanggilku Jiyeon... " ucap Jiyeon memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangannya untuk berjabat.
"Ki-kim Myungsoo Ayah Myungji. " Myungsoo pun menerima uluran tangan Jiyeon, tiba-tiba jantungnya berdetak cepat. gadis dihadapannya benar-benar mirip mendiang istrinya. ternyata benar ucapan putri dan ibunya kalau gadis bernama Jiyeon miliki wajah yang begitu mirip dengan Jiyi.
"benar kan apa yang Ibu bilang padamu kalau Jiyeon sangat mirip dengan Jiyi. " ucapan Ny. Kim membuyarkan lamunan putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
" Ibu Untuk Myungji "
FanfictionMyungsoo seorang duda beranak satu, putrinya meminta seseorang yang baru dikenalnya untuk menjadi ibunya dikarenakan memiliki wajah yang sangat mirip dengan mendiang ibunya. Park Jiyeon gadis berumur 23 tahun hari-harinya tak ada yang spesial, hany...