3.

1.4K 188 18
                                    


Tak seperti biasanya Myungsoo pulang terlambat hari ini dia memutuskan untuk pulang lebih awal karena Putri kesayangannya yang sedang sakit membuatnya tak bisa berkonsentrasi atas pekerjaannya. Dirinya mengkhawatirkan putrinya yang masih belum pulih dari sakitnya. Jam sudah mununjukan pukul lima sore dengan kecepatan sedang Myungsoo mengendarai mobilnya menuju rumah sebelumnya Myungsoo mampir untuk membeli makanan kesukaan putrinya.

"Jadi apa Putri Ayah sudah baikan.?." ucap Myungsoo yang kini sudah duduk disisi ranjang putrinya. diusapnya pipi halus putrinya yang kini tersenyum kearahnya.

"Sudah... karna Myungji sudah minum obat dan makan masakan Ibu Myung-." gadis kecil itu menutup mulutnya tiba-tiba tak melanjutkan perkataannya. Myungsoo mengernyit keningnya mendengar perkataan putrinya yang terpotong. Myungji melirik neneknya untuk meminta pertolongan agar Ayahnya tak menanyakan perkataannya soal Jiyeon yang datang menjenguk nya.

"Apa kalian berdua berniat menyembunyikan sesuatu padaku.?. " selidik Myungsoo.

"Kita bicarakan masalah diluar. " Myungsoo dan Ny.Kim keluar dari kamar Myungji. kini mereka berdua duduk diruang keluarga tanpa Tn. Kim karna sudah tiga hari ini pria tua itu sedang berada dijepang.

"Kau mungkin tak akan percaya dengan apa yang Ibu katakan padamu. Tapi gadis itu Jiyeon benar-benar mirip dengan Jiyi Kim Myungsoo. Ibu tak bohong. Myungji benar kalau wanita yang dipanggilnya itu sangat mirip dengan Ibunya. "

"Ibu bertemu dengannya.?. "

"Ya. Dia sendiri datang menjenguk Myungji. dan ajaibnya demam Myungji langsung turun saat Jiyeon membuatkan makanan kesukaannya dan dia lah yang membujuk Myungji untuk meminum obatnya, kau tau sendiri kalau Myungji sangat susah untuk meminum obatnya, tapi dengan mudahnya Jiyeon membujuk putrimu hanya dengan kata sederhananya Myungji menurut meminum obatnya. "

"Sekarang waktunya minum obat sayang... Ibu janji akan ajak Myungji ke kebun binatang kalau Myungji sudah sembuh nanti." dan Myungji menurut dengan mudah meminum obatnya.

"Apa kau masih mau menyuruhnya untuk tak dekat Jiyeon.?. " Myungsoo tak bergeming dari tempat duduknya.

"Setidaknya kau biarkan mereka saling bertemu. Ibu tahu kau masih sangat mencintai Jiyi. tapi Ibu tak memintamu untuk menikah dengan Jiyeon Ibu hanya minta jangan buat Myungji sedih apalagi sampai sakit hanya karna kau membuatnya jauh dari wanita yang sudah ia anggap sebagai Ibunya. "

"Lalu apa yang harus aku lakukan bu.? Aku benar-benar tak tahu dengan situasi yang terjadi sekarang. aku terlalu takut kalau aku bertemu dengan wanita itu akan membuatku semakin mengingat Jiyi. "

"Kau hanya perlu ikuti kemauan putrimu. itu sudah lebih dari cukup. "

"Tapi Myungji meminta wanita itu sebagai Ibunya. dan itu berarti secara tak langsung Myungji memintaku menikahi wanita itu. sedangkan aku tak bisa menerima semudah itu, kau tahu diriku bu. "

"Ibu mengerti itu tapi fikirkan perkembangan putrimu sekarang. dia butuh sosok seorang Ibu saat dia tumbuh remaja nanti. kau tak bisa terus-menerus memaksakan egomu itu. Untuk sekarang kau masih bisa merawat putrimu tapi kesibukanmu akan semakin bertambah dan ibu tak mau Myungji hidup dalam kesepian. Ibu harap kau memikirkan ini baik-baik. setidaknya kau bertemu dengan Jiyeon untuk mengucapkan terimakasih padanya. "

Myungsoo duduk terdiam dengan memikirkan ucapan Ibunya benar-benar membuat kepalanya sakit. Dia sendiri saja bingung harus mengambil keputusan seperti apa. Jujur ada rasa ingin untuk melihat wanita yang mirip dengan mendiang istrinya seberapa mirip kah wanita itu dengan mendiang istrinya.
Myungsoo membuka laci mejanya diambilnya bingkai foto dirinya dengan Jiyi yang tersenyum manis. sekelebat kenangan masa lalunya dengan Jiyi yang waktu itu dirinya melamar Jiyi tepat saat gadis iti lulus dari bangku sekolah menengah atas bahkan dirinya saja baru menyelesaikan kuliahnya. Entah apa yang membuat Myungsoo seberani itu melamar gadis itu. namun bukannya mendapat persetujuan dari orangtua Jiyi Myungsoo malah mendapat penolakan mentah-mentah dari Ayah Jiyi saat itu. entah alasan apa yang membuat pria itu menolak dirinya yang melamar putrinya. Myungsoo tak menyerah begitu saja sampai pada akhirnya Jiyi menentang Ayahnya sendiri untuk menikah dengan Myungsoo.

" Ibu Untuk Myungji "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang