Kimmyra duduk merenung didepan jendela kamarnya. Malam ini baginya berbeda dengan malam sebelumnya. Ia merenung memikirkan permintaan papanya tadi. Angin malam seolah mendukung kegalauan Kimmyra, angin berhembus menusuk tulangnya.
Papanya meminta Kimmyra untuk menikah. Menikah? Tentu saja kata-kata itu terpikir jelas untuk Kimmy. Siapa wanita yang tidak ingin menikah? Memiliki suami tampan, bertanggung jawab dan menyayanginya jelas adalah salah satu cita-cita yang ia ingin capai. Mungkin jika tidak terlalu tampan ia masih bisa menerima laki-laki itu dan Kimmy hanya membutuhkan laki-laki yang bertanggung jawab dan mencintainya.
Apalagi pekerjaannya sebagai wedding organizer tentu saja banyak pernikahan yang telah ia tangani dan membuatnya iri lalu ingin cepat menyusul. Tapi sayangnya ia masih belum memiliki pasangan yang pas. Alasan itu juga yang ia berikan pada papanya.
Dengan mudah papanya memberikan calon untuknya. Kimmy tidak mengenal calon yang papanya berikan. Papanya hanya memberikan gambaran fisik jika laki-laki itu tampan, baik, kaya dan bertanggung jawab. Laki-laki itu adalah anak sahabat papa sendiri.
Kimmy merasa papanya sudah merancang semua dengan baik dan rapi seakan Kimmy akan menerima semua. Lalu dengan tegas papanya bilang, tetapi laki-laki itu akan menjadikan Kimmy istri kedua.
Hah, istri kedua? Yang benar saja. Darimana laki-laki bisa dibilang baik ketika ia berusaha memiliki istri kedua? Kimmy tau populasi wanita lebih banyak dibanding laki-laki dan banyak diluar sana laki-laki yang memiliki istri dua tapi bagi Kimmy untuk menjadi istri kedua bukan salah satu tujuan hidupnya.
Dengan tegas ia menolak usulan papanya itu lalu pergi ke kamar dan ya inilah yang Kimmy lakukan hanya duduk termenung disebelah jendela kamarnya yang terletak di lantai dua rumah ini.
Kimmy mendengar pintu kamarnya diketuk. Ia yakin itu papa atau mamanya. Kimmy diam di tempat dan tidak membuka, karna ia yakin nanti papa atau mamanya juga akan membuka pintu kamarnya.
Benar saja, papanya muncul dari balik kamar dan masuk.
Papa berdeham dan duduk dipinggir kasur milik Kimmy.
"Kim." Panggil papa. "Papa mau ngomong sebentar."
Kimmy dengan malas mendekat kearah papanya dan duduk disamping kursi sebelahnya.
"Kalau papa masih mau bahas itu, Kim nggak akan mau pa. Kim masih bisa mencari laki-laki yang mau menjadikan Kim istri pertama dan mencintai Kim tanpa terbagi."
"Papa minta maaf untuk itu sayang. Papa hanya ingin yang terbaik untuk kamu. Menurut papa nak Aby cocok untuk kamu."
"Pa, papa nggak buta kan? Dia udah punya istri dan papa bilang itu yang terbaik. Papa nggak mikirin perasaan istri pertamanya? Lagipula kenapa nggak Kak Ingka aja yang papa jodohin kalau dia baik? Kak Ingka kan lebih tua dari Kim dan belum menikah."
"Ingka sudah ada calon dan papa nggak mau ngerusak kebahagian kakak kamu."
Kimmy tersenyum sinis. "Bukan itu alasan papa. Alasan yang tepat adalah karna Kak Ingka anak kandung papa dan aku bukan!"
"Nggak ada hubungannya dengan semua itu Kim!"
Kimmy berdiri dan berbicara dengan emosi dengan papanya.
"Oke, kalau itu bisa ngebuat aku nggak hutang budi sama papa, aku bakal nikah! Bilang ke laki-laki itu aku setuju. Puas pa? sekarang papa bisa keluar dan tinggalin Kim. Kim nggak mau semakin emosi dan kita malah bertengkar." Dengan wajah berat, Kimmy melihat kearah papanya yang keluar dari kamarnya.
Papanya memang bukan papa kandung Kimmy. Bahkan mamanya juga. Mama kimmy adalah adik dari mama Kak Ingka. Mama sudah meninggal semenjak Kimmy berumur delapan tahun. Sedangkan papanya, ia tidak pernah mengenal papanya sama sekali meskipun umur Kimmy sudah mencapai 24 tahun.
Dulu sewaktu mamanya masih hidup, ia pernah bertanya siapa apanya dan dengan singkat mamanya bilang papanya orang kaya dan tidak menginginkan keberadaannya. Cukup sampai situ, Kimmy tidak pernah bertanya lagi sampai sekarang termasuk pada mama dan papanya yang sekarang.
Memang papa dan mamanya tidak pernah membedakan dirinya dan Ingka. Entah kenapa hari ini, ia merasakan dibedakan. Alasan papanya itu membuat dirinya sakit hati.
Kimmy berusaha menjadi anak yang baik dan penurut untuk mereka. Bagi Kimmy mereka adalah hal yang tidak bisa digantikan. Bahkan, Kimmy kuliah sambil bekerja agar ia tidak membebankan papanya itu. Meskipun papa bukan orang yang kekurangan bahkan menurut Kimmy, papanya masih mampu jika harus menguliahkan 10 anak lagi di Universitasnya. Kimmy akan melakukan apa saja untuk membuat papa dan mamanya bahagia tapi ternyata hal yang membuat papanya bahagia adalah mengharuskan dirinya menikah dan menjadi istri kedua.
Jika bisa, Kimmy ingin menjawab lebih baik dia hidup sendiri dan menjadi perawan tua dibanding harus menjadi istri kedua.
Kimmy tidak sanggup untuk melukai hati istri pertama dari laki-laki itu. Perempuan mana sih yang sanggup melihat suaminya menikah lagi? Kimmy yakin, ketika masih menjalin hubungan pacaran saja tidak mampu untuk dijadikan kedua apa lagi menikah?
Kimmy juga yakin ia tidak akan mampu untuk tidak cemburu dengan istri pertamanya.
Bagi Kimmy, menikah adalah hal sacral dan ia tidak ingin menikah sebagai bahan permainan. Ia hanya ingin menikah satu kali dan ia bertanggung jawab atas janjinya itu. Kimmy hanya ingin mencintai laki-laki yang akan menjadi suaminya seperti ia menyayangi tulang-tulang yang berada didalam tubuhnya. Ia ingin menjadikan suaminya itu tumpuan hidupnya dan bergantung pada suaminya. Menikah atas dasar tanpa cinta bukan ide yang bagus untuknya.
Kimmy menarik napas dalam dan merasa menyesal karna telah mengiyakan permintaan papanya itu. Harusnya ia tidak memutuskan sesuatu ketika hatinya sedang dipenuhi oleh emosi. Jika sudah begini apa yang harus ia lakukan?
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrolable Marriage
RomancePART SUDAH TIDAK LENGKAP Cetak ✔ Dreame ✔ 18+ Kimmyra dipaksa menikah dan menjadi istri kedua. Kimmyra tau populasi wanita di dunia memang lebih banyak dibanding laki-laki tapi ia tidak menyangka ia menjadi istri kedua. Nasibnya yang tidak mujur it...