UM - 3

76.9K 5.4K 74
                                    


Pertemuan Kimmy dengan Tante Aya berlangsung lancar meskipun beribu pertanyaan masih mengganggu pikiran Kimmy. Ia seperti harus berjalan diatas tali yang Kimmy sendiri tidak tau kuat atau tidak tali itu. Ragu-ragu.

Sebersit pikiran harusnya ia kabur saja seperti cerita novel atau film di televisi. Ketika Kimmy ingin memasukan baju kedalam kopernya muka papa dan mama yang tersenyum bahagia membuatnya mengurungkan niatnya untuk kabur.

Kimmy tau, ia harus balas budi terhadap papa dan mamanya yang sudah mau membesarkan Kimmy sampai sekarang, bekerja untuk Kimmy, merawat Kimmy ketika ia sakit dan lainnya. Yang Kimmy tidak bisa terima sampai sekarang kenapa untuk membuat papa dan mamanya bahagia hanya dengan pernikahannya. Bahkan ketika Ingka masuk Universitas Indonesia saja papa dan mama tidak sebahagia ini.

Papa dan mamanya jelas tau laki-laki yang bernama Aby itu sudah memiliki istri, tapi kenapa mama dan papa tetep kekeh menikahkan Kimmy? Semua pertanyaan yang berada diotak Kimmy membuatnya merasa ingin meledak. Tidak ada satupun yang terjawab sampai sekarang.

Kimmy masuk kedalam rumahnya, ini sudah hampir jam sepuluh malam. Kimmy harus menyelesaikan beberapa acara yang akan ia tinggal minggu depan. Pernikahannya hanya tinggal seminggu dan hari ini Kimmy lembur untuk menyelesaikannya.

"Kamu baru pulang Kim?" Tanya papa.

"Iya pa." Ucap Kimmy sambil melepas sepatunya.

"Tadi nak Aby kesini. Dia memberikan ini." papa memberikan kotak yang cukup besar untuk Kimmy.

"Apaan nih? Bom ya?"

"Ngarang aja, papa juga belum buka. Coba aja kamu buka."

Kimmy membuka kotak itu dengan hati-hati. Sepatu dan satu set perhiasan?

"Wah, ternyata si Aby perhatian juga sama kamu."

Kimmy memutar matanya, ini sih bukan perhatian tapi kewajiban.

"Pa, kok kita nggak ada acara lamaran gitu sih? Aku sampai sekarang belum pernah ketemu loh."

"Ha? Masa sih? Pas fitting baju bukannya ketemu? Tadi nak Aby udah mau nunggu kamu tapi jam 9 dia harus pulang."

"Nggak ketemu pas fitting baju. Aby gendut nggak?"

"Nggak tuh."

"Mukanya tua nggak? Nyambung diajak ngomong nggak? Matanya dua? Kakinya dua? Tangannya dua? Jarinya sepuluh? Telinganya nempel kan? Lobang hidungnya ada berapa?"

"Kim kamu coba deh jangan kebanyakan nonton. Papa sampe pusing deh sama kamu. Ingka lusa pulang kesini. Papa sengaja suruh dia lusa aja, tadinya mau hari ini Cuma biarin deh dia lusa aja. Biar dia nggak ikut pusing. Kan lagi mau akhir tahun, auditor suka banyak kerjaan."

Ingka memang bekerja di kota yang sama dengannya tapi Ingka lebih memilih tinggal sendiri di apartemen karna letaknya tidak jauh dari kantornya. Menjadi auditor membuatnya sering pulang larut.

Hari ini, hari pernikahan Kimmy. Semua orang berkumpul dan memberikan aura kebahagian kecuali Kimmy tentunya.

Kimmy sudah berada di kamar hotelnya dan sedang menunggu untuk dipanggil. Didalam hati Kimmy terbesit untuk kabur sekarang menurutnya masih cukup waktu apalagi hanya Ika yang menjaganya.

"Ka, apa gue kabur ya?" Tanya Kimmy asal.

"Ngaco lo! Ini udah tinggal dipanggil aja keluar jangan aneh-aneh deh. Eh, tapi suami lo ganteng loh."

Kimmy saja belum bertemu, Ika sudah lebih dulu melihat calon suaminya itu.

Ika membuyarkan lamunannya dan membawa Kimmy masuk kedalam ruang hall untuk pemberkataan.

Pernikahannya tidak bisa dibilang biasa saja tapi tidak bisa dibilang megah. Ya setidaknya sesuai dengan kemauan Kimmy.

Hiasan bunga berwarna putih dan gold terrancang rapi disekitar hall ini. Design dan semua yang terbaik yang Ika berikan untuknya. Ika memang mengerti kemauan Kimmy. Awalnya Ika sempat heran akan pernikahan Kimmy yang begitu terburu-buru karna yang ia tau Yefta sedang mendekati Kimmy beberapa bulan ini dan tiba-tiba Kimmy bilang akan menikah.

Kimmy memasuki ballroom dengan papa yang menggandeng tangannya. Papa yang merasakan dinginnya tangan Kimmy menggenggamnya erat.

"Pa, this is for you and mom. I love you pa."

Kimmy langsung merasakan papanya yang mencium keningnya dan membawanya masuk kedalam ballroom. Semua mata terpana melihat kecantikan Kimmy apalagi dipadukan dengan gaun pengantin yang kontras dengan warna kulitnya.

Tattoo bunga dibelakang punggung Kimmy terekspose dan itu sempat menjadi omelan panjang papanya karna Kimmy menatto punggungnya diam-diam.

Kimmy merasakan papa memberikan tangannya pada seseorang. Tangan besar nan hangat itu.

"Papa serahkan putri papa. Jaga baik-baik."

Kimmy merasa air matanya akan turun, untung saja niatan kabur ia lupakan jika ia akan membuat papanya kecewa. Kimmy merasa papanya menaruh harapan besar pada Kimmy.

Untuk pertama kalinya Kimmy melihat Aby. Laki-laki ini tidak seperti bayangannya. Tidak gendut, memiliki dua kaki, dua tangan, sepuluh jari, dua lubang hidung dan dua mata. Semua lengkap. Bahkan wajah tampannya itu terlalu sempurna untuk dinikmati. Rahangnya kokoh dan potongan rambutnya rapi membuat kesan Aby adalah laki-laki pecinta kebersihan. Wangi parfumnya bahkan tercium jelas oleh Kimmy.

Janji pernikahan sudah ia lafalkan dengan baik. Sekarang ia sah menjadi istri Aby. Istri kedua dari Aby. Mudah-mudahan ia tidak dihujat seperti artis yang menikah dengan suami satu grupnya.

Setelah itu, mereka langsung melakukan resepsi dimana orang-orang akan memberikan selamat dan berbasa basi. Kimmy memang biasa menggunakan heels yang cukup tinggi tapi ia tidak biasa membawa gaun yang berat ini. sekarang ia merasakan keluhan yang biasa pengantinnya keluhkan. Berat gaun, bulu mata yang membuat ngantuk dan lainnya.

Kimmy melihat kearah Aby yang tersenyum datar pada tamu-tamunya. Ya, tamu-tamu Abylah kebanyakan yang datang. Kimmy sendiri tidak mengundang banyak orang, pernikahan mendadaknya itu akan membuatnya jadi bahan gossip. Jadi ia lebih baik digosipkan sombong menikah tidak undang dibanding menikah tiba-tiba.

Kimmy masih tersenyum dan menerima uluran selamat padanya. Semua berjalan sesuai kehendaknya. Tidak ada wedding kiss, tidak ada pemotongan kue hanya ada wedding toss. Hari ini ia sangat mensyukuri dirinya sebagai wedding organizer. Ia bisa membuat seluruh acara sesuai yang ia mau.

Semua acara selesai, Kimmy memang diatur untuk menginap di hotel ini bersama Aby. Apa mereka akan ke kamar bertiga dengan istri pertamanya? Tapi, sampai sekarang Aby tidak melihat Wulan, bahkan ia tidak tau siapa Wulan dan keluarga Aby. Kimmy merasa dirinya terlalu cuek yang hanya memikirkan dirinya sendiri sampai ia tidak tau keluarga Aby. 

Uncontrolable MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang