Uncontrolable Marriage

UM - 4

Kimmy sudah berada disalah satu kamar hotel megah. Pernikahannya memang diselenggarakan pada pagi hari. Setelah pemberkatan mereka langsung digiring ke ballroom hotel untuk menghemat waktu, lagi-lagi itu rencana keluarga Aby bukan dirinya.

Karna pernikahan seakan terburu-buru sekarang ia harus berkerja sama dengan fotografer untuk mengambil foto pernikahan mereka.

Jika dipernikahan biasanya, didepan ballroom akan terpasang foto-foto pre-weeding pengantin, berbeda dengan pernikahan Kimmy. Semua hanya dihiasi dengan bunga saja. Tidak apa, Kimmy mengerti.

Kimmy dan Aby mulai bergaya sesuai dengan instruksi fotografer. Berinteraksi dengan Aby membuat Kimmy mengerti jika Aby itu adalah laki-laki yang dingin dan irit bicara berbeda dengannya yang suka sekali becanda. Bahkan ketika fotografer memberikan lelucon Aby sama sekali tidak tertawa meskipun hanya untuk membuat hati fotografer itu senang.

Dari semua sikap Aby, Kimmy tau jika Aby tidak suka atau tidak setuju dengan pernikahan ini.

Kimmy memanfaatkan waktu ketika Aby sedang keluar mengantar fotografer ke kamar mami. Mungkin sekarang Kimmy harus terbiasa memanggil tante Aya dengan sebutan mami.

Kimmy sudah gerah dan ingin cepat menghilangkan hair spray yang membuat rambutnya keras ini. Kimmy membersihkan diri dengan cepat sebelum Aby kembali ke kamar itu.

Pas setelah Kimmy keluar menggunakan baju tidur bergambar Hellokitty itu, Aby membuka pintu kamar.

Aby masuk tanpa menghiraukan Kimmy. Dengan sesuka hati juga Kimmy berbaring di kasur empuk itu.

Kimmy menyukai ruangan ini. Kamar hotelnya berada di lantai 62. Semua pemandangan rumah dibalik kaca jendela itu seperti rumah monopoli. Kimmy pernah masuk ke kamar ini bukan sebagai penyewa tetapi sebagai wedding organizer . Sejak masuk pertama kali ke kamar ini Kimmy sudah menyukai dan sekarang ia bisa menikmati.

Ditengah kasur terdapat handuk yang dihias bebek dengan hiasan kelopak bunga mawar, kamar ini memiliki kamar mandi yang hanya menggunakan kaca.

Kamar hotel ini juga memiliki pantry dan ruang tamu diluar dan dipisahkan oleh pintu, jadi itulah yang membuat Kimmy jatuh cinta dengan kamar ini.

"Kimmy." Suara dingin itu memanggil namanya. Kimmy merasa merinding mendengar suara itu memanggil namanya.

"Ya?"

"Apa kamu nggak mau bertanya sesuatu sama saya?"

"Hemm, banyak sih."

"Ini pertemuan pertama kita, maaf kalau sebelumnya saya tidak berusaha bertemu dengan kamu."

"Its oke. Hmm, sebelumnya boleh kita bicara tidak menggunakan saya? Terlalu formal."

"Oke. Aku mau minta maaf kalau kamu terjebak dipernikahan ini. Aku rasa, aku harus menjelaskan tentang keadaan yang terjadi." Kimmy mengangguk.

Kimmy mendengar helaan napas panjang dari Aby. "Pertama, aku mau minta maaf atas nama mami karna telah melibatkan kamu kedalam urusan pernikahan ini. Aku tau pasti kalau mami berhasil memaksa papa kamu untuk menyetujuinya." Lagi-lagi Kimmy mengangguk.

"Kedua, aku juga terpaksa menjalani pernikahan ini karna Wulan sakit." Ucap Aby pelan.

"Sakit?"

"Iya, Wulan mengidap Kanker stadium tiga. Sebelum aku menikahinya ia sudah memiliki penyakit itu. Jadi, mungkin kamu sudah tau mami memberikan syarat padaku boleh menikah dengan Wulan asalkan aku akan menikah lagi dengan wanita pilihan mami dan ternyata wanita itu kamu." Tidak ada kata-kata dari Kimmy. "Setahun lalu, dokter memprediksi jika semua alternative pengobatan Wulan sudah berhasil dan ternyata kanker itu kembali lagi dan memperburuk keadaan Wulan. Maka dari itu pernikahan ini Wulan yang minta."