MGW - 09

2.9K 201 35
                                    

"Oh.. baiklah. Akan kusiapkan semuanya segera. Trimakasih Kim Junsu-ssi"

Jimin, mengakhiri panggilan itu begitu selesai bicara. Masih dengan piyama tidurnya, ia berdiri dekat jendela kamarnya, menghadap ke arah luar menikmati gelapnya kota Seoul di pagi buta.

"Siapa yang menelepon pagi-pagi begini?"

Suara itu sukses membuatnya membalikkan tubuhnya, menghadap ke arah sumber suara di belakangnya. Lantas ia berjalan mendekat ke sisi ranjang tidurnya.

Yuju menanti jawaban suaminya sambil mengucek sedikit matanya yang masih terasa berat, dengan posisi duduk di ranjangnya.

"Rekan bisnis, ia meminta supaya aku datang ke Jeju untuk membicarakan kontrak". Jawab Jimin.

Heran. Yuju hanya tidak menyangka bahwa pembicaraan bisnis itu tak mengenal waktu. Lihat saja waktu baru menunjukkan pukul 4 pagi, tapi sudah ada saja pembicaraan bisnis..

Sampai ia mengira bahwa mungkin benar para pengusaha itu hanya punya waktu untuk bekerja..

"Jeju? Kapan?" Tanya Yuju.

"Hari ini" jawab Jimin pendek.

Yuju tak mampu untuk menanggapinya. Ia hanya ber oh ria dan menunjukkan wajah mengerti. Ya itulah kehidupan para bisnisman...

Tapi.. Sekali lagi. Heran yang dirasakan Yuju. Hari ini? Oh .. benarkah? Mereka baru saja menikah, mereka bahkan belum sempat menikmati waktu berdua...

Semalam saja mereka sudah terlalu capek untuk menghabiskan waktu bersama, bahkan hanya untuk sekedar berbincang..

Dan ini, apa? Ke Jeju? Hari ini?.. oh please..
Entah apa yang harus Yuju katakan...

Seolah mengerti apa yang dirasakan oleh istrinya, karena Yuju lama tidak merespon dan hanya larut dalam lamunannya.

Seulas senyum kecil menarik kedua sudut bibir Jimin.
"Bersiaplah, kita akan berangkat begitu matahari muncul"
Dicubitnya pipi Yuju lantas melangkah santai ke kamar mandi.

Arah mata Yuju mengikuti langkah kaki Jimin yang berjalan mengitari ranjangnya, mencoba mencerna kata-kata Jimin.

Yuju baru menyadarinya. Kita? Apa itu artinya mereka akan bersama-sama ke Jeju? Bukan hanya Jimin seorang?..

Tanpa disadari, ia tersenyum senang mendengarnya.

***

Eunha menjinjing beberapa kertas penting -sepertinya, dalam totebag dan beberapa map di tangannya, berjalan di sepanjang koridor kampusnya.

Langkahnya terhenti di depan pintu ruangan yang bertuliskan "Bagian Administrasi Umum". Ia mengetuk pintu itu perlahan, sebelum akhirnya masuk ke dalam.

"Selamat pagi" sapanya sambil membungkukkan kepala pada pegawai yang diketahui namanya melalui nametag yang terpasang rapi di jas sebelah kanannya. Lee Hyeri.

"Yaa ada yang bisa kami bantu?" Tanya pegawai itu.

"Boleh saya meminta undangan dan jadwal wisuda untuk fakulats Ekonomi?"

"Apakah anda sudah menyelesaikan semua administrasi yang berhubungan dengan ini, nona?" Tanya nya lagi.

"Iya, sudah. Ini bukti nya" Eunha menunjukkan beberapa berkas yang sekiranya diperlukan.

Pegawai itu mengamati dengan baik-baik.

"Tapi nona, kenapa ada dua nama disini?" Tanya pegawai itu heran.

"Ohh.. ini punya temanku. Dia memintaku untuk mengurusnya sekalian. Karna ia baru saja menikah. Dan anda tau kan gimana sibuknya orang setelah menikah?" Jawab Eunha sambil berbisik menggoda.

My Golden WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang