MGW - 10

2.6K 203 27
                                    

Indera pendengaran gadis itu masih dengan benar menangkap kerasnya musik di club malam, meski ia setengah sadar. Beberapa gelas minuman biru dengan aroma khasnya telah mampu membuatnya lupa sekejap akan dunianya.

Gadis itu, dengan balutan gaun hitam selutut dan bagian atas gaun yang memperlihatkan pundak putihnya, sudah duduk disana ber jam-jam lamanya. Tidak banyak yang ia lakukan, hanya sendirian dengan segala pikiran yang ada di kepalanya.

Ia kembali menenggak sisa minumannya, lantas pergi meninggalkan tempat itu, setelah sebelumnya menaruh beberapa lembar ribuan won di meja.

Langkahnya yang sempoyongan menuju sebuah mobil mewah yang terparkir di depannya..

Belum sempat ia membuka pintu mobilnya, ia sudah lebih dulu menjatuhkan dirinya dengan mata terpejam tak sadarkan diri, pingsan...

Hingga sebuah tangan kekar menahan tubuhnya agar tidak terjatuh..
Ia mencoba menyadarkan gadis itu dengan menggoyangkan tubuhnya...

"Kim Saeron"

Teriak lelaki itu. Ohh... ternyata ia mengenalnya..

Lelaki itu masih berusaha untuk membangunkan Saeron. Beberapa kali ia memanggil namanya...

"Saeron-ah.. Kim Saeron"

Namun usahanya sia-sia. Gadis itu masih enggan untuk sadar meski hanya untuk sekedar membuka mata.

Terpaksa, lelaki itu membopongnya untuk masuk ke dalam mobil Saeron... Ia harus segera membawanya pergi untuk istirahat.

***

Hotel Toscana, Jeju

"Mau menelepon siapa malam-malam begini?"

Pertanyaan itu berhasil mengalihkan pandangan Jimin ke arah sumber suara. Yuju masih menunggu jawaban Jimin dengan duduk disampingnya..

"Ohh.. aku mau menghubungi Ayah" jawab Jimin menggeser duduknya kesamping, memberi ruang untuk Yuju untuk ikut duduk di sofa itu...

Panggilan itu sudah tersambung. Ia mulai bercakap dengan ayahnya di telepon. Sambil sesekali memandang ke arah Yuju yang duduk di sampingnya, dengan sedikit senyuman kecil. Yuju sendiri penasaran dengan apa yang di obrolkan dua lelaki bermarga Park itu.

"Ayah..." panggil Jimin. Kali ini wajahnya menunjukkan serius. Yuju pun ikut memperhatikan baik-baik...

"Aku berhasil mendapat kontrak baru dengan investor dari Jeju. Proyek kita akan segera dimulai" ucapnya.

"Benarkah? Bagus Jimin-ah... kuharap kita tidak akan kehilangan investor lagi" ucap tuan Park dari seberang telepon.

"Aku tau ayah. Dia tidak seperti presdir Kim. Tenanglah. Ini murni bisnis, hanya untuk saling menguntungkan. Dan kau tau ayah, ternyata ia adalah pengusaha muda, dia bahkan masih lajang" jelas Jimin.

"Benarkah?? Yaa kuharap kalian bisa bekerja sama dengan baik. Semangat jiwa muda kalian pasti akan membuahkan hasil yang maksimal pula. Meski pengalaman belum banyak, namun karna semangat, ku yakin itu bisa menuntun kalian pada keberhasilan"

"Ya Ayah.. kuharap begitu" jawab Jimin

"Bagaimana liburan kalian? Kapan kalian akan kembali?"

Jimin tersenyum malu mendengarnya. Matanya mencuri pandang ke arah Yuju...

"Ayah... bahkan aku belum menikmati kebersamaan kami" jawab Jimin dengan pandangan nakalnya yang masih mengarah pada Yuju.

"Tenang saja Ayah.. kami akan segera kembali setelah kami menyelesaikan kewajiban kami" Jimin menutup teleponnya. Senyumnya masih mengembang indah di kedua sudut bibirnya...

My Golden WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang