"Ini konyol, padahal hanya dalam mimpi. Kenapa semua jadi begini."batinku sambil terus menangis.
Jantungku terus berdegup kencang dan air mataku mengalir deras. Suara isakanku terdengar semakin kencang. Kurasakan pandanganku semakin memudar dan
GELAP!!
-
Aku membuka mataku perlahan. Hal pertama yang kurasakan saat pertama kali terbangun adalah rasa empuk dan nyaman dari tempat aku tertidur.
Dengan secepat kilat aku langsung bangun dan terduduk. Aku memegang kepalaku yang masih terasa sakit. Aku bahkan dapat merasakan mataku yang masih sembab karena menangis.
Aku mengedarkan pandanganku kesekelilingku. Hal pertama yang kusadari saat aku memperhatikan sekelilingku adalah hampir semua benda diruangan ini berwarna kuning keemasan. Mulai dari tempat tidur, selimut, lampu, meja, lemari, kursi, jendela bahkan dinding ruangan inipun berwarna kuning keemasan.
"Apakah seperti inikah surga?"batinku keheranan
Aku baru saja hendak bangkit untuk menelusuri ruangan ini lebih jauh ketika sebuah suara langkah kaki menghampiri pendengaranku membuatku langsung kembali terbaring tidur.
-
Tap...tap...tap...
Suara langkah itu terdengar semakin dekat dan terhenti sejenak. Lalu terdengar suara derit pintu yang dibuka. Aku menahan nafasku. Kuakui aku sedikit berdebar. Berbagai pikiran aneh menghampiriku. Namun suara langkah kaki yang berjalan kearahku membuatku langsung terdiam aku berusaha terlihat seperti orang yang masih tertidur.
-
Aku dapat merasakan seseorang itu duduk dipinggir kasurku, aku bahkan dapat mendengar suara nafasnya yang tenang.
Deg...
Tubuhku menegang seketika ketika kurasakan sentuhan lembut didahiku. Buru-buru aku langsung menormalkan kembali tubuhku yang menegang. Aku tak ingin ia sadar kalau aku sudah terbangun.
Aku terdiam begitu juga dengan orang itu, untuk beberapa menit tak kurasakan ada gerakan darinya. Hingga hembusan nafas yang menerpa wajahku membuatku merasa tergelitik. Bibirku sedikit berkedut menahan senyum. Aku baru saja akan membuka mata kalau saja ia tidak mengeluarkan suara baritonnya yang masih menggema ditelingaku itu membuatku mengurungkan niatku.
"Kau menipuku. Bangunlah, atau kau akan mendapatkan hukuman."
Aku kembali menutup mataku. "Hukuman?hukuman apa?"batinku bertanya-tanya. Seingatku aku sudah mati dibunuh serigala besar itu. Apa sekarang aku masuk neraka?
Ucapannya selanjutnya membuat bulu kudukku berdiri."Hm, baiklah kalau kau mau bermain-main denganku."ucapnya.
Aku tetap diam, menimbang-nimbang apakah aku harus bangun atau tetap tertidur. Instingku menginginkanku tetap tidur namun ancamannya tadi terdengar akan benar-benar terjadi kalau aku melanggarnya.
Perlahan aku membuka mataku namun sesuatu yang kulihat didepan diwajahku membuatku terpaku.
-
Aku sekarang bertatapan dengannya. Seseorang dengan suara bariton yang kukira seorang malaikat neraka. Kami saling bertatapan lama. Matanya yang berwarna kuning keemasan membuatku teringat akan warna yang menghiasi ruangan ini. Menatap mata emasnya membuatku seolah tersihir masuk kedalamnya. Ia menatapku dingin dan aku membalasnya dengan senyuman kikuk. Tak lama kemudian ia memejamkan matanya dan mendekatkan wajahnya memanggut bibirku. Aku sontak terkejut lalu mendorong tubuhnya kasar hingga hampir terjatuh dari tempat tidurku.
Pria itu menatapku tak percaya dan marah? Entahlah aku tak tahu.
Aku yang ditatapnya merasa sangat gugup. Aku yakin wajahku memerah sekarang. Aku memegang bibirku.
"Apa yang kau lakukan?"tanyaku sedikit berteriak. Meski ia adalah malaikat tapi bukankan ini sudah keterlaluan?
Ia masih terdiam dengan wajah terkejutnya. Sementara aku menatapnya kesal. Dan oh, aku tak menyangka ia justru balas menatapku sambil tersenyum menyeringai.
"Kau"ujarnya sambil memegang bahuku. Secepat kilat aku langsung menepis tangannya kasar lalu menarik selimut menutupi tubuhku sampai leher.
"Jangan sentuh. Dasar malaikat tidak sopan, mesum, cabul!"cercaku geram.
Ia tertawa bahkan sampai terpingkal-pingkal. Sementara aku menatapnya bingung.
"Apa kau gila?"tanyaku
-
KokoroKuroe©
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Alpha - In a Dream - #COMPLETE
Hombres LoboMalam itu aku tertidur seperti biasa. Tidak ada hal aneh ataupun unik sebelumnya yang cukup untuk membuatku berpikir untuk memulai sebuah kisah tentang Werewolf. Kuakui sebelumnya aku memang sempat membaca cerita tentang Werewolf. Mungkin sekitar 5...