📍 Prologue

5.8K 418 11
                                    

Keep enjoying.

Happy reading.

Leave a vote and comment ok 😉

👣

Naruto berjalan kearah kaca besar dengan tinggi sekitar 2 meter yang berada di kamarnya. Kaca tersebut merupakan hadiah pemberian dari kakaknya ketika ia pindah ke apartemennya sekarang.

Ketika berada di depan kaca Naruto mengangkat kaus kebesaran yang ia kenakan hingga menampakkan perutnya dan hot pants jeans yang ia kenakan.

Naruto menyentuh perutnya dengan perasaan ragu yang sangat tinggi.

Lingkar perutnya bertambah, keram perut, tubuhnya mudah lelah, rasa logam seringkali ia rasakan di mulutnya tanpa sebab, payudaranya mengencang dan juga masa terakhir menstruasinya sekitar 18 minggu yang lalu dan itu artinya sudah sekitar 4 setengah bulan berlalu.

Naruto bukanlah wanita polos yang tidak mengerti apa yang sedang ia alami, tapi pertanyaannya adalah siapa pria yang menghamilinya?

No no no, bukan berarti ia adalah wanita murahan yang dengan mudahnya tidur dengan pria mana pun.

Hell no guys!

Ia bahkan baru melepaskan keperawanannya pada pria yang telah menghamilinya ini pada umurnya yang hampirlah 26 tahun. Masa dimana sebagian besar wanita seusianya tidaklah lagi perawan dan memiliki anak sekitar umur 5 tahunan.

Masalahnya ia sama sekali tidak mengenal laki-laki itu!

Naruto menepuk keningnya dengan telapak tangannya.

"Hebat kau Naruto," ucap Naruto pada dirinya sendiri.

Naruto pun melepaskan genggaman tangannya pada baju nya dan berjalan ke pantry miliknya.

Yang Naruto ingat hanyalah ia pergi ke bar seorang diri, mencoba menghibur dirinya sendiri, kemudian mabuk hanya dengan 2 gelas Vodka dan tertidur.

Ketika ia bangun kedua tangannya sudah terikat diatas kepalanya dan kedua matanya tertutup sebuah kain dan kemudian... Malam penuh desahan itu terjadi.

Hah~

Naruto menghela nafas.

Pria itu baru menyetubuhinya sekali -walau entah berapa ronde- dan buum! Kini ia hamil.

"Tokcer heh?" Ucap Naruto pada dirinya sendiri lagi, ia sedikit tersenyum dengan kata-kata yang ia ucapkan tapi tidak lama kemudian wajahnya muram.

Naruto mengusap wajahnya dengan telapak tangan kemudian tangannya kembali menyentuh perutnya.

"Maafkan mama ya nak. Jika sampai minggu depan mama tidak bisa menemukan papamu, mama terpaksa untuk mengugurkan mu. Mama masih butuh pekerjaan dan mama tidaklah sanggup untuk membesarkan seorang anak seorang diri," ucap Naruto sambil mengelus perutnya. Beberapa tetes air mata telah turun dari pelupuk matanya.

"Doakan saja supaya mama bisa dengan segera menemukan papamu, dan doakan saja jika papamu mau bekerja sama dengan mama untuk membesarkan kamu, setidaknya itulah harapan mama."

Tubuh Naruto merosot perlahan-lahan hingga akhirnya ia terduduk sendirian di pantry miliknya dengan penuh air mata membasahi pipinya.

.

.

Di revisi pada : Jawa barat, 13 Juni 2018

[Multichap] My New Life √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang