Bahaya

371 72 0
                                        

"kita harus bisa menemukan gadis sialan itu! Karena dia, perusahaan kita merugi besar! Seenaknya saja dia pergi begitu saja menelantarkan pekerjaan nya!!" produser Minseok terus saja melontarkan amarah-amarah kepada anak buah nya itu.

"team kita masih berusaha mencari nya bos" ucap salah satu anah buah itu takut-takut.

"bisakah pencarian itu dipercepat?!! Aku butuh model sekarang juga! Dan model yang cocok hanyalah Son Seungwan!! Aaarrgghhh awas saja sampai dia ketemu!!" pria itu mengacak rambutnya frustasi.

Para anak buah itu hanya bisa menghela nafas, lalu beranjak keluar dari ruangan bos nya itu.

"hei xiumin, ada apa dengan wajah mu ?" ucap pria tegap yang baru saja datang.

"namaku minseok dasar park sialan! Aku sedang frustasi untuk apa kau kemari?!"

Chanyeol, yang baru datang itu langsung menduduki sofa empuk diruangan itu dengan seenak jidatnya.
"frustasi karena apa hah?" tanya chanyeol enteng.

"karena model sialan Son Seungwan itu!!!" ucap minseok tak ada santai-santai nya.

"a-apa? memangnya ada apa dengannya?" alis chanyeol mengernyit.

"kau belum tau? Dia sudah 3 hari ini menghilang" jawab minseok.

Chanyeol tersentak.

'menghilang?'

"maksudmu menghilang bagaimana?"

"astaga kau ini benar benar ketinggalan berita ya? Dia sudah tak terlihat lagi, entah kemana perginya tapi ada yang melihat dia terakhir kali 3 hari lalu di sekitar myeongdong pada malam hari.. Entah itu benar dia atau bukan" jelas minseok.

Mata chanyeol sayu.

'jadi setelah kejadian itu, dia kabur menghilang begitu saja?'

—————————————————

"kau suka sekali ya dengan kacamata itu?" tanya yuta yang sedang menyetir sepedanya.

"kacamata ini? Aahh.. Aku hanya iseng saja" ucap wendy yang memegang pinggang yuta dari belakang.

Iya, mereka sedang menaiki sepeda bersama dengan yuta yang menjadi supir nya.

'sebenarnya, aku menggunakan kacamata ini sebagai penyamaranku' batin wendy.

Dia selalu melihat berita tentang menghilangnya dirinya di mana-mana. Di televisi supermarket, di koran pagi nenek yuta, bahkan sampai pembicaraan orang-orang disini selalu tentang dia! 

Wendy lelah. Wendy lelah menjadi terkenal. Katakan lah wendy tidak bersyukur atas pemberian tuhan, tapi serius, wendy benar-benar tidak tahan pada kehidupan artisnya itu.

"ehm.. Yuta?" panggil wendy pelan.

"apa?" yuta menyahut dengan masih fokus mengayuh.

"bagaimana jika sebenarnya aku ini bukanlah aku" ucap wendy.

"hah? Kau ini bicara apa?" yuta mendengus.

"ehm.. Ya.. Begitulah.. " wendy menatap sayu punggung yuta dihadapannya.

"apa kau sudah mulai mengingat sesuatu tentang dirimu?" tanya yuta sesekali menoleh ke wendy di belakangnya.

"ah tidak tidak, aku masih belum ingat semuanya" bohong wendy.

Ia takut jika yuta mengetahui kebohongannya, yuta akan marah dan meninggalkan nya begitu saja. Tidak, wendy tidak mau itu terjadi. Dia sudah sangat nyaman dengan yuta meskipun setiap malam dia harus tidur di sofa, tak apa, asal bersama yuta, wendy merasa hidup kembali.

Iya, Hanya Bersama Yuta.

————————————————

"aahh bagaimana ini.. Seungwan.. Angkat lah telepon ku" gadis bermata kucing itu terus saja mondar-mandir dengan ponsel ditelinganya.

Seulgi terus saja mengkhawatirkan sahabatnya itu—entahlah sahabat atau bukan. Dari kemarin dia terus saja berusaha menghubungi Seungwan. Tapi hasilnya nihil. Jelas lah kan Seungwan—wendy itu tidak membawa ponselnya sejak tinggal bersama yuta!

Dia menyesal melakukan itu. Melakukan hal terlaknat bahkan bersama dengan pria yang disukai sahabatnya sendiri. Seulgi merasa gagal menjadi manusia. Dia menyayangi Chanyeol, tapi dia lebih menyayangi Seungwan, bahkan sudah menganggapnya saudara. Tapi mengapa malam itu dia sangatlah kejam? Entahlah, Seulgi sudah tak tahan bila mengingat itu lagi.

Dia sungguh menyesal. Bahkan dia mulai membenci seorang Park Chanyeol. Entahlah.

"seul, apa yang kau lakukan?" suara berat itu menghentikan acara mondar-mandir seulgi.

Seulgi menengok.

Ia menghela nafasnya kasar.

"bukan urusanmu" jawabnya dingin dan langsung beranjak pergi.

Tapi se-onggok tangan besar menahan lengannya.

"aku tau kau mengkhawatirkan seungwan, jadi jangan lah menjauh dariku, sebaiknya kita bekerja sama mencari nya" ucap nya.

Seulgi menatap kedua mata pemilik tangan besar itu.

'dia serius' batinnya.

"baiklah chanyeol, kali ini kita lupakan kejadian itu, dan bantu aku mencari Seungwan" ucapnya.

Chanyeol menganggukan kepala nya pelan.

"baiklah"




Sementara di lantai 7 gedung agensi.

"apa? Di bonceng seorang pemuda? Yang benar saja?!" ucap Minseok dengan seseorang di seberang telepon.
"kau yakin tidak salah lihat? Bagaimana bisa Seungwan memakai kaca mata bulat dan aahh apa tadi, dibonceng pemuda?? Aahh itu pasti bukan seungwan?!" pria itu meremas ponsel ditelinganya.

"baiklah jika kau yakin itu dia, cepat bawa paksa dia kemari!! Dengan cara keras sekalipun tak apa!" Minseok menyeringai.

Beep!   Telepon mati.

'kenapa kau melakukan ini dasar gadis bodoh!' batinnya.





Son Wendy, I Love You!  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang