catatan cinta seorang muslimah.

jangan larut dalam kesedihan.

Merasa jenuh dan penat menghadapi hidup yang membuat letih.
Berkawan dengan air mata setiap harinya.
Menanggung ribuan masalah yang terus menjejali jiwa.
.
Semakin bertambahnya usia, keadaan semakin memaksa.
Memaksa untuk menjadi seorang manusia sepenuhnya.
Untuk bisa melawan egoisme seorang hamba.
Yang sejatinya akan terus menerus mengoyak dan membara.
.
Mungkin kita pernah merasa sendiri.
Menganggap diri paling menderita.
Tak pernah ada orang yang ingin mendekati.
Bahkan tak akan ada yang mengetahui bagaimana rasanya.
Mungkin kita pernah merasa tersakiti.
Karena kebohongan dan kebencian.
Karena dendam dan amarah.
Karena lelah dan letih.
Atau karena sesuatu yang mungkin kita tak bisa mengerti...
.
Lalu kita ambil jalan pintas untuk melampiaskan.
Dengan nada-nada yang indah dan syahdu untuk didengarkan.
Sembari meneteskan air mata dan mengulang-ulang kesedihan.
Sambil menghitung detik-detik masa yang terlewatkan dan menyisakan kegalauan.
Itukah yang kita lakukan?
.
Tapi apakah kita pernah coba untuk menengadah?
Membuatkan ruang kosong untuk hati yang sedang membara merah.
Hanya untuk berdekatan dengan Sang Maha Kuasa.
Ya, kita lalai. Kita lupa.
Padahal Dia selalu hadir di setiap penat hambaNya,
Selalu mendengar di setiap doa insanNya.
Betapa naif diri kita tentang kesedihan yang berlarut tanpa mengingatNya.
.
Bukankah telah jelas, Allah memerintahkan kita..
".... hanya dengan mengingatKu (Allah) hati menjadi tenteram....” (QS ar-Ra’du:28).
Tapi mengapa kita begitu picik untuk menyelesaikannya sendiri.
Mengapa selalu lari menuju dunia yang penuh dengan ambisi.
.
Jangan pernah merasa sendiri.
Karena Allah selalu menemani.
Jangan terlarut dalam kesedihan.
Cukuplah kau curahkan segalanya pada Dia.
Biarlah Dia yang menyaksikan dan mendengar.
Tiap bait munnajahmu, tiap ruas jemari tengadahmu.
Karena Dia selalu ada, dekatilah Dia.
Kau akan merasa tenang, karena Dialah Allah Azza Wa Jalla.