Blood Sweat and Tears [END]

Prolog

Aku Min Yoongi, berusia 24 tahun yang dipenjara karena membunuh banyak orang dalam satu malam dan aku tak peduli akan hal itu. Aku benar-benar berhati dingin tanpa rasa belas kasih yang kecil sekalipun sebutir debu.

BLOOD SWEAT AND TEARS

Author : Anomalee22

Genre :
Sadism, Crime, Thriller, Romance, etc.

Cast :
Min Yoongi, Lee ( Min ) Jihoon, Kim Namjoon and OC.

Warning :
Typo(s), BoyxBoy, Yaoi, Violence, adegan berdarah(?) etc.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

"Yoongi hyung, ada yang ingin bertemu denganmu."

Aku menoleh pada adikku satu-satunya, Min Jihoon.

"Siapa?"

Aku tahu Jihoon selalu bergetar jika berbicara padaku, aura milikku yang didominasi rasa mencekam yang terlalu gelap untuknya memang seperti mimpi buruk. Banyak yang berkata begitu dan aku benar-benar tak peduli.

"N-namjoon hyung."

Bagus untuk apa brengsek itu datang kemari hah?

Namjoon, 3 tahun yang lalu melukaiku dengan menjadikan diriku pelampiasan sesaatnya dari Seokjin yang membuatnya patah hati. Kini datang lagi setelah sebulan yang lalu mencoba menemuiku dengan gencar, namun aku tak pernah menganggapnya ada.

Aku tak suka padanya murni bukan karena aku dijadikan pelampiasan, tapi karena dia sangat kurang ajar pada orang lain dan aku tidak menyukainya dengan sangat.

"Kau tidak pergi ke rumah Soonyoung?"

"A-aku rasa nanti malam hyung. A-ada apa?"

"Tidak ada, aku akan pergi bersama Namjoon hari ini. Jaga dirimu, jangan lupa kunci pintu rumah ya. Kusarankan menginap."

Aku mengambil jaket kulit berwarna hitam di gantungan pintu, dan aku berjalan menemui mantan kekasihku yang tinggi itu, dia tidak berubah. Tetap menawan dengan seringai yang selalu terpasang di bibir berhias dimple itu.

"Ada apa?"

"Tawaranku tetap sama, pergi berkencan denganku?"

Aku tak menanggapinya, ekspresiku tetap datar. Aku kemudian melangkah meninggalkannya menuju parkiran apartemen yang memang terletak di belakang apartemen, mencari mobilnya yang sudah kuhapal di luar kepala, menunggunya membuka kunci agar aku dapat memasukinya.

"Wow aku sangat senang akan responmu Yoon."

"Shut up! Buka saja."

Dia membuka pintu mobilnya dengan mempersilakan aku masuk lebih dulu, aku tanpa rasa ragu masuk dan menunggunya menjalankan mobil berwarna merah menyalanya.

Ocehan yang tidak ku anggap penting itu mengalir dengan lancar dari bibirnya, tapi aku tak peduli otakku sudah menyusun rencana yang baik agar dapat membuatnya jera dari dunia playboy miliknya.