awalnya

10.7K 487 13
                                    

Aku menatap nanar sebuah kotak hadiah di hadapanku. Aku mengamatinya secara mendalam. Aku masih belum bisa membukanya.  Ini memang hadiah untukku. Tapi aku tak kuat untuk membukanya. Aku terlalu takut. Aku takut aku akan menangis sejadi jadinya seperti hari itu. Hari dimana dia meninggal. Hari dimana ia berlari kearahku sambil memegang bunga mawar dan kotak ini. hari dimana aku melihat badannya terkapar dibahu jalan dengan darah yg melumuri wajah dan tubuhnya. Hari dimana, aku melihat dirinya tertabrak sebuah mobil yg sedang melaju kencang dari sisi kananya. Aku melihatnya. Aku melihat dirinya yg tergeletak tak berdaya dibahu jalan. Aku masih tak kuat jika aku mengingat hal itu terjadi.

Tes

Tes

Air mataku selalu jatuh tanpa kusuruh dan kuhendaki. Padahal ini sudah seminggu setelah hal itu terjadi. Pandanganku beralih pada bunga mawar yg ada disebelahnya. Pandanganku semakin kabur. Semuanya terlihat blur dimataku. Hanya ada sedikit warna merah yg terlihat.

Tok tok tok

Aku menoleh kearah pintu. Suara itu terdegar jelas dari pintu kamarku. Mungkin itu ibu.

"ini ibu, krystal"

Aku segera menyeka air mataku. Aku harus bersikap tegar. Meskipun aku tak yakin aku bisa melakukannya. Aku tak mau eomma khawatir terhadap diriku.

"masuk saja. Aku tak menguncinya"

Aku mendengar ibu membuka kenop pintunya. Aku juga mendengar deru jalannya yg mendekat kearahku. Ayolah. Aku harus ceria sekarang. Aku mencoba menampilkan senyum terbaikku. Menahan sekuat tenaga air mata yg mungkin akan keluar tiba tiba nantinya. Aku tak ingin ibu melihatku menangis seperti ini. aku tak ingin membuatnya bersedih.

"Ibu tahu kau masih belum mengikhlaskannya" ucap ibu sambil memegang bahuku dari belakang. Aku menoleh dengan senyuman ceriaku. Tapi aku tak bisa mengendalikan air mataku yg langsung memburamkan mataku

"haha aku sudah mengikhlaskannya ibu. Sungguh" jawabku berbohong. Air mataku jatuh begitu saja. Dan kuyakin ibu melihatnya. Aku tertawa untuk menghindari tatapan ibu "ahhhhh mataku kemasukan debu. Rasanya sangat perih.hahaha" ucapku berbohong lagi. Aku tertawa tapi anehnya aku menangis. Aku mengusap pinggiran mataku agar aku terlihat seperti sedang kemasukan debu.

Ibu hanya tersenyum gusar. Mimik wajahnya menampakkan kekhawatiran yg mendalam padaku. Maafkan aku ibu.  Aku harus berbohong padamu. Aku menatap dalam matanya. Sepertinya matanya mulai memerah.

Aku berbalik kearahnya. Tanganku memegang tangannya. "Ibu, kenapa? Apa kau sakit? Huh?" kini aku berdiri dihadapannya "bu, kalau kau sakit, kau harusnya istirahat" ucapku sambil memegang tangannya erat. Air matanya turun lebih deras

"maaf" ucapnya singkat sambil menundukkan kepalanya. Kurasa ia menjatuhkan air matanya lagi

Pertahananku runtuh begitu saja ketika melihat ibu menangis. Tanpa sadar, bulir air mata itu langsung jatuh kepipiku. Aku terdiam sesaat. aku tahu mengapa ibu menangis.  Maafkan aku. Aku memang sedang kacau sekarang. 

"aku hanya kemasukkan debu. Ini bukan salah ibu" ucapku berbohong lagi. Air mataku tambah deras. Aku melepas genggaman tangannya. Ia mendongakkan wajahnya

"maaf ibu  tak bisa membantumu kali ini. Ibu  hanya bisa menguatkanmu dari belakang." Ucapnya sambil menatap kearahku. Pandanganku agak kabur tapi aku bisa melhatnya.

Aku menangis lebih kencang lagi. semakin kencang semakin kencang dan semakin kencang. Rasanya tubuhku melemas. butuh beberapa menit untuk aku siap berbicara pada ibu. Rasanya seperti aku membutuhkan berjuta juta pasukan untuk mengatakannya.

"ini bukan salah ibu. Maaf aku sudah membuatmu khawatir. Aku tak akan mengulanginya." Janjiku.

"baiklah. Ibu mau ke kamar. Cobalah untuk mengikhlasannya, krystal. Tidak baik jika kau terus menangis seperti tadi. Ku yakin dia pasti juga sedih jika melihatmu seperti ini. berjanjilah pada ibu." Pinta ibu padaku sambil menyeka air mata yg terjatuh di pipi indahnya

Bahkan ibu sampai sekhawatir ini padaku?

Aku hanya mengangguk. Kemudian Ia mengelus rambutku sebentar sebelum ia pergi ke kamarnya. Apa aku sekacau ini? hingga ibu benar benar khawatir terhadapku? Tapi, Aku tak kuat menahan rasa sedih didalam hatiku. Rasanya begitu sakit. Aku masih belum percaya semua ini terjadi. Bagaimana? Bagaimana bisa ini semua terjadi? aku tak bisa menahan semua rasa ini sehun. Tolong Bantu aku. Mengapa kau meninggalkanku bodoh? Hah? Aku tak sanggup kehilanganmu. Sungguh. Aku bisa gila karena ini semua.

Kuhapus air mataku untuk kesekian kalinya. Aku mendesah berat. Baiklah. Aku akan berusaha untuk kuat. Maafkan aku sehun. Aku harusnya tidak begini. Benar kata inu. Pasti kau juga sedih kan melihatku begini kam? Aku merindukanmu.  Aku akan menemuimu besok sehun.

Tak ada hal yg ingin kulakukan selain untuk beristirahat. Aku tak memiliki nafsu makan sekarang. aku hanya ingin tidur. Dan mungkin saja sehun akan datang menghampiriku. Aku pun menarik selimut kesayanganku lalu pergi menuju alam bawah sadarku.

•••••

hohohoho gimana gimana? comment donggg. biar ada masukkan. keep voting ya guys.. soalnya penting nih. maaf kalo part 1nya sedikit. nanti dibanyakin deh. next part semoga bisa diupload besok yaa. salam hangat

the memories (sehun fanfict).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang