mawar yang merekah

3.4K 247 4
                                    

3 hari telah berlalu. Semenjak hari itu, ibu sering manasehatiku untuk mengikhlaskan kepergian sehun. Dan sekarang aku sudah bisa sedikit mengikhlaskannya. Terkadang sebelum tidur, ketika aku mengingatnya, aku menangis sendirian dikegelapan kamarku. Namun, tak separah seperti dulu. Selama 3 hari, aku juga membantu ibu  merawat tanaman mawarku. Perkataan penjual itu benar. Tanaman mawar itu merekah tepat hari ini. ketika tadi pagi aku hendak menyiramnya, aku terkejut karena semua bunya sudah merekah. Warnanya yg merah merona membuatku bahagia sekaligus menangis. Bukan menangis karena bunganya, tapi aku menangis karena orang yg menanamnya bersamaku, sehun. Aku kembali mengingatnya. Mengingat semua tentang dirinya selalu sukses membuatku menitihkan airmataku.

"krystal" ucap ibu yg kudengar dari arah belakangku "ahh cantiknya. Apa benar benar sudah merekah?" tambahnya. aku yakin ia telah melihat mawarnya

"Iya bu. Cantikkan?" ucapku dengangan tersenyum. Tapi mungkin ibu tak melihat senyumanku karena aku membelakanginya sekarang.

"apa kau menangis?" tanyanya sambil memegang bahuku.

Aku menarik nafas dalam dalam dan berbalik arah menghadap kearah inu. Aku tersenyum. Menampakkan sebuah senyuman saat hati sedang rapuh memanglah sangat sulit. Aku bisa mengatakannya karena aku sedang melakukannya sekarang. hatiku begitu rapuh namun aku tidak ingin menampakkanya dihadapan sosok yg sangat ku cintai ini. Sudah cukup banyak penderitaan ibu yg terjadi di dunia ini. aku tak mau melihatnya lebih menderita lagi. Apalagi ini hanya karena ketidak ikhlasanku untuk melepaskan sehun. Ibu hanya terpaku melihatku. Begitu juga denganku ketika melihat kearahnya selain sambil tersenyum.

"Bu, bolehkah aku menangis dihadapanmu untuk satu kali ini saja?" aku menangis ketika mengatakannya. Aku tak kuat menahan air mata yg mendesakku untuk menurunkan mereka. Aku menunduk saat menjatuhkan air mataku membiarkan seluruh air mataku jatuh. Setelah itu kudongakkan kembali kepalaku kearah ibu. "hanya untuk kali ini saja. Aku janji. Setelah ini aku tak akan pernah menangis lagi dihadapanmu. Aku janji" mohonku pada ibu.

Ibu langsung memelukku. Pelukannya terasa begitu hangat dan erat. Terakhir kali ia memelukku seperti ini ketika ayah pergi meninggalkan kami berdua. pelukannya selalu menenangkan diriku. Tapi entah mengapa rasanya kali ini berbeda. Pelukannya tak mampu menenangkan diriku lagi. Aku malah terus menangis dipelukannya. Bertambah kencang seiring aku memeluknya

"sayang, kalau kau ingin menangis di depan ibu. menangislah. tak apa apa. Ibu tak pernah merasa terbebani dengan itu semua. Malah ibu terbebani akan dirimu yg selalu memendam rasa sedih mu sayang. Ibu khawatir akan dirimu yg selelu menangis sendirian di malam hari. Ibu tahu semuanya nak. Ibu tahu semuanya. Mulai sekarang, jika kau mau menangis, menangislah. Jangan pernah kau pendam itu semua"

Bahkan ibu tahu kalau aku sering mangis dimalam hari?

"Maafkan aku, bu. Maafkan aku. aku seharusnya tidak bersikap kekanak kanakan seperti ini." sesalku sambil menangis. Ibu mengelus punggungku dengan pelan

•••••

tunggu part selanjutnya. tunjukkan apresiasi kalian ya guys, terimakasih......................

the memories (sehun fanfict).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang