9th Chapter [The Truth Is To Hurt]

4.5K 453 31
                                    

PERHATIAN : Sebaiknya membaca fanfiction ini dengan hati yang tenang. Tidak terburu-buru agar lebih mengerti setiap kalimat yang merupakan penjelasan inti dari cerita.

Happy Reading

***

.

.

Ketika Jongin terbangun dari tidur pagi ini, Jongin tidak mendapati Kyungsoo di sampingnya. Lantas Jongin pergi ke dapur berniat mencari keberadaan wanita itu setelah sebelumnya, aroma harum dari makanan terasa menggelitik indra penciumannya. Namun sayang, sesampainya di dapur, Jongin hanya dihadapkan pada beberapa makanan yang sudah tersaji di atas meja makan. Asapnya masih terlihat mengepul dan ketika Jongin mendekat, Jongin melihat sebuah kertas kecil berwarna kuning tergeletak di sisi mangkuk sup.

Satu tangan Jongin meraih kertas itu, mendekatkannya ke wajah lalu Ia membaca dalam hati sederet kata yang tertulis di sana.

'Selamat pagi, Jongin-ah. Apa ini pertama kalinya? Kau tidak mengigau semalam. Kau terlihat tidur dengan nyenyak.'

Jongin menatap kertas itu lekat-lekat. "Lalu bagaimana denganmu?"gumamnya pelan. "Apa kau juga tidur dengan nyenyak semalam? Apa kau mimpi indah semalam?"ada jeda sejenak sebelum Jongin kembali melanjutkan. "Sepertiku."

Jongin mungkin tidak sadar bahwa hampir sepanjang malam, Kyungsoo seperti tak lelah memandangi wajahnya. Memastikan Jongin agar tidur dengan nyaman. Memastikan tubuh Jongin agar tetap hangat dengan balutan selimut. Memastikan agar hal-hal buruk sekecil apapun tidak menghampiri pria itu hingga Kyungsoo tertidur beberapa jam sebelum akhirnya matahari muncul dari ufuk timur.

Ya, Jongin mungkin tidak menyadari. Bagaimana Kyungsoo dengan sepenuh hati berusaha untuk tetap menjaganya.

'Maaf tidak membangunkanmu terlebih dahulu, aku hanya tidak ingin mengganggu tidurmu. Pagi ini ada pekerjaan yang harus kulakukan jadi aku harus pergi. Dan makanan ini, kuharap kau menikmatinya. Kim Jongin, sampai jumpa."

Selesai membaca pesan yang Kyungsoo tulis padanya, Jongin menurunkan kembali tangannya, kemudian memandangi beberapa makanan di atas meja itu dengan tatapan terkesan menerawang. Berbagai perasaan bercampur di dalam hati Jongin saat Ia membayangkan bagaimana wanita itu harus pergi pagi-pagi sekali hanya untuk mendapatkan bahan makanan, lalu memasak sebelum akhirnya pergi meninggalkan apartemen ini.

Jongin menunduk, memperhatikan kertas yang masih berada di tangannya, lalu mengelusnya dengan lembut seraya bergumam dalam hati. "Kyungsoo-ya.."

***

Kyungsoo memberhentikan mobilnya di depan sebuah bangunan yang merupakan klinik praktik seorang psikiater. Setelah memandangi bangunan itu dari balik kaca mobil selama beberapa saat, Kyungsoo kemudian turun dari mobil, memperhatikan sekitar sejenak, kemudian melangkahkan kakinya dengan pasti menuju pintu, lalu masuk.

"Selamat pagi, Nona. Ada yang bisa saya bantu?"

Kyungsoo menghampiri meja resepsionis. "Aku ingin bertemu dengan dokter Kim."

Resepsionis wanita itu tersenyum ramah pada Kyungsoo. "Baiklah, silahkan ikut denganku."lalu Ia menuntun langkah Kyungsoo dan membawa Kyungsoo berhenti di depan sebuah ruangan. "Kebetulan dokter Kim sedang tidak ada tamu hari ini. Silahkan masuk."katanya mempersilahkan.

Kyungsoo mengangguk kecil. "Hm. Terima kasih."

Resepsionis wanita itu kemudian pergi, meninggalkan Kyungsoo yang kini memperhatikan pintu itu lekat-lekat. Setelah menghembuskan napas yang terdengar jelas, Kyungsoo kemudian mengetuk pintu dengan satu tangannya, ketika terdengar sahutan dari dalam ruangan, Kyungsoo langsung menyentuh kenop pintu, dan memutarnya.

HEAL ME [REMAKE] END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang