"Nah, Alicia, kita sudah sampai. Selamat datang di sekolah sihir," kata Stella.
Pintu gerbang terbuka sendiri begitu kami akan masuk. "Wow, aku tak menyangka ada tempat seperti ini," gumamku sambil melangkah masuk.
Sekolah sihir sangat luas dan berbentuk seperti kastil. Menurut penjelasan mereka, sekolah sihir memiliki 6 bangunan yang saling terhubung dengan jembatan dan 1 bangunan yang letaknya terpisah. Keenam bangunan membentuk sebuah lingkaran dengan taman dalam sebagai pusatnya.
Bangunan itu terdiri atas 1 bangunan utama yang terletak di depan tengah, 2 gedung pembelajaran yang terletak di kanan-kiri gedung utama, 1 asrama putri di kanan belakang, 1 asrama putra di kiri belakang, 1 asrama guru di antara asrama siswa, dan 1 bangunan cadangan yang letaknya agak jauh.
Kami turun dari unicorn yang kami tumpangi dan mereka berjalan menuju bangunan cadangan, disana juga terdapat kandang kuda. Kami berjalan menuju bangunan utama dan aku memasuki ruangan kepala sekolah, Miss Elizabeth.
Tok tok tok
"Masuk," terdengar suara dari dalam.
Aku membuka pintu dan melihat seorang wanita yang tampak anggun dan berwibawa. Dia terlihat berusia sekitar 25-30 tahun.
"Kau pasti Alicia Charlotte Finnegan dari bumi."
"Ya, darimana kau mengenalku?"
"Oh, nanti kau akan tahu," jawabnya dengan gaya misterius.
"Apa kau yang mengundangku kemari? Kenapa? Aku ingin pulang."
"Ya, karena suatu alasan yang tidak bisa kujelaskan saat ini. Kau juga tidak bisa pulang kecuali-"
"Kecuali apa?" potongku.
"Kecuali dengan syarat."
"Akan aku lakukan apapun itu."
"Bersekolahlah disini dan kemudian kalahkan Lux."
Aku terbelalak. Siapa Lux itu? Seenaknya saja menyuruhku mengalahkannya.
"Siapa Lux?"
"Dia penyihir jahat yang menginginkan kekuasaan."
"Kenapa kau tidak mengalahkannya sendiri saja?"
"Sudahlah, jangan banyak tanya. Kau mau penuhi syaratnya atau tidak?" tanyanya dengan penuh penekanan pada setiap katanya.
"Tidak."
"Jadi, kau tidak mau pulang?"
Aku menggeleng, "aku mau pulang.""Penuhi syaratnya."
Aku hanya mengangguk pasrah. Kuharap, aku dapat segera mengalahkannya dan pulang.
Miss Elizabeth menyerahkan segulung perkamen yang dia ambil dari laci mejanya. "Ini jadwal dan nomor kamarmu."
"Terima kasih. Bagaimana dengan keperluan sehari-hariku? Aku tidak membawa apapun kemari."
"Masalah makanan dan pakaian tidak usah kau pikirkan, semuanya sudah tersedia di asrama."
"Baiklah, ngomong-ngomong ini adalah sekolah sihir, sementara aku manusia biasa, jadi bagaimana aku dapat belajar sihir?"
"Siapa bilang kau adalah manusia biasa? Kau diundang kesini, artinya kau penyihir dan memiki kekuatan sihir." jelasnya.
"Kenapa aku bisa memiliki kekuatan sihir?"
"Sudah kubilang, jangan banyak tanya. Nanti juga kau akan tahu sendiri. Lebih baik, laksanakan saja tugasmu. Stella dan Arriane akan mengantarmu bekeliling nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alicia in the School of Magic
Fantasy[Fantasy-Adventure] [HIATUS] Surat misterius itu diletakkan begitu saja di depan rumahmu. Dikirimkan bersama dengan sebuah kalung untukmu. Rasa penasaran yang kian memuncak membuatmu buta. Tanpa berpikir panjang, kau memakainya. Membawamu ke sebuah...