Lips | 4

0 0 0
                                    

"Ingat! Pukul 6 kau harus sampai di apartment ku!"

👄👄👄👄

Christina berjalan mondar-mandir di lantai kamar apartment nya. Ia memikirkan cara agar ia bisa mewawancarai Twan dan segera menyelesaikan proyek gila ini. Tapi, Bagaimana bertemu dengannya? Bukankah saat itu tidak sengaja? Apa Ia harus ke London? Tidak-tidak, itu terlalu jauh. Sedangkan Twan saja ada di Berlin. Aku harus segera mewawancarinya sebelum ia kembali.

"Ah, Bagaimana ini ya tuhan?" Tanya frustasi sambil memegang kepalanya dan menatap langit kamarnya.

"Satu-satu jalan berdoa supaya aku bertemu dengan dia di Berlin tidak sengaja." Pikirnya.

"Tapi, bagaimana jika kemarin itu yang terakhir? Lalu sekarang ia sudah kembali." Eluhnya frustasi.

Bagaimana ini? Minggu depan sudah harus dicetak dan diedarkan. Belum mengeditnya. Mengajukan ke mrs. Fernand. Membawa ke Tim percetakan. Aduh, benar-benar gila.

Ia meloncat ke atas tempat tidur lalu mengambil selimutnya dan menata bantal dan gulingnya lalu ia pergi bermimpi. "Ya tuhan, bantu aku bertemu dengannya di Berlin dalam 3 hari ini." Doanya sebelum ia benar-benar pergi ke alam mimpinya.

👄👄👄👄

Kring!

"Jam sialan gangguin gue tidur!" Pekik Christina mematikan sambil mendengus sebal. Ia menguap dan melempar selimutnya dari tubuhnya lalu berjalan menuju kamar mandi.

Ia membasuh wajahnya di westafel. Setelah sadar ia mengamati wajahnya di depan cermin dan bergumam. "Kapan doaku dijabah?"

Ia berjalan ke bilik shower dan membuka baju tidurnya. Ia membuang baju tidurnya di keranjang pakaian kotor dan mulai menyalakan shower air hangat. Setiap pagi memang ini ritualnya mandi pagi dengan air hangat lalu sorenya berendam dengan air jasmine. Bukan air mawar. Alasannya karena ia ingin harumnya berbeda.

Setelah selesai mandi, ia berjalan kearah dapur dengan menggunakan jubah mandinya dan membuat sereal paginya.

Ia berjalan ke kamar dengan meneteng sereal di tangan kanan dan menaruhkan di meja belajarnya. Lalu ia duduk di kursi dan menghidupkan laptopnya mencari informasi terbaru.

Para readers pasti bertanya kenapa nggak ganti baju menghabiskan sereal lalu pergi bekerja? Karena hari ini hari Sabtu, dan Kristina mendapat shift siang sekitar pukul 11. Jadi, sekarang ini ia menyicil mengerjakan pekerjaannya dan nanti sore ia bisa pergi berbelanja dengan Lauren.

Christina dengan lincah mencari informasi-informasi yang belum ia dapat tentang Twan. Seperti sejarah pendiriannya, pemimpin utama-sekarang, keunggulannya dalam segala bidang, bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain, dan semacamnya.

Hampir seluruh informasi yang ia dapat. Ia harus segera mewawancarai si pemilik nama Twan untuk mengklarifikasikan informasi yang ia dapat.

"Ya tuhan, cepat jabah doaku. Biar cepat selesai tugasku, cepat selesai juga bonus dicairkan."

Christina berdoa sambil terus mengamati tulisan-tulisan yang tertera di layar laptopnya. Setelah hampir semua informasi telah tersusun rapi di ms.word, ia menyimpan dan mengcopy di flashdisk miliknya dan mematikan laptopnya.

Ia meraih gelas serealnya dan menghabiskan. Lalu ia meletakkan kembali ke atas meja. Christina berdiri mendorong kursi kebelakang dan berjalan ke almari pakaiannya. Ia memilih-milih pakaian yang ia kenakan saat ini.

"Nah, ini lebih baik." Ia menutup pintunya dengan tangan kirinya memegang sebuah pakaian satu stel yang digunakan bekerja hari ini.

Walaupun ia bekerja pukul 11 pagi menjelang siang, ia harus tetap pergi dari apartment nya ini. Ia harus bertemu dengan si Twan yang menyebalkan dimana pun itu. Kalo perlu ia akan berkeliling Berlin untuk bertemu si Twan yang menyebalkan.

👄👄👄👄


Pukul 9 lebih empat, Christina duduk di sebuah restoran dimana di restoran tersebut ia bertemu dengan Twan. Ia memesan makan dan minum untuk mengisi perut karetnya yang kosong.

Setelah 6 menit menunggu, ia memakan semua apa yang ia pesan. Selesai makan pun ia tetap duduk di sana berharap si Twan muncul.

Sampai pukul 10.40, orang yang diharapkan tak kunjung muncul akhirnya Christina pergi dari restoran tersebut dengan berat hati.

Drt.. Drrt..

Merasa sesuatu bergetar di tas slempangannya, ia merogoh dan mencari benda tersebut.

"Hello?"

"Kau shift siang? Bagaimana ajakan ku nanti sore? Kau bisa?"

Christina menghela nafas pelan mendengar pertanyaan Lauren dari seberang sana.

"Iya, aku shift siang dan sepertinya aku harus lembur. Aku harus mengerjakan projekku dan bertemu dengan seseorang. Jadi.. Maafkan Aku." Sedih Christina sambil berjalan mencari taxi.

"Oh, ayolah, Christi. Ku harap kau berpikir dua kali untuk ajakanku. Ini sebuah pesta yang amazing. Kau akan kecewa jika tidak mengiyakan."

Christina melambaikan tangan memberhentikan sebuah taxi. Ketika taxi berhenti di depannya, ia membuka pintu penumpang lalu menaikinya.

"Entah lah aku tidak tahu." Christina memberitahu alamat pekerjaannya pada supir taxi.

"Pesta ini akan dimulai pukul 7 sore. Ku harap kau pulang cepat dan membatalkan lemburmu hari ini." Ujar Lauren membujuk Kristina terus-terusan.

"Akan ku usahakan. Ah.. Aku pusing memikirkan projekku ini, mungkin kau benar aku harus menghadiri pestamu itu untuk menghilangkan kejenuhanku sesaat." Ujar Christina sambil memandang jalanan dari kaca sebelahnya.

"Lady, kau sangat pintar mengambil keputusan. Ku tunggu kau di apartment ku, ya. Lalu Kita Berangkat bersama. Don't be late." Lauren senang mendengar keputusan Kristina.

"Oke, see ya." Ujar Christina sebelum mengakhiri pembicaraan telephonnya.

"Ingat! Pukul 6 kau harus sampai di apartment ku!" Seru Lauren. Christina mengangguk mengiyakan lalu mematikan panggilan telephonnya.

Tbc.

Your LipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang