Lips | 5

0 0 0
                                    

"Kau yang menggodaku dan mengajakku di sini. Maka, ayo kita bermain di taman ini. PENUH DENGAN NIKMAT."

👄👄👄👄

Suasana di dalam mobil cukup hening. Tidak ada satupun diantara mereka yang ingin membuka pembicaraan. Sampai mobil mereka berhenti di lampu merah, Lauren akhirnya membuka pembicaraan.

"Hey! Apaan sih lo? Diem mulu dari tadi." Cibir Lauren sambil memicingkan matanya menatap Christina yang duduk di sampingnya.

"Nggak, gue lagi malas ngomong aja." Ujar Christina dingin.

"Awas aja! sampek lo di pesta lo cerewet gue cipok bibir lo." Christina menatap Lauren menjijikan dan menaik-turunkan kedua bahunya.

Mobil mereka pun kembali berjalan saat lampu berwarna hijau. Lauren mengegas mobilnya dengan kecepatan 90km/jam. Tidak sampai 15 menit, Mobil mereka sampai di pekarangan villa yang di tuju.

"Untung tadi gue cepet bawa mobilnya. Jam tujuh kurang aja, udah serame gini?" Ujar Lauren setelah membuka pintu mobilnya mengamati villa yang mengadakan pesta penuh dengan orang.

"Pestanya siapa sih? Kok latarnya di villa?" Tanya Christina ikut mengamati villa tersebut.

"Reunian." Ujar Lauren datar dan pergi meninggalkan Christina di parkiran mobil dengan ekspresi terkejut.

"Gila ya lo! Lo ngajak gue di reunian sekolah lo?! Lo nggak punya pasangan terus ngajak gue kan?! Aduh! Kenapa lo nggak ngajak sohib lo si Tommy sih. Kenapa harus gue? Entar lo dikira lesbi karena ngajak gue, gimana?!"
Oceh Christina sambil setengah berlari di belakang Lauren.

Lauren tidak memperdulikan ocehan Christina dan terus berjalan di kerumunan orang. Hampir sampai di depan panggung, ia berhenti dan menyapa teman-temannya.

Hampir 30 menit, Ia mengobrol dengan teman-teman kantornya dulu sampai ia melupakan kehadiran Christina. Saat ia mengingat si Tikus Putih yaitu julukan Christina dari Lauren, baru ia sadar dan mencarinya berkeliling villa.

👄👄👄👄

Disisi lain, saat ia kehilangan jejak sahabatnya ia berdiam diri di tengah-tengah pesta seperti orang bodoh. Sampai ada waitress, yang membawa nampan yang terdapat gelas cantik yang berisikan wine di atasnya, ia mengambilnya dan meminum satu tetes air wine sampai empat tetes, akhirnya ia berhenti meminumnya dan memegang gelasnya erat-erat.

"Hi, lady! Kau sendirian?" Tanya pria asing yang datang menghampiri Christina dan meraba pinggulnya kanannya.

"Engh.." Christina berusaha melepaskan tangan kekar yang meraba pinggul kanannya.

"Jangan mendesah, baby! Acara belum dimulai. Jika sudah dimulai, kita bisa naik dilantai atas dan menikmati indahnya malam ini, BERSAMAKU." Bisik pria asing di telinga kiri Christina sambil menggigit daun telinga Christina.

"Emh.." Christina berusaha melepaskan dirinya dari pria asing tersebut. Namun, lagi-lagi desahan dari bibirnya yang keluar. Christina sebal, pasti pria asing ini memikirkan bahwa ia senang dengan kehadirannya.

Pria itu tidak lagi menggigit tapi menjilat daun telinga Kristina lalu turun ke leher jenjang milik Christina.

Christina meletakkan gelas yang ia bawa di meja terdekat lalu mendorong dada bidang pria asing tersebut dengan kedua tangannya. Sorot kesal dari manik mata Christina saat mendorong dada bidang tersebut lalu berlari pergi dari pria asing tersebut.

Your LipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang