#10 Heartbeat

6.3K 370 3
                                    

"Jadi pengen punya adek kecil!"

"Ini tuh namanya pengalihan!"

"Apa ini yang dinamakan..."

💗💕💖

Author POV

Beberapa hari yang lalu adalah hari kelulusan Alsha dan Theo. Mereka sudah tahu nilainya dan berencana akan mendaftarkan diri ke Belvity Highschool. Karena memang nilai mereka cukup untuk masuk kesana.

Sahabat Alsha juga ingin bersekolah disana. Dan untungnya nilai mereka kejar-kejaran, tetapi sama-sama bagus dan cukup untuk masuk ke sekolah itu.

Mereka sudah diberitahu jadwal tes masuk Belvity Highschool. Jadi, mereka bisa mempersiapkan diri untuk tes itu. Atau setidaknya mereka bisa menyiapkan mental untuk mengikuti tes tersebut.

Hampir setiap hari Alsha menyempatkan belajar untuk mempersiapkan tes masuk. Walaupun ia belajar hanya sebentar, setidaknya ia belajar.

"Loh? Kok gak ada jawabannya? Apa gue salah ngitung ya?" tanya Alsha kepada dirinya sendiri.

Ia bingung dan mencoba menghitung kembali jawaban dari soal yang dikerjakannya. Tetapi, hasilnya tetap sama. Ia mengerutkan keningnya kesal.

"Tetep gak ada!" seru Alsha sambil melempar pensilnya ke meja dengan kesal.

"Ini gimana sih?!" protes Alsha.

"Apa jangan-jangan gue yang gak bisa ngitung?" tanya Alsha panik.

"Ya tuhan! Kalo gue kayak gini, gimana gue bisa masuk sekolah kakak gue?!"

"Duh, gimana dong? Aaaaa...." rengek Alsha.

Ia menggigit bibirnya gelisah. Tetapi tiba-tiba muncul lampu terang diatas kepalanya. Ia membuka kunci jawaban dari buku soal-soalnya.

"Kenapa gak kepikiran daritadi buka kunci jawaban?" gumamnya geregetan.

Saat membuka kunci jawaban, matanya menelusuri nomor yang dicarinya. "Ketemu!"

Alsha menyocokkan jawabannya dengan jawaban yang ada di kunci jawaban. Ia mengerutkan keningnya lagi, tetapi setelah itu ia menunjukkan ekspresi datar.

"Pantes! Orang jawabannya aja emang gak ada!"

"Arrggghhh! Bisa botak guee..." teriak Alsha frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

Dengan kesal, Alsha menutup kunci jawaban dan bukunya. Lalu ia beranjak ke kasur—tak lupa mematikan lampu. Ia mencoba untuk tertidur dengan memeluk boneka kesayangannya, yaitu boneka The Penguin of Madagascar yang kowalski. Alsha tertidur.

--+--

Pagi harinya, Alsha terbangun karena suara alarm di kamarnya yang sengaja ia setel akhir-akhir ini. Untuk memastikan ia akan terbangun sebelum ia dibangunkan orang tuanya ataupun kakak-kakaknya.

Ia melihat jam di nakas, jam itu menunjukkan pukul 04.30. Waktunya shalat Subuh. Pikir Alsha.

Ia bergerak untuk mengambil air wudhu dan segera shalat. Selesai shalat, ia berdoa kepada yang diatas agar ia, Theo, dan teman-temannya dilancarkan dalam tes masuk Belvity Highschool.

Setelah itu, Alsha berdiri dan menatap teman jadi-jadiannya satu persatu.

"Skipper. Apa menurut lo gue bisa masuk Belvity? Apa tampang-tampang kayak gue bisa masuk sana?" tanya Alsha kepada boneka penguin miliknya.

ProtectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang