2. panggilan

95 6 0
                                    

13 april 2042 jam 00:30

Mabes medan mengontak armada utara untuk berpatroli di tempat terjadi nya kontak kemarin sore. Tiga kapal keluar dari pelabuhan; KRI MUSI II, KRI MUSI III, dan KRI BUKIT BARISAN

"bolak-balik aja terus, tadi disuruh balik, abis itu patroli lagi" keluh dadang pada abk lain. Ia baru saja dibangun kan saat kapal berangkat "namanya juga lagi siaga dang, nikmatin aja lah" saut perwira yg lain

Pukul 01:26...

artara(armada utara) ke mabes. Artara ke mabes. Barat daya aman. Barat aman. Barat laut dalam proses.

"Siap siap kita kembali ke pelabuhan, setelah KRI MUSI II kembali dari barat laut" komando Gilang dari deck atas.

KRI MUSI II meluncur ke arah barat laut menyelesaikan daerah patroli terakhir, awal nya hanya laut hitam legam yg memantulkan lampu kapal yg terlihat. Namun, 2 km dari perbatasan terlihat lampu-lampu terang dari kapal lain. Sepertinya masih rombongan NATO, KRI MUSI II melakukan kontak radio kembali, dan setelah dikonfirmasi mereka mendapatkan bahwa datang lagi kapal dari PBB satuan gabungan dari berbagai negara. Berita segera disalurkan ke kapten Gilang dan diteruskan ke mabes

Pukul 03:04

Artara diputar haluan menelusuri garis perbatasan, perintah tersebut turun langsung ketika mabes menerima pesan tentang kapal PBB

"Kapten, kok belum balik ke pangkalan?"

"Perintah baru dari mabes! Disuruh patroli garis perbatasan sampai daerah arsura (armada sumatra) habis itu kita lego jangkar dulu di padang sambil nunggu komando dari mabes!"

"Siap ndan!"

Juru kemudi segera mengarahkan kapal ke selatan, diikuti KRI lain.

selang 1 jam terlihat lampu dan bendera yg tidak asing, merek langsung disambut dgn satuan perusak arsura. KRI CEMPAKA IV memberi kode agar konvoi artara mengikuti mereka, segera setelah bergabung dgn armada utama arsura mereka langsung menuju padang. Satu persatu kapal masuk alur pelabuhan, ternyata bagian luar sudah dipasangi rantau, kejutan luar biasa yg mengagetkan rombongan artara.

"Kapten! Pesan dari KRI CEMPAKA IV ikut gerak kapal didepan! Jangan belok-belok, soal nya sudah diranjau"

"Yasudah ikutin kata mereka! Terus hubungi sisa artara untuk siaga!"

"Mereka sudah disini pak!"
sembari perwira radio menunjuk KRI KARIMATA sedang bersandar di pelabuhan, KRI BENGKULU juga berada di dry dock di samping KRI NEW SRIWIJAYA. Gilang segera keluar ruang kemudi meneropong kapal di pelabuhan, terlihat jelas bendera khas artara di tiang nya, dengan warna hijau biru dan garis merah ditengah.

"Lah, nggak ngomong-ngomong udah pada disini"

"Kata mereka perintah langsung dari mabes"

"Kalau begitu kita tambat di belakang KARIMATA biar mudah koordinasi kalau ada apa apa" kata Gilang kepada juru kemudi

Setelah melewati alur ranjau kapal segera merapat, kapten Gilang turun dan melangkah menuju KRI KARIMATA. Begitu naik ia menuju ruang radio

"pagi semua!"

"Pagi kapten!"

"Apa kata mabes tadi sama kalian saat disuruh kesini?"

"Kondisi siaga 1, armada barat sumatera kumpul di padang! Makanya kami langsung layar kesini jam 2 tadi"

"Ada info lain?"

"Kapten dikembali kan ke komando arsura mengawal kapal induk, itu saja info tambahan nya. Kami disuruh memberitahu karena mabes sedang sibuk mengontak kapal lain"

"Baik kalau begitu! Saya mau sholat subuh dulu di pelabuhan kalau ada yg mau sekalian biar barengan ke masjid nya"

Kemudian Gilang keluar kapal diikuti beberapa abk yg membawa kopiah dan sarung

Masjid terlihat penuh, karena para perwira dan abk dari seluruh armada barat sumatera sedang berada disana

"Ramai juga ya masjidnya biasa nya cuma perwira dari markas pelabuhan doank"
Kata letnan Ariz

"Ini mah gak kebagian jemaah pertama" letnan Dadang menyambung

"Kita nunggu kloter kedua aja, wudhu dulu tapi..."

"Emang pesawat pake kloter segala"

Semua tertawa mendengar nya, Gilang hanya tersenyum melihat tingkah para perwira yg sempat menjadi bawahan nya

Pukul 06:18 markas laut padang

Kebanyakan para pelaut sedang sarapan di kapal masing masing, mereka membuat yg paling mudah; nasi goreng. sedang kan para perwira yg berpangkat tinggi dan menengah dipanggil ke markas untuk sarapan bersama. Terlihat dua layar proyektor besar di depan ruangan, sepertinya untuk rapat besar, atau ada pengumuman.

Gilang duduk dengan tiga perwira lain, kolonel Bagus atasan Gilang di arsura, kapten tirto teman sepangkat dari arlata, dan teman berlayarnya letnan dua Dadang. Gilang dan dadang sebenar nya teman satu kampung, Dadang sudah menganggap Gilang kakak nya di kapal. Gilang melihat sekeliling... masih satu kursi tersisa di sebelah kapten tirto, kebanyakan perwira tinggi masih belum bergabung untuk sarapan, mungkin sedang rapat pikir Gilang. Tiba-tiba dari arah pintu aula makan sebuah suara memanggil

"Woy Gilang!!" Sambil menampakkan senyum tanda senang. Rupanya Togar juga dipanggil ke padang

"Selamat pagi pak!" Saut Togar kepada kolonel Bagus yg lebih tinggi pangkatnya ketika akan duduk di kursi kosong tersebut

"Mayor Togar izin untuk duduk!"

"Silahkan, monggo"

Kolonel Bagus terlihat santai hari ini, padahal ia biasa nya sangat tegas. Apalagi jika sedang on board di kapal nya.

"Terimakasih pak!" Togar langsung duduk dan bicara ke Gilang "hey lang, tadi kau kutélpon ndak kau angkat-angkat. Kemana kau?"

"Lah? Masa sih?"

Ia langsung merogoh koceknya satu persatu

"Kan kamu tinggal di kabin tadi abis balikin sarung" kata dadang melihat Gilang kebingungan

"Oiya lupa, maaf pak mayor Togar, saya khilaf... hehe" Gilang tersenyum

"Yasudah kau push up lima kali lah"

Gilang segera turun ke lantai, dan push up lima kali. Walau pun teman seangkatannya ya mau gimana lagi, namanya juga lebih tinggi pangkatnya si Togar

Togar senang bisa mengerjai teman lamanya itu, setelah bangkit dan kembali duduk Gilang langsung menyisir rambutnya yg berantakan

"Halah nyisir-nyisir, mandi juga belum" kata Togar sambil memberantakin rambut Gilang yg sudah disisir.

Para perwira tinggi laksamana pertama dan selanjutnya masuk ruangan, termasuk diantaranya Panglima armada barat sumatera Laksamana Guntur Adi. Sepertinya mereka sudah sarapan karena terlihat memegang tisu bekas lap mulut. Saat mereka masuk kebanyakan perwira menengah sudah selesai sarapan.

"Disini akan ada pengumuman penting jadi mohon dengar dengan seksama...."

K.R.I ANUMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang