WITH U "Pertemuan"

1.5K 119 5
                                    

Part.1

"Ah... Hujan" pria bermata merah itu menadahkan tangan nya keluar, padahal dia harus membeli bahan makanan yang sudah habis di kulkas .
Dia mengambil payungnya dan segera bergegas ke supermarket membeli segala kebutuhannya lalu pulang kembali kerumah , namun di tengah jalan pulang dia melihat seseorang duduk menyembunyikan kepalanya dan menekuknya di antara lutut dan dadanya

"Hei, kau" panggilnya pelan , kemudian yang dia panggil pun mengangkatkan kepalanya.
"Deg" jantung pria bermata merah tersebut berdetak keras setelah melihat wajah orang yang dia panggil.
'Seorang perempuan?!' Batinnya bergumam saat dia melihat sesosok orang berambut pirang panjang bermata biru dengan wajah yang juga sangat mulus dan cantik.

"Kenapa kau hujan-hujanan disini, pulanglah kerumah orang tuamu pasti menunggu" ujarnya bukannya mendapat jawaban orang itu malah menatapnya terus membuat 'Raizel' pria bermata merah itu salah tingkah.

"Pakailah ini, rumahku sudah dekat pulanglah karena keluargamu..." Rai hendak menyodorkan payungnya namun orang itu akhirnya angkat suara

"Aku tidak punya keluarga, aku tidak punya rumah" jawabnya, Rai berpikir pasti dia kabur dari rumah.
" ya sudahlah, aku cuma bisa memberimu payung ini, segera cari tempatmu berlindung sebelum kau mati kedinginan" dan Raizel pun kembali melangkahkan kakinya menuju rumahnya.

Diluar dugaan, orang berambut pirang itu pun mengambil payung tersebut dan berlari mengejar Raizel Dan memakaikan payungnya kearah Raizel. Orang yang memberikannya payung padahal Raizel sangat tinggi dibanding dirinya

"Hmm?!" Rai melirik ke belakang mata mereka bertemu, kemudian muncul ide iseng Rai ingin mengerjainya. Dia melangkah lebih cepat lalu di kejar dan di payungi lagi, lebih cepat lagi dikejar lagi begitulah sampai akhirnya mereka tiba di rumahnya.

Akhirnya Raizel pun mau tidak mau mengajak masuk si pirang yang namanya siapapun tidak ia ketahui.
Dia menyuruhnya masuk dan mandi, memberinya sepasang baju karena bajunya tadi basah karena hujan-hujanan bersama Raizel.

"Ini dosa namanya, membawanya pulang karena dia masih anak dibawah umur" Rai menggaruk kepalanya yang tak gatal

"Kriet..." Pintu kamar mandi pun terbuka Rai dapat melihat sepasang kaki mulus keluar dari sana, jantungnya berdetak tidak karuan
"Ini tidak baik, tidak baik" ujarnya tampak bergumam tidak jelas namun terdengar jelas di telinga orang itu.

"Apanya yang tidak baik?" Ujarnya
Raizel memberanikan diri mengangkat kepalanya dan menatap wajah tamunya itu, dilihatnya si pirang itu bajunya tidak dikancing dengan benar sehingga tampaklah dadanya yang menunjukkan bahwa dirinya bukanlah seorang perempuan.

"Oh laki-laki" ujar Rai pelan lumayan kecewa, ya iyalah laki-laki dadanya saja rata begitu.

"Oh ya, bajumu sedang aku cuci, nanti setelah kering kau boleh pulang"

"Aku bilang aku tidak punya rumah, lagi pula kau kan sudah memungutku dan Sekarang aku kedinginan dan capek, aku mau tidur" ujar si pirang itu kemudian kurang ajar tidur di ranjang Raizel.

" Hei, pirang.... kau tak bisa seenaknya sana seperti ini....."

"Frankenstein, itu namaku siapa namamu?" ujarnya lalu memejamkan mata di bawah selimut tebal milik Raizel

"Aku Raizel, kau tak bisa seenaknya sana begini ini tidak benar" namanya Frankenstein sudah tertidur dan mendengkur sedikit

"Hah? Dia sudah tidur? Huft, ya sudahlah... Aku izinkan dia malam ini
Besok dia sudah harus angkat kaki dari sini.

To be Continue

With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang