Tak Terduga

376 37 6
                                    

" Raizel"

Seseorang memanggilnya membuat siempunya nama pun melirik ke arah suara yang memanggilnya.

'Buk...' satu pukulan mendarat sukses dipipi Raizel, satu pukulan tiba-tiba tentu saja mengejutkan orang yang terkena pukulan keras itu.

" Lazark, apa-apaan kau" ujar Raizel sembari menahan rasa sakit akibat apa yang baru saja menimpa dirinya.

" kau yang apa-apaan, selama ini aku cukup menahan rasa ingin membunuhmu karena ada Frankenstein" Mata Lazark tampak menyala.

"Apa salahku?"

" kau tanya apa salahmu? Coba kau lihat wajahmu itu di cermin agar kau sadar kesalahanmu" Lazark nampak emosi berbicara dengan nada tinggi.

" aku tidak merasa melakukan kesalahan apapun" Raizel sama sekali tidak merasa dia telah melakukan kesalahan apapun.

" Tidak melakukan kesalah apapun katamu?, heh.... Dengar ya!! Dengar baik-baik omonganku kau dengar.... " Lazark benar-benar seperti terlihat ingin menelan Raizel bulat-bulat.

" 7 tahun lalu... Kau bilang tidak akan meninggalkan Frankenstein.... 7 Tahun yang lalu, kau pula yang membuatnya merasa sakit, kau tahu kondisi Frank saat kau hilang begitu saja? Kau tau apa Hah!!!"

"Sekarang kau kembali tanpa rasa bersalah, seolah tak terjadi apa-apa... Dimana pikiranmu Rai..."

Raizel kemudian tertegun mendengar kata-kata Lazark yang keluar begitu penuh dengan Amarah. Ada benarnya juga kalau dia memang bersalah.

"Kau pikir ini mau ku menghilang begitu saja hah kau pikir mau ku terbarung tak berdaya di ranjang rumahsakit bertahun-tahun?" ujar Raizel kesal

" baik, kalau begitu....."

'Tetttttt.....' bel rumah pun berbunyi kedua orang itu menoleh.

" kau ada janji dengan orang lain Rai?" tanya Lazark

" tidak...." Raizel menggeleng-geleng, tiba-tiba wajah Raizel dan Lazark seolah berpikiran hal yang sama.

"Frankenstein" keduanya berlari kencang sekali ke arah pintu.

'Ceklek'

Pintu terbuka, tapi bukan Pria pirang yang ada didalam pikiran mereka. Melainkan wanita yang mirip dengan Raizel hanya saja rambutnya panjang.

"Lascrea?" ujar Lazark

"Kakak?" Raizel menambahi

" ya... Kalian ini seperti melihat hantu saja" cetus Lascrea

" Aigo Raizel, sudah 10 tahun kau kutinggalkan, apa kau tidak mempersilahkan kakak mu yang cantik ini untuk masuk? Hm??" serentak Lazark dan Raizel menutup pintu.

" Frankenstein...." Lazark dan Raizel membiarkan Lascrea terduduk lesu di depan pintu sementara mereka dengan hebohnya berdua menurunkan seluruh foto-foto Frankenstein dan membereskan barang-barang milik Frankenstein kedalam gudang.

" adik tidak punya sopan santun, kakaknya baru pulang dari Luar negeri bukan disambut malah dibiarkan kepanasan diluar, Awas saja kalau ini rumah jadi aneh-aneh.

Setelah dirasa kedua orang itu, ya Raizel dan Lazark semua aman, barang-barang Frank sudah tersegel rapi barulah mereka membukakan pintu untuk Lazcrea. Nafas keduanya nampak terengah-engah dengan karena habis lari sana-sini persis orang kebakaran jenggot.

" ahhh.... Hahhhhh..." dua orang itu tampak kompak terengah-engah.

"Kalian ini kenapa hah?" Lascrea melihat aneh kearah kedua manusia didepannya. Karena terlalu kesal di cuekin oleh mereka akhirnya Lascrea menerobos sendiri masuk ke dalam rumah. Membantingkan koper bawaannya yang terasa lumayan berat dan turut menjatuhkan dirinya ke Sofa empuk disana.

"Hah... Capek, kalian ini tega sekali membuatku kering terkena matahari diluar sana"

"Raizel...."
"Ya"
"Ambilkan aku minum aku haus" titah Lascrea.
"Ya" Raizel mengambilkan segelas air minum untuk di suguhkan pada kakaknya yang galaknya minta ampun. (Maaf kan Author ya... Master Raizel malah jadi babu/ ditabok)

"Lama tidak bertemu dengan mu Lazark" sapa Lascrea membuat Lazark semakin gugup, bagaimana tidak, orang didepannya ini adalah cinta masa kecilnya Lazark. Dan sampai sekarang rasa itu masih ada walaupun sudah berkurang tidak seperti dulu.

"Ya, sudah sepuluh tahun, bagaimana pekerjaanmu di Paris? Lancarkah? Sampai tak punya waktu kembali kemari melihat adikmu" ujar Lazark

"Tau sendiri dunia Fashion itu sangat kejam, sama seperti dunia bisnis siapa yang mampu bersaing dan bertahan maka dialah yang keluar sebagai pemenangnya" ujar Lascrea lagi.

"Kudengar kau sudah menikah disana, mana suami mu?" tanya Lazark pada Lascrea.

"Mwahahahaha... Kau dengar gosip seperti itu disini?, aku punya suami? Menikah saja tidak" ujar Lascrea

" ah.. Begitu rupanya" Lazark mengangguk-angguk kan kepalanya.

" bagaimana dengan adik ku, Raizel... Apa dia punya pacar?" tanya Lascrea pada Lazark

'Aku harus jawab apa' pikir Lazark

"Ehem.... Minum dulu kak" Raizel datang sembari menyuguhkan segelas teh. Dannjuga menyediakan dua gelas teh lagi untuknya dan Lazark.
Baru saja Raizel hendak menyeruput minumannya Lascrea memberondongnya dengan  pertanyaan

" kebetulan... Raizel, kakak mau tanya, sudah punya calon pendamping hidup tidak?" tanya Lascrea.

'Puppt...' air yang baru saja dia telan kontan menyembur kembali keluar akibat rasa kagetnya. Lazark lagi-lagi jadi korban.

"Ah... Maaf-maaf aku tidak sengaja, kak kau bercanda menanyakan itu padaku?" tanya Raizel

" aku sedang tidak bercanda, aku bertanya apa kau sudah punya pacar, soalnya aku ada kenalan di Paris rencananya mau aku jodohkan denganmu"

" Ada... Ada.... Aku punya pacar tapu dia sedang diluar negeri sekarang, ya... Ya.... Dia di New York sekarang" jawab Raizel spontan. Lazark langsung melirik pada Raizel sembari mengerutkan dahinya.

'Apa yang dia pikirkan' Raut Wajah Lazark berubah seketika, yang dia bayangkan apa Raizel mau memperkenalkan Frankenstein sebagai pacarnya?

Lazark Mind

" dia pacarku kak" Raizel mengenalkan Frankenstein sebagai pacarnya pada Lascrea.

"Pacarmu laki-laki? Kau cari mati?  Bla...bla...blaaa...." kemudian Lascrea terlihat mengacungkan Samurai dan Menebas Sang Adik. Didepan Lazark.

"Tidak.... Tidakkkk, tidak boleh... Tidak...."

Lazark Mind End

Lazark terbawa-bawa berteriak-teriak didepan Lascrea dan Raizel. Tentu saja dua orang yang melihatnya kebingungan.

"Zark..... Hei... Lazark..... Ya....." Pekik Raizel sembari menjitak kepala Lazark.

"Huh?" Lazark tersadar dari lamunannya.

"Kau kenapa? Sakit?" tanya Lascrea, wajah Lazark pucat pasi melihat Lascrea dihadapannya dan ingat bayangan yang tadi menghantuinya.

"Tidak.... Tidak" Suara Lazark terdengar berat akibat menahan diri untuk tidak memikirkan apa yang baru saja dia pikirkan.

" ada-ada saja kau ini Lazark" ujar Lascrea

" oh iya lanjut yang tadi, benar pacarmu di New York? Apa pekerjaannya? Modelkah? Cantikkah?" Lascrea bertanya-tanya akibat rasa penasarannya.

"Cantik.... Sangat cantik dan dia seorang Dokter Guru dan juga seorang pemain drama" sahut Raizel.

"Perkenalkan padaku paling lambat Satu bulan ini, mengerti... Atau krek" Lascrea menggoyangkan tangannya du depan lehernya mengisyatkan selesai hidup. (Hahaha, Author gaje gara-gara telinga kemasukan kecoak :v)

To Be Continued

With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang