Part. 6
" Apa?? Cinderella? Yang benar saja, aku ini laki-laki" ujar Frank
"Sttt...." Rai menutup mulut Frank dengan jarinya.
" Tadi kau sudah bilang iya loh"
"Huft, apa-apaan ini " Frank kehabisan kata-kata mau tak mau dia harus ikuti permainan Mereka semua hari ini, mempermalukan dirinya menjadi seorang Cinderella.Tirai merah panggung teater sudah di buka tampaklah seorang gadis cantik berambut keemasan sedang melantai sambil mengepel lantai disana, baju lusuh yang ia pakai tak menyurutkan kecantikannya. Semua orang yang melihatnya terkagum-kagum.
Semua terbawa haru suasana teater, terutama tokoh Cinderella yang baru mereka lihat. Bersama sang Pangeran Cinderella berdansa di pesta dansa kerajaan.
" Wahai Putri cantik nan menawan, izinkan aku menikah dengan mu" sang Pangeran bertekuk lutut sembari menjunjung sepatu kaca milik Cinderella ke hadapannya, dan Cinderella pun akhirnya luluh dengan kesungguhan sang pangeran
Semua penonton tampak menghayati peran dari para pemain, mereka terbawa suasana teater.Pertunjukan pun ditutup dengan tertutupnya layar merah panggung teater. Frank yang sebenarnya sudah frustasi dengan kostum Bride Dress kostumnya mengangkat tinggi-tinggi roknya kemudian berlari menuju ruang ganti.
Sambil membuka satu persatu properti yang menempel di tubuhnya hingga tersisa bra dan kain sumpalan dada agar mendukung peran Frank sebagai Cinderella. Dia menarik sumpalan itu dan membantingnya ke lantai satu persatu di hadapan Raizel yang saat itu sedang setengah mati menahan tawanya
" Gila, ini gila"
" Tapi kau sangat pantas dengan peran tadi Frank, akting mu bagus, aku sampai hampir benar-benar mencium, ehhh..." Raizel kelepasan
" Dasar otak Mesum, kau mempermainkan ku, memperlakukanku seperti ini, kau pikir ini lucu hah" Frank meninggi.
" Aku tidak mempermalukan mu, aktingmu memang benar-benar bagus" ujar Raizel, Frank yang masih kesal membuka Bra nya dan melemparnya ke wajah Raizel.
" Makan ini bra" hardik Frank disambut tawa renyah dari Rai.
" Hei, pirang tunggu" seseorang memanggilnya
" Sudah ku bilang, jangan panggil aku pi....." pekik Frank lalu kemudian melihat wajah Lazark lalu suaranya melunak.
"rang.." nyaris tak terdengar.
" Maaf kalau aku membuatmu kesal hari ini, tapi aku mengucapkan banyak terimakasih" ujar Lazark.
" Buat apa berterimakasih?" Ujar Frank lagi.
" Aku tidak pernah melihat ekspresi memuaskan dari para penonton seperti hari ini, oh iya ini...." Lazark menarik tangan Frank lalu memberikan sebuah amplop cokelat yang isi nya entah apa.
" Apa ini?" Frank kebingungan
" Bayaran mu hari ini, aku sedikit melebihkannya karena aktingmu bagus sekali, skrip tidak ada sedikit pun yang meleset, bahkan kau banyak melakukan intermesso disaat pemain yang lain melakukan kesalahan aku bangga padamu" Lazark menepuk pundak Frank
" Oh iya, aku ingin kau bergabung di ETR teater ini bersama kami" Lazark melanjutkan kata-katanya. Wajah Lazark memelas memohon agar Frank mengiyakan permintaannya.
" Apa??"
" Iya, aku ingin kau ambil peran-peran penting disini, bersama kami" ujar Raizel menyela di sambut senyuman menawan Lazark.
" Penonton menyukaimu, mereka antusias sekali dengan peranmu, mereka bahkan meminta agar peran seperti tadi hanya pantas di main kan olehmu" Lazark kembali menimpali.
" Apa???" Frank seperti orang bodoh hari ini telah menuruti kemauan Raizel tapi dia lebih tak mengira lagi kalau dia akan kembali memerankan peran-peran seperti tadi. Tubuhnya melemas tapi dia tidak bisa menolah permintaan sang Penanggung Jawab Teater.Tobe continued
KAMU SEDANG MEMBACA
With U
FanfictionKisah Raizel bermula ketika ia menemukan seorang anak yang umurnya jauh di bawah umurnya, namanya Frankenstein yang merupakan anak yatim piatu yang melarikan diri dari rumah neneknya dan membawanya pulang kerumahnya, walaupun awalnya sangat membingu...