WITH U - Pergi Bekerja

577 66 5
                                    

Part.5

Frankenstein sudah tinggal bersama Rai lebih dari sepekan, yang Frank tahu Rai bekerja tapi dia tidak mengetahui apa pekerjaan tetap si Pemuda beriris mata merah tersebut.

" Aku pergi dulu, kunci pintu dan jangan biarkan siapapun masuk" pesan Rai, Frank menghela nafas yang tak sesak
"Huft..,ya, aku tahu... sudah seminggu ini kau selalu memberiku pesan seperti itu kalau mau pergi bekerja tapi kau tak tahu betapa bosannya aku disini, menunggumu pulang yang kadang sampai larut malam" ujar Frank tampak kesal.
" Hah?, Kau kenapa memasang tampang begitu heh pirang"
" Frank, namaku Frankenstein, jangan panggil aku pirang, aku punya nama" hardik Frank
" Ya ya ya, Frankenstein kelihatannya kau seperti kesal padaku" ujar Rai menggodanya
" Bercanda kau, aku hanya bosan disini sendirian" ujar Frank
" Ah..., aku tahu kau mau ikut aku ke tempat ku bekerja kan?"
" Tidak juga, hanya aku bosan selalu dirumah seperti katak dalam tempurung"
" Baik lah baik, ayo lah kali ini ku ajak kau melihat tempat kerja ku, tapi aku tak menjamin rasa bosanmu akan hilang disana" ujar Rai lagi. Raut wajah Frank nampak berseri tapi tetap dengan gaya cool nya yang menyebalkan.

Sampailah mereka disebuah gedung, yang katanya tempat Rai bekerja sehari-hari.
" ETR THEATER"  terpampang jelas disana.
" Ternyata dugaan ku benar, pekerjaanmu tidak jelas" cibir Frank
"Ah, terserah kau sajalah tapi yang pasti dari sini aku bisa membiayai hidupku dan kau sekarang" ujar Rai lagi.

"Rai...." seorang gadis berambut perak yang kelihatan usia nya tak jauh dari Frank memanggil sembari berlari-lari kecil.
"Hai Sei, gimana semuanya sudah siap?"
" Sudah, hari ini kita akan pentas lagi setelah sekian lama vakum Rai"
" Oh iya Sei, kenalin ini Frankenstein anak yang aku ceritakan kemarin"
"  Wah, aku kira tadi dia perempuan, wajahnya dan rambutnya sangat cantik" ujar Seira, Frankenstein melengos tidak sopan. Seira terdiam tampaknya menyadari dia telah salah bicara.
" Heh, Pirang"
" Frank" hardik Frankenstein
" Kau ini tidak sopan sekali, bukannya berkenalan malah melengos begitu" Rai mengikuti Frankenstein.
" Aku tidak butuh mereka"
' ctakk' satu jitakkan  sukses mendarat di kepala si pirang.
" Kau ini, cobalah sedikit membuat kemajuan, tersenyum tidak akan membuat cantikmu hilang" goda Rai lagi lalu berlari meninggalkan Frank begitu saja ke kamar ganti.
Ya, Raizel seorang seniman drama teater, hari-hari dia habiskan untuk panggung yang lumayan membesarkan namanya ini.
" Bagaimana ini, kenapa sudah jam segini, Lunark belum juga datang, apa dia lupa hari ini ada pementasan?" Lazark memukul-mukulkan tangannya dengan kertas skrip skenario. Pria berambut kuning itu mondar mandir tidak karuan, raut wajahnya terlihat sangat marah sekali, semua orang takut melihatnya marah-marah begitu, Lazark adalah penanggung jawab seni Teater, kalau di dunia perfilman Lazark itu ibarat Sutradaranya ya begitulah kira-kira.
" Ignes, kalau Lunark tidak datang lima belas menit lagi, kau harus menggantikan perannya" ujar Lazark
" Apa? Yang benar saja, aku tidak mau, itu bukan skrip ku" bantah Ignes.
" Lalu siapa yang bisa mengganti Lunark?" Lazark memukul properti pentas dengan kertas skrip itu dengan keras.
"Kringggggg" ponsel Seira berdering.
" Ya Halo, apa? Kok bisa? Lalu bagaimana ini, Lazark sudah mengamuk dari tadi" ujar Seira yang entah berbicara dengan siapa diseberang sana. Tak lama kemudian telpon di tutup.
"Laz, kata Rosaria Lunark mengalami kecelakaan, kakinya patah sekarang dia di Rumah' sakit Luke" ujar Seira pada Lazark
" Arrgghhhhhh" Lazark menggaruk kepalanya yang tak gatal. Namun tiba-tiba saja matanya tertuju pada sosok Frankenstein yang sedang duduk di bangku penonton.
"Kamu, hei... kamu" ujar Lazark
" Hm??" Frankenstein celingukan melihat kanan dan kiri, tak ada orang disampingnya
" Iya kamu, kamu bisa drama kan? Aku butuh pemeran utama, karena pemeran utama aslinya mengalami kecelakaan"
" Aku? Jangan bercand..."
" Sttttt, bisa Laz dia bisa" Rai datang menutup mulut Frank, Frank melotot pada Rai.
" Apa-apaan kau ini" hardik Frank.
" Ayolah, tolong sedikit, anggap saja kau balas Budi atas pertolongan ku kemarin" ujar Rai
"Tsk, minta balas Budi, memalukan"
" kau pikir makan di rumahku gratis?" Ujar Rai.
" Oke, aku balas jasamu, aku terima, peran apa yang akan ku mainkan, dan siapa pasanganku?" Ujar Frank
" Cinderella" Rai senyum-senyum simpul tak karuan
" Rai lawan mainmu" ujar Lazark.
"Apa?" Frank melongo
"Cinderella?"

Tobe continued

With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang