Raizel belum juga sadarkan diri sampai sekarang bahkan dia ah bukan maksudku jiwanya tidak bisa mengingat siapa dirinya, lain lagi dengan Frankenstein yang terus menanyakan keberadaan Raizel, sampai akhirnya Lazark memutuskan jujur pada Frankenstein.
" Sebenarnya.... Raizel .... menghilang"
' ctarrrr'
Bagaikan petir disiang bolong, Frankenstein luar biasa terpukul dengan kata-kata Lazark. Awalnya Frankenstein mengira Lazark bercanda, tapi dia terus mencari jawaban dari mata Lazark. Tidak tampak seperti sebuah kebohongan.
" Tidak mungkin, dia sudah berjanji tidak akan meninggalkanku" ujar Frankenstein melepaskan seluruh alat yang ada di tubuhnya. Lazark mencoba menenangkan Frankenstein, tapi nampaknya Frankenstein benar-benar tidak bisa terima kenyataan itu.
" Ti...dakkk, dia sudah berjanji, dia sudah berjanji" ujar Frankenstein sampai tubuhnya terseok-seok akibat ditahan oleh Lazark. Lazark memeluk erat Frankenstein, dia tidak mau kalau Frankenstein kenapa-napa karena kalau sampai Frank terluka, Raizel pasti akan sangat marah padanya kalau makhluk yang menghilang itu kembali.Di ruang teater Raizel masih menunggu jawaban apa yang sebenarnya dia cari di dalam ruangan yang besar itu, dia terus memutarkan pandangannya pada seluruh sudut bangunan itu. Dia berjalan dan terus berjalan mencari sesuatu jawaban tapi hampa , semua hampa. Namun setibanya dia di ruang ganti, dia melihat sebuah gaun berwarna putih dan sepatu kaca, rasanya dia sangat familiat dengan dua barang itu, ingin dia pegang agar dapat memastikan tampaknya dia gagal lagi.
" Argh Sial...." tapi perlahan ada sekelebat bayangan seseorang bergaun putih dengan rambut keemasan yang berkilau di pelupuk matanya, hanya sekilas namun tidak menghasilkan apapun jawaban yang seharusnya dia inginkan. Sedangkan tubuhnya bereaksi sedikit terhadap ingatan dari jiwanya yang terlepas, monitor jantung menunjukkan ada sedikit pergerakan mengejutkan dari jantungnya, hanya sedikit ya hanya sedikit namun tidak berarti apa apa.Frankenstein terus mengurung diri setelah pulang dari Rumah sakit dia terus memikirkan Raizel yang tak kunjung kembali, kemanapun matanya memandang, semua ada kenangan Raizel. Dia sangat merindukan manusia satu itu.
" Raizel-ah, sebodoh itu kah kau sampai kau tak bisa menemukan jalan untuk pulang?"
"Sebodoh itukah kau sampai tak tahu di rumahmu ada yang menunggumu? Raizel Bodoh!!!,hiks....." ( Maafkan Author yang malah membuat banyak cacian untuk Noblesse yang selalu tersesat ini, maafkan)Sudah hampir dua bulan Raizel menghilang, Sekolah, Teater dan beberapa toko yang Raizel miliki kelihatannya seperti sedang timpang, tanpa pemilik. Frankenstein masih dengan rasa bersalahnya, si pirang itu sekarang tampak sangat kurus, nyaris hanya tulang dan kulit yang dia miliki, sudah dua bulan nafsu makannya hilang, bahkan beberapa kali Lazark memanggil dokter pribadi untuk memeriksa fisik Frankenstein. Tapi tak ada kemajuan juga.
" Frank..." seseorang memanggilnya dari luar kamar
" Ini aku , Lazark"
" Ada apa?"
" bolehkah aku masuk sebentar?"
"Ya"
Lazark membuka pintu dan kemudian masuk ke kamar Frankenstein.
"Sudah ada kabar dimana Raizel?" tanya Frankenstein namun lagi dan lagi Lazark hanya menghela nafas panjang
" belum"
" lalu untuk apa masuk ke kamarku?"
" aku rindu padamu frankenstein" ujar Lazark. Frankenstein hanya tersenyum sinis.
" lelucon mu tidak lucu"
" aku tidak sedang melucu, aku serius"
" aku sama sekali tidak tertarik" ujar Frank. Lazark berdiri tepat di hadapan Frankenstein.
' Tak' lazark menjitak kepala Frank.
" kau pintar tapi otakmu beku, kau tau Teater dan juga sekolah sedanv memerlukan pemimpin, kau tau Raizel hilang tapi tidak membantuku memikirkan apa yang harus dia kerjakan" ujar Lazark sembari menggerutu. Frank diam saja.
" aku mundur dari tugasku menjagamu, kau sama sekali tidak mau membantuku" ujar Lazark. Sesaat mata Frank bereaksi.
" lalu kau mau melanggar janjimu pada Raizel?"
" kau sendiri? Mau sampai kapan seperti mayat hidup? Sama artinya aku gagal untuk menjagamu, lebih baik aku mundur" ujar Lazark.
" baik, lalu kalau aku mau menurut padamu, aku harus bagaimana?"
" gantikan Raizel di sekolah, aku gantikan dia di Teater, aku tidak punya bakat menjadi kepala sekolah"
" kau gila? Aku masih sekolah bagaimana aku bisa menggantikan posisinya sebagai Kepala sekolah?"
" kau bisa, aku akan membantumu... Kau kepala sekolahnya tapi sebelum kau tamat dari pendidikanmu aku yang menjadi perantaranya bagaimana?"
" terserah kau sajalah" ujar Frank.
" kuanggap kau setuju" Lazark memasang senyum simpul khasnya.Enam Tahun berlalu...
Frankenstein sudah lulus dari pendidikannya dan mendapat gelar Profesor hanya dalam 6 tahun. Dan artinya sudah lebih 6 tahun pula Raizel menghilang.
Lazark, Seira, Lascrea,Rosaria dan Lunark juga Keiru dan Rael mereka semua berkumpul di Teater merayakan kelulusan Frankenstein.
" luar biasa.... Otakmu encer sekali ternyata pirang, bahkan aku saja 3 tahun lebih tua tapi untuk helar sarjana pun masih tidak karuan" ujar Rosaria.
" kacamatamu saja yang semakin tebal Ros" sahut Keiru.
" yak, kau belum pernah ku hajar hah?" Rosaria sedikit meninggi.
" hahaha, aku hanya bercanda Ros" Keiru ngumpet di belakang Frank.
" kau bersembunyi di belakang orang yang lebih kecil, kau tidak berpikir apa badanmu itu sebesar Herkules" celetuk Lazark di iringi tawa-tawa renyah mereka bersama-sama.
" sudah-sudah aku mengantuk, besok aku harus berhadapan dengan komite pendidikan pagi-pagi sekali"
" ya ampun Frank, padahal ini pestamu kenapa kau malah kabur duluan" ujar Rael menyahuti.Raizel pov.
Sudah lama sekali aku tidak kesini, semoga hari ini aku dapat jawaban siapa sebenarnya diriku dan siapa sipirang yang mengganggu pikiranku sejak awal."Raizel, hiks..." terdengar isak tangis seseorang di salah satu Ruang ganti. Aku mendengar dan berusaha mencari asal suara itu. Aku memunculkan kepalaku yang tembus karena saat ini aku adalah roh uang terlepas dari raga, entah mati atau apalah aku pun tak tau. Kulihat seseorang sedang menangis memegang sebuah kostum berwarna merah maron, kostum ala-ala pangeran kerajaan. Lalu aku melihat siapa yang memegang itu sambil menangis. Kulihat kearahnha dengan teliti. Seseorang berambut pirang dengan tinggi badan menjulang.
" kembalilah padaku... Aku merindukanmu... Hiks" dia menangis sesenggukan. Tiba-tiba saja kepalaku terasa sakit, dan sakit yang kurasakan begitu nyata, aku mengerang sekuat tenaga, diantara rasa sakitku tadi akj melihat semuanya, sipirang yang memakai kostum Cinderela,beberapa kegiatan hilir mudik di teater ini, dan yang mengejutkan, aku melihat bayang diriku sedang bermain di atas panggung dengan kostum merah maron yang dipegang si Pirang tadi. Aku berusaha mendekatinya dan memanggil dirinya sekuat tenaga ku namun gagal, dia tak mendengarku aku frustasi dengan keadaan ku begini. Dan semua terjadi secara mendadak, tubuhku seperti tersedot entah kemana dan kemudian akubtak merasakan apapun lagi. Semua kembali gelap dan dingin.Tobe Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
With U
FanfictionKisah Raizel bermula ketika ia menemukan seorang anak yang umurnya jauh di bawah umurnya, namanya Frankenstein yang merupakan anak yatim piatu yang melarikan diri dari rumah neneknya dan membawanya pulang kerumahnya, walaupun awalnya sangat membingu...