Mimpi Buruk

521 52 7
                                    

" Rai, Raizel... jangan melangkah ke depan... bahaya!!!!" Frank berteriak keras pada orang yang di depannya, tapi orang itu seperti tidak mendengarkannya.
"Ya.... Raizel ya,jangan...." beberapa detik kemudian tubuh orang yang di panggilnya terjatuh ke jurang dan hilang tanpa jejak.
" Tidak.... Raizel, tidakkkkk"
'pyasss'
"Tidak..." suaranya memekakan telinga yang mendengarnya.
" Hei.... hei, piranggggg, ini aku.... Raizel , kau mimpi apa ha..." belum selesai ucapan Raizel Frank memeluk Raizel dengan erat, pipinya yang basah dan keringatnya yang sangat banyak, mengatakan ketakutan yang luar biasa dari Frank.
" Ya Frankenstein, kau kenapa kau mimpi apa?"
" Jangannn, hik... hiksss jangan tinggalkan aku, jangan pergi dari ku Raizel-ah" pelukan Frank makin erat, benar-benar terlukis ketakutannya luar biasa.
" Kau ini bicara apa, aku? Pergi? Aku kemana? Aku tidak akan kemana-mana... tenanglah" Raizel mengelus kepala Frank. Sesaat kemudian Frankenstein mengangkat kepalanya, menatap pria yang ada di depannya.
" Berjanjilah.... jangan tinggalkan aku, aku takut" Frankenstein menatap mata Raizel tajam.
" Ya, jangan bicara yang aneh aneh , aku tidak kemanapun"
" Berjanjilah padaku.... kumohon" Frankenstein berteriak , emosinya meluap akibat rasa takutnya yang terlalu besar. Raizel tentu saja terkejut dengan ekspresi Frankenstein.
" Ya, aku janji.... aku tidak akan meninggalkanmu" ujar Raizel
" Argh.... akhhhh...." Frankenstein tak sadarkan diri kemudian, nafasnya pun terhenti, denyut jantungnya pun berhenti. Raizel kebingungan, panik luar biasa.Raizel bingung harus bagaimana. Raizel menelpon Lazark.
" Halo"
" Ya, Lazark.... tolong" Suara Raizel terdengar begitu lirih.
" Hei... Raizel, kau kenapa?"
" Tidak, bukan aku... tapi Frankenstein" ujar Raizel
" Frank, kenapa dengan Frank? Jawab Rai...."
" Aku tidak tau, dia tiba-tiba tak sadarkan diri, tidak bernafas, detak jantungnya juga tidak berdetak sama sekali" ujar Raizel.
" CPR, beri dia CPR dia bisa mati Raizel-ah.... cepat beri dia CPR, aku akan menelpon 911 segera menuju ke rumahmu, aku juga akan datang jangan terlambat, Dia bisa Mati" Lazark pun lantas jadi ikut-ikutan dilanda panik.
" CPR.... ya, CPR... bodoh, harus CPR" Raizel menelentangkan Frank di Lantai, membuka pakaian Frank, lalu menekan dada bagian tengahnya. Terus berulang-ulang, kemudian dia memberikan nafas buatan melalui mulut ke mulut dengan mengangkat dagu dan menutup hidung Frank, dia lakukan berulang-ulang.
"Hei... pirang... bangunnnnn, kumohon bangun...." Raizel terus menerus menekan dada Frank.
" Kau harus bangun bodoh..... tadi kau bilang jangan tinggalkan kau, tapi kau sendiri mau tinggalkan aku hah? Bangun bodoh!!!!" Tak lama Frank bernafas kembali, badannya terasa lemah, sangat lemah perlahan dia membukakan matanya, disebelahnya ada Raizel yang tampak terengah-engah.
" Raiz...El..." ucapnya
" Haish, akhirnya kau sadar juga" ucap Raizel
' tinu....tinu....tinu....' terdengar suara sirine mendekat, Raizel bergegas membukakan pintu rumahnya.
" Bagaimana pasiennya?" Ujar salah satu perawat dan dokter yang keluar dari ambulance.
" Sudah.... sadar, tapi dia sangat lemah" Raizel masih terengah-engah. Dokter dan perawat pun memberikan oksigen setibanya di kamar Frank. Mereka bergegas membawa Frankenstein ke Rumah sakit.
Raizel dan Lazark bertemu di Rumah sakit, dan Raizel menceritakan semua yang terjadi. Namun, rasa haus tiba-tiba menghampiri Raizel.
" Ah, aku haus sekali, kau tolong jaga Frank sebentar, aku akan ke minimarket depan membeli minuman" ujar Raizel.
" Iya, pergilah, aku yang jaga Frank sementara kau pergi" ujar Lazark. Raizel tersenyum kemudian dia pergi keluar dari Rumah sakit dan menyeberang jalan, nampaknya Raizel kurang konsentrasi dia berlari saja tanpa melihat kanan kiri, kemudian dari sebelah kirinya datang sebuah mobil kencang dan melesat cepat dan....
' brakkk' tubuhnya Terpental jauh dan Jatuh.
"Frankenstein" ucapnya lirih sebelum akhirnya semuanya gelap.

To be Continued

Note : CPR adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti jantung mendadak, dengan cara memberikan tekanan ke tengah dada sedalam 5 cm. Lalu memberikan nafas buatan dengan skala perbandingan 30:2 yaitu 30 kali tekanan dan 2 kali hembusan nafas buatan.

With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang