Bab 11

3.3K 140 2
                                    

Sa'ad berjongkok dihadapan Sisi yang sedang duduk di Sofa, Sa'ad memegang tangan Sisi.

"Apa kau yakin ingin pergi, kita akan pisah mobil." Tanya Sa'ad khawatir.

Sisi mengangguk. "Tidak apa-apa, aku pasti bisa." Semangat Sisi.

Sa'ad mengusap tangan Sisi sambil tersenyum manis pada Sisi. "Good Girl."

----

Di tempat acara yang cukup ramai dengan wartawan, mereka biasanya lebih menyoroti artis dan para politikus namun tidak sedikit yang menyoroti pengusaha yang mungkin saja menjadi celah dari politikus tersebut.

Mobil Sisi sedang mengantri untuk melewati para wartawan di karpet merah.

Sedangkan mobil Sa'ad ada di dibelakang Sisi, mereka sengaja melakukan hal itu agar tak di curigai.

Sisi menatap mobil di depannya dengan blish yang banyak, terlihat yang keluar dari mobil tersebut adalah Raffi dan Nagita, lampu begitu menyinari, membuat Sisi semakin gugup, blish itu benar-benar membuatnya pusing.

Sisi mengusap tangannya untuk mengurangi kegugupannya, kalau dia kenapa-kenapa, habislah sudah dirinya.

"Habislah sudah dirinya?" Sisi bertanya pada dirinya sendiri sedikit tertunduk menatap tangannya, ia menatap tangannya yang mulus ia menutup semua bekas lukanya dan juga tatto itu dengan make up.

"Ini tidak boleh gagal." Sisi menatap tangan itu terus berpikir, dirinya menjadi lebih serius dari biasanya, ia kembali menatap para wartawan itu, tatapannya kali ini benar-benar untuk siap hal ini.

Sebelum gilirannya, Sisi meminum obatnya lagi.

"Kata Tua Sa'ad, Nyonya gak boleh banyak minum obat, secukupnya saja." Ucap Supir itu.

Sisi tidak peduli dengan ucapan supir itu, ia menelannya, lalu mulai kembali merasa tenang.

Penjaga pintu tersebut membuka pintu mobil Sisi. Para wartawan tidak peduli bahkan bertanya-tanya siapa wanita itu, hanya satu atau dua diantara mereka yang mefotonya sekedar mengenang para tamu yang hadir.

Sisi merasa cukup tenang setelah ternyata tidak ada peduli padanya, Sisi tersenyum pada penjaga yang membuka pintu, menurunkan kakinya, ia berdiri anggun, gaun Sisi begitu cantik, tubuhnya yang indah. Sisi mulai melangkah pelan, menatap pintu itu yang cukup jauh.

"Ting"

"Ting"

"Ting"

Sebuah pesan tiba-tiba masuk ke pada HP para wartawan.

Chat-chat dari para atasan meminta untuk melakukan potret, sebuah berita mengenai Sisi tiba-tiba muncul.

Inilah keponakan pak Sudirman yang sempat dikabarkan ditemukan, cantik dan manis. Tapi, bagaimana kabar anak angkat dari kakaknya pak Sudirman?

Benarkah Sa'ad anak angkat tidak mengambil harta yang bukan miliknya?   

Pria tampan, kaya, pintar, tidak menentukan dirinya baik, dia mengambil sesuatu yang bukan miliknya.

Benarkah meninggalnya ayah Sa'ad itu murni sakit?

Selama ini Sa'ad hanya menjadikannya seketaris agar hartanya tidak di ambil?

Mereka menikah? Sa'ad tidak ingin hartanya hilang.

Sebuah blish tiba-tiba menyinari Sisi.

Banyak artikel yang tiba-tiba beredar hampir secara bersamaan.

Sisi menutup matanya, lalu berbalik kaget, menatap terangnya sinar yang membuatnya pusing, suara gaduh yang begitu banyak membuat telinganya ribut dan penuh.

Suamiku Dokterku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang