FLASH BACK
"Cukup Jeju, jangan berkelahi!" Sisi kecil berusaha menahan Jeju yang terus memukul Pria kecil lainnya yang ada di Sel Sisi.
"Dia berusaha membawamu kabur." Kesal Jeju.
"Bukannya kita akan kabur bersama-sama? Dia tau jalan keluar, dia mengajak kita." Jelas Sisi kecil.
"Kau juga mau kabur bersamanya saja bukan." Jeju memukul Sisi.
"Auhhh..." Sisi jatuh di tanah, lalu menangis kecil.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya pria kecil itu berusaha menolong Sisi.
"Jangan memegangnya." Jeju kesal lalu melemparkan kursi pada pria kecil itu hingga membuatnya tidak sadar.
Sisi terdiam terkejut, lalu menyudut di pinggir ini.
Jeju melihat Sisi kecil, melihat dirinya menangis ketakutan.
"Ayahhh...." Sisi kecil menangis begitu ketakutan.
"Cukup...." Paman Jeju datang dari gelap.
Pria itu membawa sebuah alat Panas.
"Jangan mendekat!" Sisi berusaha berlari, tapi kakinya terantai beso kuat.
"AAAAAAA!" Sisi berteriak kuat, ketika baja besi yang begitu panas mengenai kulitnya.
Jeju terdiam bergetar melihat Sisi yang menangis kuat ketika tangannya.
Tangan Sisi berdarah hebat sekaligus terbakar, tanda bakar itu menunjukkan NEPAL.
Alasan mengapa tanda ini tidak bisa hilang.
"JEJU TOLONG AKU!" Sisi meminta tolong pada Jeju, tapi Jeju kecil juga begitu takut melihat pamannya dan hanya bisa mundur.
"AAAAAA!" Jeritan anak gadis kecil memenuhi ruangan ini, Baja Besi itu sekali lagi di letakkan.
OFF FLASH BACK.
Sisi bertatapan dengan Paman Jeju. sisi menatapnya kesal seakan tidak pernah melupakan kejahatan pria itu, tapi ingatan lamanya membuat tubuh Sisi bergetar hebat kembali mengingat trauma itu.
"Huhhh...." Sisi mulai susah mengatur nafasnya.
Ingatannya benar-benar mengingat bagaimana Jeju memundurkan langkahnya ketakutan, tidak ada yang bisa menolongnya di dalam ruangan gelap itu, tidak ada.
"Ayahhh..." Sisi mulai menangis tertunduk, ia memegang gaunnya takut, memegang pergelangan tangannya merasakan kesakitan yang hebat.
"Sakittt..." Sisi meringis kesakitan.
Sisi melihat sebuah sepatu di depan gaunnya. Sisi mendonggakkan kepalanya kaget.
Ia menatap pria tampan dengan wajah yang cukup babak belur, sedang terburu-buru membuka jasnya.
"Apa yang sakit?" Tanya Sa'ad khawatir dan panik, menyelimuti Sisi.
"Huhuhuhu...." Sisi terus menangis, merasa senang melihat Sa'ad di hadapannya. "Tanganku sakit." Sisi menunjukkan tangannya yang ia pegang.
Sa'ad memeriksa tangan Sisi tapi tidak ada luka, Sa'ad menatap Sisi semakin khawatir.
"Kita akan pulang" tegas Sa'ad.
"Sisi tidak apa-apa?" Tanya pamannya khawatir.
"Apa Sisi terlihat baik-baik saja paman?" Tanya Sa'ad pada Pamannya, cukup kesal.
"Paman sudah berkata kalau partai lain dalam pesta ini tidak akan bergabung, lalu apa ini?" Lanjut Sa'ad, mulai menyandarkan tubuh Sisi di dadanya, untuk ia gendong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dokterku.
RomanceGangguan bipolar dan kecemasan yang parah, gangguan yang tidak dapat di sembuhkan total dan akan kembali kapan saja. Perubahan sifat yang ekstrim, bukan hanya bipolar, tapi gangguan berhalusinasi ini semua terjadi pada wanita malang yang hidupnya...