[ O7 ; why this just occurred? ]

2.5K 608 45
                                    

"hoon, lu laper gak?" tanya woojin dan jihoon langsung menggeleng pelan.

woojin kini menatap jinyoung, "nyoung? lo laper gak?"

"gue tadi laper, tapi pas liat guanlin... laper gue udah hilang." kata cowok itu dan menutup wajahnya, berusaha menghilangkan gambaran wajah daehwi dan guanlin yang kesakitan.

woojin mengangguk lalu berdiri, "yaudah. gue mau ke kantin atau ke ruangan mana dulu deh, cari makanan. laper."

"oh iya. woojin!"

"apaan?"

"sekarang jam berapa?"

"jam 12 pas."

"udah tengah malam berarti?"

"iyaaaa,"

"oh oke."

dan dengan itu, woojin melenggang keluar kelas, meninggalkan jihoon dan jinyoung yang serius berkecamuk dengan pikiran masing-masing.







---







woojin duduk di salah satu kursi kantin, setelah ia berhasil mendapatkan dua buah roti dari kantor bu tiffany.

ia mengunyah rotinya pelan, sangat menikmati roti tersebut. sedangkan jinyoung di depannya hanya menatapnya malas sambil menopang dagu.

"ck, lo masih bisa makan dalam keadaan kayak gini?" tanya jinyoung. Iya, tadi setelah woojin keluar kelas, ia tiba-tiba bangkit dan menyusul lelaki itu keluar.

woojin mendelik dan tetap mengunyah, "lo kalo cuma mau tanyain gak penting ngapain nyusul sih."

"gue sebenarnya ngeri lama-lama bareng jihoon sejak kejadian di toilet."

"lah emang lo sama jihoon ngapain? bukannya cuma main?" tanya woojin sambil mengerutkan dahinya heran.

jinyoung menipiskan bibir lalu menceritakan apa yang jihoon katakan padanya saat di toilet,

"- ya kalo dia gitu kan gua jadi mikir aneh-aneh. gue jadi mikir dia psikopat? dia bakal bunuh kita satu-persatu? apa dia emang udah ngerencanain ini? tapi beneran ini kayak udah direncanain lama banget kan? bahkan gerbang kekunci dan jendela sama ventilasi gak ada yang- arghh pokoknya kita gak bisa kabur! seakan ini tuh dilakuin sama profesional."

woojin mengangguk lalu membuka bungkusan roti keduanya, "iya sih. gue juga mikir ini di rencanain. tapi kok jihoon? motifnya apaan?"

"ya mana gua tau. tapi seinget gua dia emang hobi nonton film psikopat gitu kan."

"iya si- eh by the way, nyoung!" omongan woojin tiba-tiba berubah, membuat jinyoung mengangkat satu alisnya.

"apaan,"

"kenapa kita gak coba pake telepon di sekolah ini sih?!"

"ANJENG GUE BARU MIKIR!"

"ayo ke ruang guru!"

----

a/n;

haaii, chapter ini kurang memuaskan ya aku tau- eh, apa semuanya? hehe, maaf.

gini, aku tuh mohon banget ya tolong walaupun cerita aku gak sebagus penulis lainnya, bisakan kalian vote atau comment? minimal tinggalin jejak lah.

soalnya gini loh, penulis macam aku yang newbie gini tuh butuh di hargai juga. biar aku tau siapa yang suka cerita aku atau enggak.

ya intinya, hargainlah. Walaupun cerita aku gak sebagus penulis yang readersnya udah ribuan bahkan jutaan, namanya kalian udah baca ya berarti udah nikmatin cerita aku kan? ya apa salah nya sih kalau ninggalin jejak.

maaf nih,maaaaf banget. aku gak maksud ngemis voment, cuma minta di hargain dikiiiiitttt aja gitu.

yaudah sih ya, terakhirnya sih tergantung kalian. Pokoknya buat semua yang udah baca, vote, comment. MAKAAASIHHHHH BANYAAAK❤

btw, cerita ini terinspirasi dari film western school life gt deh, aku lupa judulnya. nanti kalo aku inget aku Kasih tau ya.

maaf bacot hehehe. dadaah.

salam dari jodoh aku,

AYO VOTE WINKDEEP!!! 1!1!1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AYO VOTE WINKDEEP!!! 1!1!1

AYO VOTE WINKDEEP!!! 1!1!1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
punishment [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang