[ 17 ; yey i lost my brother! ]

2.2K 519 53
                                    

"woojin kita bisa selesaiin ini baik-baik!" kata jihoon memohon pada woojin di depannya yang sedang menarik dirinya dengan tali.

woojin menggeleng, "gak bisa. gak bakal pernah bisa, jihoon."

"ken— uhuk— kenapa, jin? uhuk."

"diem,"

"jin,"

"...."

"woj— woojin!"

"GUE BILANG DIEM, GOBLOK!" amarah woojin saat itu langsung memuncak.

ia menarik lebih keras tali pada leher jihoon, yang otomatis membuat leher saudaranya makin memburuk. malahan, darah sedikit demi sedikit mulai kelihatan.

"LO MAU TAU KENAPA LO JUGA BAKAL GUE BUNUH?! HAH?!"

"kenapa, jin... uhuk uhuk"

"KARENA LO ADA, KASIH SAYANG MAMA SAMA PAPA KEBAGI! SELALU JIHOON, JIHOON, JIHOON DULU BARU WOOJIN!" teriak woojin dengan nafas yang memburu,

"lo inget hoon? umur 5 tahun, lo duluan yang di beliin sepeda. papa minta kita buat main bareng, tapi lo? lo bertingkah seolah hanya lo yang bisa pake sepeda itu. terus umur 10 tahun, lo udah di beliin hape, hoon. sedangkan gue? gue udah nangis sampai sakit, tapi gak dibeliin. dan sekarang, lo udah punya mobil sama motor sendiri, hoon. gue? gue nafas aja mereka gak bakalan tau, jihoon!" lanjutnya dengan amarah yang terus meluap.

jihoon yang mendengar semua penjelasan woojin, menjadi merasa bersalah seketika.

"jin, ma— maaf..."

"NGGAK! GUE UDAH MUAK SAMA LO!"

woojin kini maju menjadi di depan jihoon dan menonjok wajah saudaranya. jihoon jatuh terbaring, namun woojin masih melayangkan tinjunya pada wajah jihoon.

jihoon hanya pasrah, seakan menerima segalanya. woojin kini mengambil pisau lipatnya di saku dan langsung menusuk mata kiri jihoon.

"AAARGHHHHH—"

lalu woojin menggores kan pisaunya dengan dalam ke kening jihoon membentuk tanda salip.

"Jesus bless you, brother."

jihoon masih meraung-raung kesakitan. namun, itu adalah hiburan bagi woojin. ia tertawa sambil menusuk-nusuk perut jihoon, yang menyebabkan darahnya terciprat kemana-mana. bahkan pakaian dan wajah woojin terkena darah tersebut.

merasa tak puas, woojin akhirnya mengambil lagi botol bening kecil berisi bubuk putih. namun, kali ini botol itu penuh.

masih dengan tawanya yang meggema ia menuangkan seluruh isi bubuk putih itu pada mulut jihoon yang terus berteriak kesakitan.

woojin mundur seketika saat melihat jihoon tiba-tiba terbatuk sambil kejang-kejang.

tak lama kemudian, jihoon pun berhenti bergerak, dengan cairan berwarna orange disertai darah keluar dari mulutnya.

"now, rest in peace my fuckin' brother."

---

a/n;

mutualan?

punishment [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang