Bzzz...
Bzzz...
Ngiiiing...
Hye-Rin terkesiap. Matanya terbuka satu, kemudian terpejam lagi. Meski begitu, dirinya sudah setengah terbangun dari tidurnya yang pulas karena mendengar bunyi denging yang membuat telinganya ngilu. Dalam keadaan nyawa yang tak penuh, ia menyingkap selimut mencoba untuk mencari tahu asal bunyi yang membuatnya terbangun.
"Aigo, jam berapa ini?" Tanpa mengubah posisi badannya yang masih terbungkus selimut, tangan kiri Hye-Rin meraba-raba permukaan meja kecil di samping ranjangnya, mencoba meraih ponsel yang sebelum tidur tadi ia letakkan di sana.
Hye-Rin mengangkat ponsel yang berhasil diambilnya ke depan muka. Matanya memicing karena cahaya ponsel yang silau. Pukul 02.34.
"Argh, pagi masih lama!" gerutunya. Ia kemudian menutupi kembali kepalanya dengan selimut karena ingin melanjutkan tidur. Belum sampai dua menit ia memejamkan mata,
Bzzz...
Ngiiiing...
Bzzz...
Hye-Rin berjingkat. Ia terduduk di ranjang. Sekarang ia sudah terbangun 100 persen.
Dengan cepat ia memencet saklar lampu tidur di atas meja. Kemudian matanya mengerjap-ngerjap, telinganya menegang, mencoba mencari tahu sumber dari bunyi denging dan berisik yang membuatnya terbangun di pagi buta seperti ini.
Ngiiiing...
Kepala Hye-Rin sontak menoleh ke sebelah kiri ruangan dan menangkap sumber bunyi yang ternyata berasal dari radio tua milik halmeoni-nya. Dan yang membuatnya bergidik, radio itu menyala. Cahaya kekuningan muncul dari bagian depan radio yang permukaannya terbuat dari kaca memanjang, yang menampilkan angka-angka frekwensi radio.
Tubuh Hye-Rin menegang, ia menarik selimutnya hingga ke dagu dan merapatkan punggungnya ke sandaran ranjang.
"Bagaimana bisa?"
Setahu Hye-Rin radio itu sudah rusak. Tidak pernah menyala lagi sejak bertahun-tahun lalu. Dan kemarin saat ia menata kamarnya, tidak mungkin salah, ia yakin betul bahwa radio itu tidak memiliki kabel untuk dicolokkan ke listrik, apalagi baterai. Jadi, kenapa bisa menyala??
Bzzz...
Bzzz...
Radio tua itu masih berdesis, seolah-olah sedang mencari gelombang yang tepat. Sementara itu bulu kuduk Hye-Rin kian meremang. Gadis itu gemetaran di sudut tempat tidurnya.
Pada akhirnya suara desisan dari radio itu berhenti , dan sebuah lagu mulai mengalun dengan jelas. Ketakutan Hye-Rin kini tak dapat dibendung lagi. Sontak ia melompat dari tempat tidur dan berteriak keluar kamar.
"Yoon-Si-yaaaa!!"
***
"Senang berkenalan dengan kalian. Mohon bimbingannya. Terima kasih." Seorang gadis bernama Bae Seo-Mi membungkukkan punggung dengan kedua tangan bersedekap untuk memberi salam pada seisi ruangan.
"Selamat datang, Seo-Mi-ssi," balas Kang Chul-Min ramah.
Di ruangan rapat yang pagi itu berisikan anggota lengkap VBS radio, beberapa orang berbisik-bisik menilai penampilan Bae Seo-Mi yang memang menawan.
"Bukankah, karyawan magang ada dua orang?" tanya Han Ji-Hoon, music director di VBS.
"Ya, ada dua orang, mungkin saja dia terlambat," jawab Chul-Min.
KAMU SEDANG MEMBACA
RADIO'S HEART (Memento Series #4) SUDAH TERBIT
General FictionHai! Ada kabar baik yang pengen banget saya share ke kalian semua. Masih ingat kan kalian dengan Memento Series yang dulu pernah saya publish di sini?? Yha~~~ maklum kalau pada lupa kok, karena emang udah berdebu banget ini cerita gara-gara nggak p...