Dewa berlari kencang ketika mendengar suara pistol bersahut-sahutan. Rahangnya mengeras saat sudah sampai di halaman rumahnya yang luas. Di depannya, Julius dan beberapa pengawalnya tengah berusaha melumpuhkan musuh yang tiba-tiba menyerang kediamannya. Pria itu mengepalkan tangan karena mereka sudah mengacau di acara pernikahannya"Sial! Tidak akan kuampuni kalian semua!" marahnya sambil berlari, lalu mulai menghajar musuhnya tanpa menggunakan senjata apa pun. Sedangkan musuhnya di sana sepertinya memang sudah merencanakan penyerangan ini dengan matang. Terbukti dengan persenjataan lengkap yang dibawa serta oleh mereka.
"Tuan," sapa Julius saat Dewa membantunya menangkis serangan musuh yang berasal dari belakang.
"Kenapa mereka bisa masuk, Julius?" geram Dewa sambil terus menangkis beberapa serangan. Kini posisi Dewa dan Julius adalah saling membelakangi. Keduanya saling bersiap untuk menerima serangan dari musuh.
Sementara keadaan di dalam rumah yang digunakan sebagai tempat resepsi pun tiba-tiba kacau saat beberapa pria berpakaian serba hitam masuk. Para tamu kocar-kacir mencoba menyelamatkan diri.
"Ada apa ini?" gumam Fatma gemetar saat melihat acara pernikahannya kacau.
"Papa! Mama!" teriak gadis itu saat melihat mamanya sedang berusaha melepaskan diri dari seseorang yang kini meringkus kedua tangannya. Sementara papanya sudah tidak sadarkan diri akibat pukulan yang mengenai belakang kepalanya.
Fatma berlari menuruni pelaminan. Namun, langkahnya terhenti saat seseorang mencekal pergelangan tangannya kuat. Dia menoleh, lalu mendapati seorang pria yang sepertinya seumuran suaminya kini tengah menatap tajam padanya.
"Jadi kau istri keparat itu," ujarnya sambil mengencangkan cengkeramannya pada Fatma.
"Ka-kau siapa? Lepaskan aku!" ringis Fatma karena merasa sakit akibat cengkeraman orang itu.
"Oh, apakah aku menyakitimu?" tanya pria itu yang kini mencoba menyentuh pipi Fatma dengan tangan yang satunya lagi. Air Fatma sudah mengalir deras saking takutnya.
"Suamimu itu sudah terlalu meremehkanku, Nona. Sekarang mari kita lihat, sampai di mana sikap sombongnya itu," kata pria itu yang tiba-tiba saja mencoba mencium Fatma.
Mata Fatma membulat, lalu sekuat tenaga mencoba memberontak. Sungguh dia tidak sudi disentuh oleh pria selain suaminya.
"LEPAS!" teriak Fatma sambil menggigit pergelangan tangan pria kurang ajar itu.
PLAK
Tubuh mungil Fatma terdorong akibat tamparan keras yang dia dapat. Matanya berkunang-kunang karena merasakan sakit yang teramat pada kepala belakangnya. Tangannya terangkat untuk mengusap kepalanya yang sepertinya basah.
Darah. Ternyata kepalanya mengeluarkan darah. Mungkin saat ditampar tadi, kepalanya terbentur pinggiran meja. Di ambang kesadarannya, dia bisa melihat pira itu berjalan mendekatinya.
Dewa ....
Sementara kondisi di luar rumah terlihat lebih kacau. Darah sudah melumuri tubuh Dewa karena beberapa serangan yang lolos dari tangkisannya. Julius lebih parah lagi. Bahu pria itu terkena tembakan saat mencoba melindungi tuannya.
"Tuan, Anda sebaiknya kembali ke dalam rumah. Sepertinya penyerangan ini memang direncanakan untuk mengacaukan acara pernikahan Anda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuikhlaskan Kau Bersamanya [COMPLETED]
Spiritual"FATMA, AYO CEPAT LARI!" Perempuan yang dipanggil Fatma itu pun menoleh ke belakang. Matanya terbelalak melihat sekelompok orang yang mengejar mereka semakin mendekat. Dengan susah payah dia terus menambah tempo larinya. "A-aku tidak kuat," ujar Fat...