You?

2.2K 148 21
                                    

Hyejin mengusap-usap kepala minhyun dengan sayang. Gadis berparas cantik dan lucu itu masih memejamkan matanya. Rasa khawatir terus saja muncul dalam hati wanita yang sudah melahirkannya.

Air mata itu jatuh mengenai punggung tangan minhyun. Jika minhyun sadar nanti, apakah ia tak akan bertemu dengan seseorang yang menolongnya, seseorang yang ternyata adalah ayahnya. Apakah selamanya minhyun tak akan mengetahui siapa sosok ayahnya? Hyejin terus menimbang-nimbang. Hingga ia merasakan sebuah pergerakan kecil jari-jemari yang ia genggam.

Minhyun mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Dengan segera hyejin memanggil dokter untuk memeriksanya.

Hyejin sangat bersyukur minhyun sudah sadarkan diri. Ia bahkan sempat berpikiran akan mengakhiri hidupnya jika ada yang terjadi dengan putri kecilnya. Karena minhyunlah satu-satunya yang ia miliki.

***

Setelah minhyun tertidur, hyejin berjalan keluar ruangan berniat mencari udara segar sejenak. Ia terus melangkah menyusuri koridor rumah sakit, hingga ia bertemu dengan sosok yang sudah lama tak berjumpa dengannya, sosok yang pernah menjadi ibu mertuanya, cho hana.

Hyejin sedikit tercekat. Awalnya ia berpura-pura untuk menjadi orang asing dan berjalan melewatinya. Namun tanpa di duga seseorang memanggilnya.

"Tunggu", suara itu langsung membuat hyejin menghentikan langkahnya. Hingga terdengar derap langkah semakin mendekat yang membuat debaran hati hyejin semakin cepat dan dalam.

"Apa, apakah, anda tahu dimana ruang dokter Yoo?" suara ibu mertuanya itu terdengar tepat di belakang tubuhnya. Hyejin bernapas lega. Karena nyonya cho tidak menyadari dirinya.

"Oh maaf saya tidak tahu. Saya permisi", ucap hyejin dengan menahan rasa gugupnya tanpa menoleh dan bergegas pergi.

Hyejin bernapas lega. Ia berhasil lolos dari ibu mertuanya. Tapi, apa yang sedang dilakukan nyonya cho di sini? Apa ia sedang sakit? Atau ada sesuatu terjadi?

Hyejin melongokkan kepalanya dari tiang tempat ia sembunyi. Ia melihat ibu mertuanya itu berjalan mondar-mandir mencari keberadaan dokter. Hyejin merasa iba dengan raut muka nyonya cho yang terlihat khawatir dan cemas. Hingga ia melihat nyonya cho bersama seorang dokter dan berjalan menuju suatu ruangan.

Hyejin terus mengikuti kedua orang tersebut. Hingga kedua orang itu menghilang dari sebuah pintu. Hyejin mengintip dari kaca yang ada di pintu tersebut dengan seksama. ia melihat seseorang yang terbaring tak berdaya.

'Cho Kyuhyun'

Hyejin membekap mulutnya. Ia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Cho kyuhyun terbaring lemah di dalam sana. Dan semua itu apakah karena...

" Maaf, Anda siapa? Sedang apa anda..." ucapan seseorang yang tiba-tiba terdengar di telinga hyejin berhenti ketika ia menatapnya. Hyejin sangat terkejut. Jantungnya berdebar kencang. Ia hanya diam mematung.

'Apa yang harus kulakukan?' pikirnya.

"Ya tuhan kau! Hyejin. Park Hyejin? Ya tuhan Apa aku salah lihat? Kau hidup!" ucap wanita yang terkejut memandangnya dengan tidak percaya.

"Kau Park Hyejin kan? Bagaimana bisa? Ya Tuhan kau masih hidup! Ini benar kau kan? Hyejin-ah bicaralah. Jawab!" ucap wanita itu serampangan.

"Eo-eo-eonni.. Mianhae" ujar hyejin terbata. Ia benar-benar tidak tahu harus mengelak seperti apa lagi. Tanpa sadar ia mengaku bahwa ia hyejin sang adik ipar yang telah lama pergi.

"Jadi ini benar kau? Ya tuhan. Sebenarnya ada apa ini? Bagaimana bisa kau.." hyejin merutuki kebodohannya. Ia terkejut bagaimana ia bisa tanpa sadar mengakui dirinya yang sebenarnya.

"Hye-ya aku benar-benar tak tahu apa yang telah terjadi selama ini. Kau hilang begitu saja. Aku tahu apa yang kau rasakan atas kebodohan kyuhyun dulu. Aku tidak tahu rencana apa yang telah kau perbuat hingga semua orang telah menganggapmu mati. Aku sangat memahami bagaimana perasaanmu saat itu. Tapi hye-ya, kau tahu sejak kau pergi, adikku menjadi manusia yang bahkan tidak memiliki semangat hidup. Ia hanya pulang pergi kerja. Bahkan ia jarang sekali memasukkan sesuap nasi ke dalam perutnya. Bahkan aku sering mendengar ia menangis terisak di dalam kamarnya dengan menyebut namamu hye. Kau tahu betapa menyesalnya dia? Dia sangat mencintaimu."
Mendengar penuturan kakak iparnya membuat hyejin terdiam. Ia meremas ujung kaos yang dikenakannya. Ia tak tahu respon apa yang harus ia tunjukkan. Ia benar-benar bingung. Pikirannya sungguh sangat berkecamuk.

"Mianhae eonni.." lirih hyejin sambil meremas ujung kaosnya gugup

"Eonni..  Aku tahu bagaimana perasaan kyuhyun saat ini. Apa yang ia rasakan aku juga memahaminya. Aku juga sudah memaafkannya. Tapi untuk menerimanya kembali ke dalam kehidupanku.. Aku rasa itu sangatlah sulit. Aku selalu merasa luka itu selalu datang bahkan ketika aku menatap wajahnya. Aku.. Aku butuh waktu". Jelas hyejin menuangkan segala isi hatinya.

" aku tahu kau juga masih mencintainya kan? Kau masih mencintai adikku benar kan? Aku tidak ingin memaksamu hye. Karena aku tidak berhak mengatur jalan kalian. Aku hanya ingin mengharapkan yang terbaik untuk kalian. Itu saja. Yang jelas aku tahu bahwa kalian masih saling mencintai. Jangan sampai karena ego meruntuhkan segalanya."

"Nyonya hyejin? Ah putri anda sudah siuman", ucap seorang perawat yang tiba-tiba menghampirinya.

"Putri?" lirih ahra bingung. Sedangkan hyejin menatapnya takut.

"Kau memiliki anak?" lanjut ahra lagi yang dibalas anggukan eh hyejin.

***

Ahra masih tak percaya bahwa adik iparnya yang baru ia temui ini ternyata memiliki seorang anak. Ahra masih mematung menatap dua orang yang saling berpelukan. Hyejin yang sibuk memeluk dan mengelus wajah putrinya.

"Berapa usianya?" tanya ahra pada hyejin.

"Minggu depan ia genap berusia 4 tahun" jawabnya.

Mendengar jawaban hyejin membuat ahra terdiam. 4 tahun lalu bukankah tepat saat hyejin pergi menghilang dari kehidupan kyuhyun?

"Apa dia putri kyuhyun?" pertanyaan ahra menyentak hyejin yang masih sibuk dengan putrinya.

"Ya" jawab hyejin singkat.

"Apa kyuhyun sudah mengetahui ini?" hyejin mengangguk menanggapi pertanyaan ahra.

Ahra berjalan mendekati ranjang dan menyapa minhyun, keponakan yang baru ia ketahui.

***

Tuan cho dan nyonya cho masih terduduk menunggu dokter memeriksa putranya. Sesekali tuan cho mengelus punggung istrinya untuk menenangkannya.

"Yeobo..Kenapa ini terulang lagi? Bukankah kyuhyun sudah membaik akhir-akhir ini? Tapi kenapa sekarang begini lagi?" nyonya cho teringat kejadian yang sama terjadi beberapa tahun silam. Tepat saat kyuhyun ditinggal sang istri.

Saat itu kyuhyun benar-benar hancur. Kyuhyun sempat melakukan bunuh diri. Untung saja kala itu ahra dengan cepat menemukan kyuhyun yang sudah tergeletak mengenaskan dikamarnya. Jika tidak mungkin kyuhyun sudah tidak ada lagi di dunia ini. Bahkan ia sampai harus mendapatkan terapi dan psikiater karena kondisi kejiwaannya yang sedikit terganggu.

"Kita berdo'a saja semoga tidak terjadi apa-apa dengan putra kita. Tenanglah dia pasti kuat" ucap tuan cho menenangkan istrinya.

"Eomma Appa" pasangan suami istri itu menoleh ke arah sumber suara dan mendapati putri pertamanya datang menghampiri mereka.

"Ahra ya. Kau dari mana?" tanya tuan cho pada ahra. Namun ahra kemudian memalingkan wajahnya ke belakang memberi syarat pada seseorang untuk menghampirinya.

"E-oh?? Yeo-bo?" ucap nyonya cho terbata memanggil suaminya untuk memastikan apa yang ia lihat pada sosok di samping ahra. Ia meremas kemeja suaminya karena terkejut akan kedatangan wanita yang mengejutkannya.

Tbc

.
.
.
Huuuuhh wah udah lama banget saya ga lanjutin ini ff. Adakah yang masih ingat dengan ceritanya? Saya aja kadang lupa cerita sebelumnya kayak gimana. Jadi kalo mau nulis next chapter ya harus baca ulang. Maaf ya baru upload. Ini aja disempet"in dan dipaksa"in. Rencananya sih mau cepet" di end in aja. Biar ga ada tanggungan.

APOLOGYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang