Best Lucky day :D

11 0 0
                                    


Hari ini, hari Rabu. Hari keberuntungan J

Jam pertama dan kedua, waktunya SBK. Kita dapat proyek untuk membuat desain batik untuk taplak di selembar kertas gambar A3. Aku yang memang tidak berbakat dalam hal gambar-menggambar langsung blank. Aku pun menggambar seadanya. Haha, yang penting sudah berusaha, untuk hasilnya kita serahkan kepada Yang Maha Esa. Amiiin... (sok tawakkal).

Jam ketiga-keempat waktunya TIK. Tapi ternyata...

"Ayok ke Champion." Ajak orang-orang.

Aku melongo. "Ngapain ke Champion?"

"Ituloh lihat orang2 maen futsal." Jawab Nesa sekenanya.

Oiya, untuk memperingati harlah ke-36, sekolahku merayakannya dengan mengadakan berbagai lomba. Salah satunya adalah futsal yang rutin dilombakan. Sebenarnya lomba tersebut sudah diadakan sejak hari Selasa lalu (aku juga ikutan lihat loh) dan juga Rabu, Kamis, Jumat, serta Sabtu (sekarang). Tadi, kelasku XII IPS I melawan tetangga XII IPS 2. Sumpah, itu pertandingannya keren banget. Yah, walaupun aku lihatnya telat banget. Soalnya, ketika kita ke sana skor sudah mencapai 8-7 (kira-kira begitu), unggul kita. Kita berempat menonton dari sisi samping lapangan sambil memakan roti pisangnya Nesa (hehe..). Yang namanya Nias, nggak berhenti teriak-teriak, yang manggil-manggil nama anak cowoknya lah, yang pake' bilang miss you segala lah (hii.. ilfeel). Yang kita bertiga Cuma bisa diem-diem cemas. Ndredek rasanya. Soalnya, selisih skornya emang tipis banget. Habis kelas kita ngegolin, kelas sebelah ngegolin, habis itu kelas kita lagi, habis itu kelas sebelah, pokoknya selang-seling lah. Saat itu Nias kelihatan putus asa banget waktu tau skor kita berbalik kalah.

"Kalah ini kayaknya. Ayok pulang. Aku gak mau liat kekalahannya orang-orang. " Kata Nias kecewa sambil menuju pintu keluar.

Aku langsung mencekal tangan Nias. "Tunggu Yas. Kamu nggak bisa ya ngehargain temen-temen kita yang udah berjuang sampai sini."

Nias pun terdiam. Aku ikut-ikut diam. Kita berdua menengok ke lapangan futsal. ADU PENALTI.

Yeey.. Ini berarti kita masih punya kesempatan buat menang.

Tendangan pertama berjalan mulus...

Tapi, tendangan dari lawan juga tidak mudah dihalau oleh Andra selaku kiper...

Skor berimbang...

Tendangan kedua sama-sama gagal baik dari tim kita maupun tim lawan...

Tendangan ketiga...

Dida berhasil memasukkan bola ke gawang...

Giliran tim lawan...

...

Ternyata, Andra berhasil menggagalkan bola masuk ke gawang...

Itu berarti...

KITA MENANG!!! Yeeey...

Ketika kita, para cewek-cewek yang juga menjabat jadi suporter heboh mau pulang, para cowok-cowok memanggil kita untuk melakukan foto bersama sebagai kenang-kenangan.

Cheese... J

Setelah itu, kita semua balik ke kelas untuk melaksanakan KBM. Setelah itu jam istirahat, Dita yang menjadi perwakilan untuk lomba bulutangkis datang ke kelas dengan wajah terlipat-lipat.

"Gimana Dit hasilnya?" Tanya Aruni kepo.

"Sumpah ya. Aku sama Tosi nggak tau kalo anak kelas sepuluh itu banyak yang ikut klub-klub di luar sekolah." Kata Dita dengan tampang frustasi.

"Puk... Puk... Ya." Kata Aruni kasihan.

Yah, gagal deh dapet juara di bulutangkis.

Jam 7-8 waktunya geografi. Anak kelas sepuluh sudah pulang sedari tadi karena memang sudah tak ada pelajaran lagi. Sedang anak kelas sebelas yang memang jadwalnya untuk pramuka harus tinggal dulu di sekolah kalo emang nggak mau dapet nilai jelek di bagian ekstrakulikuler.

Ketika aku, Nesa, dan Fani baru balik dari masjid dan masuk ke lingkungan sekolah , kita langsung terkejut melihat pintu lapangan tengah ditutup dan sedang ada pertandingan tenis meja di sana. Kita bertiga langsung cepat-cepat naik ke kelas untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Ternyata, di bawah sana sedang dimulai pertandingan tenis meja yang sudah masuk babak final. Padahal tadi, pada istirahat pertama kelasku masih baru melewati babak penyisihan. Kerenn...

Aku ikut menonton proses jalannya perlombaan. Sumpah, ini mah baru namanya pemain profesional. Kalo kemaren itu ya para amatiran. Rasanya bolanya terus diumpan-umpan sampai bisa dibilang bola jarang terlepas dari raket. Ketika telah menyelesaikan dua babak dan hasilnya tetap seri, panitia pun memutuskan untuk mengadakan babak ketiga alias babak penentuan.

Tiba-tiba Iwa mendongakkan kepala ke atas sambil berkata, "Hei, minta minum dong. Haus nih."

Orang-orang langsung menggeleng-gelengkan kepala. Salah satu dari kita langsung turun ke lantai dasar untuk menyerahkan botol Tupperwar berkapasitas 1 liter kepada Iwa. Iwa langsung meneguknya dngan sekejap.

Setelah itu, pertandingan dilanjutkan lagi. Anak-anak yang menonton di atas melihat ada kejanggalan pada lawan kita. Kebetulan, tempat Iwa bermain teduh, sedangkan lawan kita mendapat tempat yang agak panas. Udah sendirian, gak ada yang ndukung lagi. Duh, kasihan banget. Seperti kata pepatah "Sudah terpeleset, terjatuh, gegar otak, masuk rumah sakit, nggak punya uang lagi." Ish. Ish. Ish. (emang ada ya pepatah kayak gitu???).

Orang-orang yang melihat keadaan lawan kita yang kelihatannya sudah kepayahan langsung berinisiatif untuk membagi minum kepada anak tersebut. Awalnya sih dia nolak, tapi akhirnya diminum juga. Ini nih yang namanya SOSIAL. Nggak peduli kawan ataupun lawan, kalo emang ada yang butuh bantuan ya kita bantu. Ilmu itu nggak hanya dipelajarin aja, tapi juga diterapin.

Itu berarti, hari ini kelasku mendapatkan dua juara sekaligus.

(Terdengar iringan lagu Best Lucky-nya Chen EXO)

Hari ini, hari keberuntungan kita!

This Is My LifeWhere stories live. Discover now