Para Gebetan Ira :o

7 0 0
                                    


Jumat. Hari rawan telat.

Pagi-pagi sekali aku sudah mampang di luar area pondok. Ngapain lagi kalo bukan nunggu orang-orang. (Mawa, Ira, dan yang pasti Nias). Beberapa menit kemudian...

Heleeh, orang-orang ke mana sih kok nggak muncul-muncul. Berangkat sendiri ah. Batinku kesal.

Akhirnya aku pun memutuskan berangkat sekolah. Tentunya nggak sendirian. Aku berangkat bareng Zara, anak MA yang pernah sekamar denganku. Kita cerita-cerita mengenai kamar baru dan juga gosip mengenai sekolah Zara yang kabarnya tahun depan UN-nya mau pake' sistem komputer. Aku sih santai-santai saja. Sekolahku kan nggak punya fasilitas komputer sebanyak muridnya, jadi kita mungkin masih pake' cara manual, yakni dengan LJK (Lembar Jawaban Kertas). Uyee..

Aku pun masuk kelas seperti biasa. Setelah bel masuk berdering, aku baru dag-dig-dug. Pasalnya, orang bertiga itu belum ada yang dateng ke sekolah. Aku takut, jangan-jangan mereka bertiga berkonspirasi buat mbolos bareng dan kau tidak diikutsertakan. Dasar, nggak setia kawan!

Tiba-tiba, ketika jam pelajaran ke-2 dimulai, pintu kelas pun diketuk dan anak kelasku yang tadi tertahan di luar gerbang langsung masuk.

Ah, akhirnya. Batinku lega ketika melihat Ira dan Nias berada dalam gerombolan tersebut.

"Yas, tumben telat. Ada apa?" Tanyaku pada Nias ketika ia baru mendudukkan pantatnya ke atas bangku.

"Takkirain kalian bertiga janjian nggak masuk bareng. Aku kan jadi takut. Aku mikir kenapa kalian nggak ngajak-ngajak aku kalo mau bolos bareng. Betewe, Mawa kemana?" Cerocosku lagi ketika melihat Nias tak bergeming.

Nias mempewekan posisi duduknya sebelum ia menjawab pertanyaan-pertanyaanku.

"Aku tadi sama Ira emang niat telat. Soalnya, antrian mandinya emang panjang banget." Aku manggut-manggut. Nias sama Ira emang menempati kamar di komplek yang sama.

"... Mawa izin gak sekolah. Anak –anak kebersihan kan emang diizinin nggak sekolah." Lanjut Nias.

Oalah, aku baru nyadar kenapa sekarang di pondokku dipasangi terop dengan dekorasi yang menurutku lebih mewah dari dekorasinya orang nikahan. Soalnya, di pondok memang ada acara. Jadi, ibu pengasuh pun meminta bantuan pada para seksi kebersihan untuk melancarkan acara yang berlangsung selama dua hari itu. Dan kebetulan, Mawa yang memang merupakan anak rajin dan juga orang sibuk itu juga menyandang status seksi kebersihan. Jadi, mau nggak mau ia harus menaati titah pengasuh. Hehe.

Biasanya sehabis BBQ, aku dan Nias memutuskan untuk kembali ke pondok dan ziarah ke makam pengasuh pondok untuk memanjatkan doa-doa. Tapi, kali ini Nias mengajakku untuk tidak balim pondok. Aku sih iya-iya aja. Karena kita punya tujuan lain, bukan sekedar nggak pengen ziarah. Soalnya, bimbelnya nanti kan waktunya ekonomi, yang juga kebetulan ada tugas. Jadi, kita memutuskan untuk mengerjakan tugas Ekonomi di kelas bersama teman-teman tercinta (hihi) dengan cara menyalin jawaban orang-orang yang sudah selesai mengerjakan. Eh, nggak ding. Kalian jangan berburuk sangka dulu lah. Kalian tau kan aku itu orangnya jujur dalam mengerjakan tugas-tugas maupun ulangan. Jadi, nggak mungkin lah aku nyontek jawaban orang-orang yang belum tentu betul itu (sombong bingitt). Makasih banget buat Bu Yulia, guru akuntansi semasa SMP yang sudang ngajarin bermacam-macam hal mengenai akuntansi sampai berbusa-busa cuma supaya anak didiknya ngerti. Jadi, aku pun memutuskan mengerjakan sendiri dengan mengandalkan sisa-sisa ingatanku mengenai akuntansi.

Di saat aku dan Nias sedang sibuk-sibuknya memeras otak, datanglah si Ira yang kelihatannya sudah mengerjakan tugas Ekonomi.

"He Rek, kalian tau nggak sih. Masa' dari tadi nggak ada yang mau nyapa aku. Padahal aku nggak mungkin ngenain mereka. Walaupun mereka megang pun nggak mungkin aku ngenain." Curcol Ira sambil mengusap air matanya yang mulai mengalir setetes demi setetes.

Aku langsung menengok ke arah Ira.

Halah, orang ini ngapain seh. Batinku rada sewot karena merasa terganggu.

Sejujurnya, aku paham banget kenapa Ira sampek sebegini stresnya. Ya, Tepatnya kemarin malam di pondok ada pengumuman mengenai penambahan seksi-seksi seperti seksi kesehatan, seksi pendidikan, dan juga seksi keamanan. Dan kebetulan, di tahun terakhirnya di pondok, Ira diberi amanat untuk menjabat sebagai seksi keamanan yang menurutku berat banget.

Tapi, aku dan Nias menemukan gelagat-gelagat aneh pada aksi curcol dadakannya Ira. Di kelas ini, ada beberapa anak cewek yang sedang fokus mengerjakan Ekonomi seperti aku, Nias, Fani, Nesa, Fia, dan lain-lain. Selain kita, ada juga ank cowok yang sedang buru-buru menyontek tugasnya orang-orang karena mereka kan mau jum'atan. Cowok-cowok itu adalah Andra dan Abe.

"Yas, Ira itu lagi PMS apa caper sih. Kok dari tadi ngomel-ngomel terus." Ucapku smabil mengungkapkan hasil pengamatanku.

"Kayaknya dia lagi caper deh. Tapi entah caper ke siapa. Soalnya ya, sedari tadi waktu Ira ngomel-ngomel, tatapannya itu bukan ke arah kita. Tapi ke arah cowok-cowok."

"Dia caper ke siapa ya?" Tanyaku.

"Masa' Andra si kecil itu... Nggak mungkin lah." Jawab Nias.

"Itu berarti..." Aku dan Nias sama-sama terdiam ketika menyadari Ira sepertinya sedang mengincar seseorang.

Ckckck. Gak nyangka yah, secepat ituu perasaan Ira berubah. Terus Arzal mau dikemanain??

Terjadilah konflik antara Ira dengan para gebetannya.

This Is My LifeWhere stories live. Discover now