05 {2} [Together]

1.9K 207 0
                                    

"Hun, ijinin gue malmingan ama Kakak lo ya, pliss." Daniel memohon-mohon Ke Jihoon.

Jihoon membelalakkan kedua matanya, "Kalo kalian malah malmingan, ya masa Jihoon mau dirumah sendirian juga??" Jihoon jengkel sendiri.

Ya masalahnya si cuma satu. Jihoon takut sendirian.

"Ya hun, pliss..." paksa Bona.

"Hmm. Yauda deh, nanti Jihoon suruh temen Jihoon main." jawab Jihoon

Akhirnya setelah perjuangan maksa Jihoon, Jihoon mau juga ditinggal sendirian di rumah.

Daniel dan Bona lantas bersorak. Alhamdulillah bisa malmingan.

.
.

"Kamu maunya kemana?" tanya Daniel saat mereka sedang di dalam mobil.

Bona mengerutkan dahinya bingung,
"Kok lu tumben aku kamu an?" pintanya.

Daniel diam sebentar, lalu menjawab "Eh maap, kelepasan..."

Sesaat setelah itu, telepon Daniel berbunyi, menandakan adanya panggilan. Tapi bukannya menjawab panggilan itu, Daniel malah membiarkannya saja.

"Lah niel, itu telpon sapa kok nggak diangkat?" tanya Bona.

"Biarin aja, paling jomblo nanyain tugas." jawab Daniel sambil terkikik sendiri.

"Gue juga jomblo woii. Kalo lo mah gue gatau." protes Bona

"Hmm. Udah gausah dibahas lagi." jawabnya yang tiba-tiba serius.

.
.
.
~~~Hening~~~
.
.
.

"Gimana kalo kita nonton sama makan." tanya Daniel memecahkan lamunan.

"Boleh-boleh." jawab Bona.

(Sesampainya di mall)

"Mau nonton dulu apa makan dulu?" tanya Daniel.

"Enaknya gimana yaa?" ujar Bona.

"Nonton dulu aja deh." jawab Daniel.

Mereka berdua pun membeli tiket lalu membeli popcorn dan langsung masuk ke teater karena beberapa menit lagi film akan dimulai.

Sepanjang perjalan, dari saat keluar dari mobil sampai masuk ke bioskop, Daniel tidak pernah melepaskan genggamannya. Daniel bahkan menggenggam tangan Bona erat seperti tidak ingin kehilangan Bona.

.
.

"Enak nya makan apa ya niel?"

"Hmm, kamu mau nya apa?" tanya Daniel sambil merangkul Bona.

"Terserah kamu aja lah Niel..." jawab Bona.

"Ehem...manggil nya apa tadi?" ejek Daniel.

"Hih, ngeselin sumpah." ujar Bona sambil mencubit perut Daniel.

"Aww sakit. Berhenti plis." mohon Daniel. Bona pun menghentikan cubitannya.

"Makan sushi aja yok?!" ajak Daniel.

"Hmm boleh deh." jawab Bona.

"Yang bener, mau apa gak? Jawabnya yang serius dong?" ujar Daniel.

"Lah terus harus jawab gimana? Masa jawab kaya tadi dibilang gak bener?" tanya Bona.

"Yang bener tu jawabnya gini, Iya sayaang." ujar Daniel.

"Suruh pangil sayang, NoNoNo."
jawab Bona.

*Bacanya sambil nyanyi
Nonono~Apink

"Jan centil-centil lah Bon, nanti gue tambah lengket ke elo..." kata Daniel.

Bona memelototkan matanya ke arah Daniel. "Lo gitu lagi gue pulang sendiri!" ancamnya.

"Iya Bona-ku jangan marah." ujar Daniel sambil sok meluk-meluk Bona.

"Jan peluk-peluk! Gua sunat lagi mampus lu!"

Bona pun melepaskan pelukan Daniel dan berjalan cepat ke tempat restoran Sushi yang akan mereka tuju.

(Di dalam restoran)

"Yah, Bon. Jangan ngambek dong..."

Bona pun tetap tidak bergeming, hanya diam sambil menatap layar ponselnya.

"Bon,, jangan ngambek dong cantik..."

"Hmm."

"Bonaa..."

"Huh, niel makanannya dateng kapan ya? Jihoon rewel dirumah sendiri, temennya gaada yang bisa dateng." ujar Bona.

Daniel pun kaget.

Dia hanya terdiam melihat perubahan emosi yang cepat pada seorang Bona.

"Tunggu aja paling entar lagi nyampe, makannya."

"Iya."

"Kamu ngerjain aku yaa?!" tanya Daniel.

"Habisnya lo peluk-peluk gue, coba kalo Jihoon liat, bisa direbus hidup-hidup lo." jelas Bona.

"Berarti nggak boleh meluk?" tanya Daniel dengan tampang sok polos nya.

"Hmm." jawab Bona seadanya.

Akhirnya pesanan mereka pun dateng. Mereka pun segera menghabiskan pesanan mereka.

(Perjalanan pulang)

"Niel." panggil Bona.

"Hmm?" jawab Daniel seadanya sambil matanya tetap fokus menyetir.

"Tangan gue gerah niel, lo lagi nyetir masih aja genggem tangan gue. Kita nggak lagi nyebrang niel." ujar Bona.

"Eh iya." jawabnya sambil melepaskan genggaman tangannya.

Sesering-seringnya Daniel menggenggam tangan Bona, menurut Bona hari ini genggaman tangan lelaki itu berbeda.

Daniel menggenggam tangan Bona sangat erat. Seperti ini hari terakhirnya bertemu Bona.

"Btw Niel, kita tu nggak jelas banget yaa?" ujar Bona.

"Nggak jelas? Maksudnya?" tanya Daniel.

"Ya, nggak jelas. Kita cuma temen sebangku niel, nggak lebih." ujar Bona.

"Gue udah bilang kan? Gue nggak akan ngelepasin lo. Mau lo cuma temen sebangku gue, mau lo pacar gue, gue nggak mau lepasin lo." jelas Daniel sambil sekilas melirik Bona yang memandang kosong ke depan.

"Sini deh." ucapnya lagi sambil menarik Bona ke dalam pelukannya.

"Niel, lo lagi nyetir loh." nasehat Bona.

"Bodo lah, lo anget." ujar Daniel.

"Nyampe rumah gue laporin Jihoon!" ancam Bona.

"Gak mempan." balas Daniel.

.
.
.

Bersambung part 3

PHP - Kang Daniel {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang