05 [Promise]

1.9K 219 3
                                    

"KAK BONAA!!" panggil Jihoon dari lantai bawah.

"NAPA?!" tanya Bona yang juga sambil teriak.

"TEMENIN JIHOON KAK, JIHOON TAKUT SENDIRIAN." jawab Jihoon.

Bona memutar kedua bola matanya.
"Aelah, manja." ujarnya monolog.

Bona pun turun ke ruang keluarga menemani adiknya yang ternyata sedang nonton film horror di tv ruang tengah dengan keadaan gelap.

Ya, Jihoon mematikan hampir semua lampu di lantai bawah.

"Kalo takut gausa ditonton lah hun." nasihat Bona.

"Pengen kak..." jawab Jihoon.

"Dasar. Kakak nemenin kamu tapi Kakak gak jamin kalo Kakak gak bakal ketiduran loh..." ujar Bona.

"Ya gaapa. Tapi intinya Kakak sini aja temenin aku." pinta Jihoon.

"Yauda deh. Kakak pinjem pundak kamu yaa?" tanya Bona.

"Pinjem bahu nya Kak Daniel aja yang lebih bidang." ejek Jihoon.

Bona kesal dengan jawaban Jihoon yang seolah menyindir dirinya. "Gak kakak temenin nih." ancam Bona.

"Iya-iya kak, becanda " ujar Jihoon yang lalu membiarkan kakaknya tidur di pundaknya.

Saat kakaknya sedang tertidur, tiba-tiba handphone-nya berdering. Saat ia lihat, ternyata Daniel yang menelponnya.

(Di telepon)


"Halo. Kenapa kak?" —Jihoon

"Lo dirumah? Malming gue hampa tai." —Daniel

"Iya, mau apa emang kak, kerumah?" —Jihoon

"Main lah." —Daniel

"Main apa nyamperin Kak Bona?"
—Jihoon

"Dua-dua nya boleh kan?" —Daniel

"Boleh sii, sapa yang gak mau punya kakak ipar kayak Kak Daniel"
—Jihoon

"Hahaha, yaudah gue langsung otw."
—Daniel

.
.

Sesampainya Daniel di rumah Bona, ia pun mengetuk pintu rumahnya dua kali dan langsunh masuk.

"Hun, ini rumah kok gelap amat." ujar Daniel dari ruang tamu.

"Jalan ke arah cahaya kak." sahut Jihoon yang sedang menonton film horror.

Daniel pun menuruti perkataan Jihoon. Dia berjalan ke sumber cahaya satu-satu nya di lantai bawah.

Dari tv.

"Anjer lah hun, nonton The Exorcist aja lampu dimatiin semua. Gue kira lo gaada di rumah." ujar Daniel.

"Ya biar kesannya lebih dramatis kak." jawab Jihoon.

"Saklar nya dimana hun?" tanya Daniel.

"Deket tv." jawab Jihoon.

Daniel pun menyalakan senter dari hp-nya dan menyalakan lampu di ruang tengah.

"Lah hun, kakak lo napa? Pingsan?" tanya Daniel sambil berjalan ke arah Jihoon dan Bona yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Tidur dia. Dari awal film nya mulai aja dia udah tidur." jawab Jihoon sambil nyemil popcorn.

Daniel mengangguk-angguk mengerti. Hapal dia kelakuan Bona. Ditinggal sebentar udah molor. "Gue bawa ke kamar aja kali ya hun, kasian." pinta Daniel.

"Digendong gitu kak?" tanya Jihoon.

"Ya kali diseret."

"Tampar aja kak, coba. Sapa tau bangun." ujar Jihoon.

"Gue kalo nampar pake bibir. Gimana dong?" tanya Daniel sambil tertawa.

"Jangan kali kak." cegah Jihoon.

"Lagian gak mungkin gue cium Bona didepan adeknya padahal gue bukan sapa-sapa nya. Gila apa gue?!" ujar Daniel.

"Yaudah kak, gendong aja ke kamar." ucap Jihoon.

"Kamar nya yang mana?" tanya Daniel.

"Lantai 2 sebelah kamar gue."
jawab Jihoon.

"Sip." ujar Daniel sambil menggendong Bona dan membawanya menuju kamarnya.

.
.


"Berat juga lo bon." pinta Daniel monolog.

Daniel pun menidurkan Bona di kasurnya. Setelahnya, ia duduk di samping tempat tidur Bona sambil mengamati Bona yang sedang tertidur.

Beberapa saat kemudian, Bona pun bangun dan menyadari bahwa di sampingnya ada Daniel yang sedang mengamatinya.

"Niel, kok lo disini? Trus sejak kapan gue tidur di kamar?" tanya Bona linglung.

"Sejak gue gendong lo ke kamar." jawab Daniel.

"Ooh. Btw, niel, sebenernya status kita tu apa si?" Bona tiba-tiba bertanya.

"Kenapa harus ada status? Gue udah nyaman gini, lo nya juga gak keberatan kan? Gue gak akan ngelepasin lo Bona, gak akan dan gue juga gak mau." jelas Daniel sambil mengusap pipi Bona dengan lembut.

"Untuk saat ini gue percaya. Semoga lo tepatin janji lo." ucap Bona.

"KAK BONA, KAK DANIEL, CEPETAN TURUN TEMENIN JIHOON."

"IYA BENTAR!!"

.
.
.

Tbc part 2

PHP - Kang Daniel {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang