Generation : Chapter one

1K 31 3
                                    

Namaku Diva H Valerie. Aku tidak pernah tau apa kepanjangan H dari namaku itu dan aku memang tidak ingin tahu. Aku adalah seorang anak yang baik, ya menurut teman-temanku sih begitu. Aku berasal dari keluarga yang cukup mapan, tetapi sekarang karena adanya krisis perekonomian di negara tempat tinggalku, aku mulai sekarang harus berhemat.

Aku bersekolah di universitas terkenal di negaraku di luar benteng, tetapi sekarang aku tidak bersekolah disitu lagi, karena sekolahku sudah hangus, rata dengan tanah. Tidak ada bekas apapun yang tersisa. Rata, benar-benar rata.

Aku adalah orang yang bukan sepenuhnya manusia. Aku adalah manusia stengah vampir. Ayahku adalah seorang vampir dan ibuku adalah manusia. Mata kiriku berwarna hitam dan mata kananku berwarna oranye terang.

Sebentar lagi aku akan pindah dari kotaku ke kota di dalam benteng itu, entahlah apa nama kota

didalam beneteng itu aku tidak peduli. Nama kotaku yang sekarang adalah Serglomett, kota

Serglomett. Kota yang cukup tenang untuk manusia setengah vampir sepertiku. Di sini banyak

sekali manusia aneh sepertiku tapi ada juga yang seutuhnya vampir dan yang pasti tidak ada yang

seutuhnya manusia.

Aku memiliki banyak teman di sini, tetapi aku hanya memiliki satu sahabat. Nama sahabatku adalah Elizabetth Crolatte tidak pakai S tetapi pakai Z haha, terdengar lucu dan aneh memang tetapi itulah namanya. Dia juga akan pindah ke kota dalam benteng tersebut. Oh ya, kami semua yang berumur 16 tahun memang semuanya pindah ke kota dalam benteng tersebut untuk mengikuti takdir, ya takdir kemampuan kita untuk masuk ke dalam kelompok mana nantinya.

Menurut penilaian aku dan Elizabetth kami berdua pasti akan masuk ke dalam kelompok ketiga haha, karena kami tidak terlalu pintar dan terlalu kuat untuk masuk ke dalam kelompok satu dan dua. Tetapi menurut mamaku, aku akan masuk ke kelompok kedua karena ayahku dulu juga mantan kelompok kedua sebelum Ia menjadi wali kota kota dalam benteng tersebut. Dan Elizabetth pasti akan masuk kedalaman kelompok pertama karena papanya adalah presiden kota tersebut. Tetapi kami hanya tertawa mendengar perkataan mamaku itu.

"haha menggelikan sekali, aku pasti akan selalu di hajar jika masuk kedalam kelompok kedua"

"haha ya, dan pasti aku akan menghancurkan sistem keamanan kota tersebut jika aku di dalam

kelompok pertama"

"haha tepat sekali, kita buat hancur kota tersebut"

Mamaku hanya tersenyum melihat percakapan gila kami berdua.

"oke oke, sudah selesai bercandanya, sekarang waktunya tidur, besok kita akan berangkat"

Kita pun pergi ke kamar masing-masing untuk tidur, dan besok kita akan berangkat untuk menghadapi takdir. Ya, takdir.

*KRINGGGGGG

"argh, dasar jam gila besar sekali bunyinya" teriakku

Yaa, aku harus terbangun untuk perjalanan panjang nanti, benar-benar melelahkan. Tetapi aku tidak tahu kenapa dari semalam perasaanku tidak enak jika mengingat test nanti aku akan masuk kelompok apa, pikiranku selau terbayang akan ayahku, entah mengapa itu terjadi. Dasar, benar-benar membuat gila hidupku saja.

"maaaa"

Aneh, mamaku tidak ada di kamarnya, di dapur pun tidak ada. Eh, tunggu sebentar, mamaku ada di depan pintu sedang berbicara dengan lelaki aneh.

"tidak, dia tidak boleh tahu itu"

"ya. Memang tidak ada yang boleh tahu"

"kalau begitu, kita batalkan saja pelayarannya"

"tidak, nanti para petinggi akan curiga, lebih baik kita tutupi saja"

"tetapi bisa berbahaya bagi anak kita"

Apa!? Anak kita? Jadi laki-laki aneh itu ayahku? Tidak, tidak mungkin. Argh. Aku menuju kamar Elizabetth dan membanting pintu.

"hei! Apa kau gila? Jantungku hampir copot tahu!"

"tidak akan secopot jantungku yang barusan mendengar percakapan gila tersebut"

"hah? Apa apa? Ceritakan padaku"

"tidak ah nanti jantungmu copot"

"haha, ayolah divaaa ceritakan"

"Okey, di luar sana.... Barusan......"

"argh, cepetan jangan buat aku penasaran"

"ada ayahku"

"APA!?"

"aww! Bisa tuli tau kupingku! Pelan-pelan dong"

Belum selesai kami berbicara mamaku pun masuk ke kamar

"hei anak-anak sudah waktunya berangkat ayo cepetan bawa barang-barang kalian"

"hei Elizabetth, nanti aku ceritakan lagi ya"

"oke"

Ugh, aku benci kedipan mata itu.

Well, kita sudah sampai di kapal yang sangat besar ini, megah, dan mewah. Kami pun langsung mencari kamar yang sudah di sediakan ayah Elizabetth untuk kita.

Wahh, kamarnya bagus sekali, lebih besar di bandingkan dengan kamar mamaku yang di kota. Aku berfikir pasti kehidupan di dalam benteng lebih mewah dari pada di kapal ini. Aku pasti akan tidur nyenyak nanti malam.

Perjalanan kami memakan waktu satu hari. Tidak cukup lama bagiku karena hari sudah sore sekarang dan besok kita akan sampai di kota dalam benteng tersebut. Tetapi ada yang aneh, ada seorang wanita yang dari tadi mondar-mandir melihat kami berdua. Entah aku atau Elizabetth yang dari tadi Ia lihat yang pasti matanya tertuju pada kami berdua.

"hei, lihat tidak wanita di arah jam 6? Dia melihat kita terus dari tadi"

"Umm, iya sih, tapi mungkin dia lihat pemandangan di depan kita"

"Hmm, mungkin saja ya"

Seketika kapal kami pun tersentak dan berbunyi DUAK!!! Semua yang ada di kapal pun berteriak.

"Diva, Elizabetth tetap di dekat mama!" kata mamaku dengan panik.

Elizabetth terlihat ketakutan dan ingin menangis, tetapi aku tidak. Aku bukanlah anak yang penakut dan aku memiliki rasa penasaran yang tinggi. Aku pun sedikit demi sedikit menjauh dari mamaku dan mendekati pintu ke bawah. Aku melihat sekumpulan vampir jahat menggigit manusia dan menghisap darah mereka. Uek, dasar vampir gak berpendidikan, mau aja makan makanan jorok begitu kataku dalam hati.

Tiba-tiba wanita tadi yang dari tadi mondar-mandir melihatku dan Elizabetth itu ada di depanku! Aku kaget setengah mati hingga tidak bisa bergerak. Tangan wanita itu memegang dengan lembut kemudian mencengkramku. Sakit sekali rasanya. Aku melihat matanya begitu oranye dan sangat terang. Dalam ke cengkeraman yang mengerikan itu aku hanya bisa diam terpaku melihat wanita itu terus menatapku sambil mencengkramku dengan tangannya yang berkuku sangat panjang.

Dia menatapku begitu lama dan dalam sehingga membuatku semakin takut. Keringat dinginku bercucuran. Aku sudah tidak tahu lagi akan berbuat apa. Dan tiba-tiba saja dia mengguncangkan tubuhku!

HAIIIII!!!!!!! Ini cerita pertamakuu! Kalau ada kritikan silahkan di COMMENT!! Dan tolong

VOTEnya juga ya! ONE VOTE MEAN EVERYTHING TO ME!!! Terimakasihh :))

GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang