Generation : chapter three

660 27 2
                                    

Tidak! Itu adalah mama! Dasar bajingan!

"HEI! Lepaskan mamaku!"

"Hahaha, tunggu saatnya tiba gadis kecil"

Laki-laki berjubah itu lalu mengikat kedua tangan mamaku. Di belakang itu ada Elizabetth yang sedang pingsan tak berdaya.

"Apa yang kalian mau!? Lepaskan mamaku kan Elizabetth! Atau kalian.."

"atau kalian apa hah? Apa yang akan kau lakukan? Berani apa kau sekarang?"

Aku hanya terdiam, Karena aku bukanlah vampir, dan bukan manusia setengah vampir yang

kuat. Aku memang lemah. Aku tidak bisa melakukan apa-apa sekarang. Aku hanya bisa pasrah.

"tetapi tenang. Aku akan mengubahmu. Kau mau menjadi kuat kan? Benar kan?"

Aku hanya bisa bingung sambil bisa melihat senyuman licik dari mulut laki-laki aneh tersebut.

"hei bodoh, panggil dia kesini!"

Aku tidak tahu dan sangat bingung apa yang dikatakannya tetapi.

BRAK!

Lagi-lagi pintu terbuka dengan kencang. Dan aku bisa melihat dengan jelas seorang laki-laki tampan dengan mata yang sangat tajam dan sangat terang di bandingkan mata-mata vampir yang ada disini. Aku melihat wajahnya. Sangat tampan dan aku menyukainya, tetapi rasa suka itu ditutupi dengan rasa takut yang amat sangat di dalam tubuhku. Aku tidak bisa bergerak. Aku hanya bisa memandang dengan tegang dan keringat dingin membasahi tubuh ku.

"apa ini perempuan yang kalian maksud? Putri wali kota tersebut?"

"ya, dia orangnya"

"apa yang akan aku lakukan terhadapnya?"

"Lakukan sesuai rencana, Steve."

"aku tidak akan membunuhnya"

"apa!? Lakukan sesuai rencana!"

"tidak ada yang pernah membentakku"

DUAK! DUAK! Aku tidak melihat apa yang terjadi. Aku hanya bisa melihat para vampir jahat itu tergeletak tak berdaya di lantai. Kejadiannya begitu cepat, Sangat sangat hebat. Waw! hebat sekali dia pikir ku.

"hei Pak tua, kau ingin melihat yang satu ini?"

Tiba-tiba tangan dingin Steve mendekati wajahku. Dengan sentuhan lembut yang terkesan kasar ini, dia langsung mendekatkan bibirnya ke arah mataku. Aku terkejut setengah mati. Dia menghembuskan nafas hangatnya ke arah wajahku, sambil berbisik "semuanya akan baik-baik saja, tenanglah, ini akan sedikit sakit"

"Steve! Jangan coba-coba kau melakukan itu! Kau akan menyesal!"

"sudah terlambat Pak tua, aku akan melakukannya"

"ARGHHHH!!!"

Aku berteriak sekuat tenaga. Steve menggigit pelipis ku dengan taringnya yang tajam. Sakit sekali rasanya. Aku dapat merasakan nafasnya yang hangat menghembus ke wajahku. Dan entah mengapa itu membuatku tenang.

"DASAR BAJINGAN!"

Steve terus menggigit pelipis ku dan tidak menghiraukan laki-laki tua tersebut. Gigitan nya sekarang semakin dalam dan agak sedikit kasar.

"AH! Thats hurt!"

Dia lalu sedikit demi sedikit mulai melepaskan gigitan nya. Aku bisa merasakan aliran darah di tubuhku sedikit berbeda dan jantung ku terasa berdetak tak terkendali dan akhirnya....

Tittt.......

Semuanya gelap kembali.

---

AW, badanku terasa ngilu dan sangat pegal. Sakit sekali rasanya. Eh, tunggu dulu, ini ruangan apa? Besar dan sangat bersih. Dindingnya di cat berwarna putih dan terlihat tidak ada sedikitpun coretan. Di sebelah kasurku terdapat sebuah alat yang terlihat sangat canggih. Dan di sebelah alat itu ada banyak sekali makanan. Tanpa berpikir panjang, aku pun langsung mendekati makanan itu dan memakannya.

"Umm, enak sekali makanan ini"

Tidak pernah aku merasakan makanan se enak ini. Ya, walaupun masakan mamaku tentunya lebih enak haha.

Tidak terasa tinggal sedikit saja makanan yang ada di atas meja ini. Tetapi aku ber pikir. Ah bodo amat yang penting aku kenyang.

"Apa yang kau lakukan!?"

Tiba-tiba terdengar suara kecil yang terdengar membentak itu dari dalam ruangan ku. Aku pun langsung berhenti makan. Aku mendekati pintu ruangan ku dengan sangat sangat pelan. Aku membuka sedikit pintu ini dan mengintip dari celah pintu.

"Apa yang kau lakukan Steve! Ayo katakan! Kenapa Diva tidak bangun-bangun?!"

Oh! Ternyata itu adalah Elizabetth. Dia terlihat sedang membentak Steve, tetapi Steve tidak menghiraukannya.

"Katakan padaku!"

Elizabetth terlihat sedikit mendorong Steve dan Steve pun masih acuh terhadapnya.

"Katakan padaku! Atau aku akan menusuk diriku dengan pisau ini!"

Oh tidak gila sekali dia.

"Hei! Aku disini!"

"Diva! Syukurlah"

Wajah Elizabetth yang tadinya terlihat sangat marah sekarang menunjukkan muka yang sangat bahagia. Aku memeluknya dengan kencang seakan sudah tidak bertemu selama berhari-hari. Lalu aku melihat Steve, dia tampak sedikit senang melihat keberadaan ku ini.

"hei Diva! Sekarang kau sudah bangun, mari ku tunjukkan sesuatu"

"apa itu? Apa berbahaya?"

"tidak, ayo ikut saja"

Aku pun mengikuti Steve dari belakang, Elizabetth tidak ikut denganku, dia bilang tidak ingin mengganggu, saat Elizabetth berkata begitu aku melihat adanya senyuman tipis yang berarti kebahagiaan itu muncul di bibir Steve. Aku pun bingung, tetapi aku tidak memperdulikannya.

"sudah sampai"

"kenapa kamu membawaku kemari?"

Steve membawaku ke ruangan yang sepenuhnya adalah cermin. Sampai-sampai lantainya pun juga terbuat dari cermin. Aku pun sangat bingung.

"ayo"

Steve menarik tanganku, Ia mendekatkan tubuhku ke cermin. Dan disitu aku melihat sesuatu yang mengejutkan!

"Mataku!"

"haha ya, indah bukan?"

Kedua mataku sekarang berwarna oranye terang. Indah sekali, aku belum pernah melihat mata seindah ini. Mataku ini warnanya sedikit berbeda dengan para vampir jahat yang aku temui di kapal itu, dan mataku ini sama persis seperti milik Steve.

"kenapa bisa begini?"

"apa kamu lupa kejadian tiga hari yang lalu? Saat aku menggigit pelipis matamu?"

"tiga hari? Perasaan hanya beberapa jam yang lalu"

"itu tiga hari yang lalu"

"waw..."

Aku hanya bisa kagum melaihat mataku dan mendengar betapa lamanya aku tertidur.

Lama sekali aku mengamati mataku dan akhirnya Steve pun memegang tanganku.

"apa kau lupa?"

"lupa? Lupa akan apa?

"Ternyata kau memang benar-benar lupa"

HAIIIII!!!! Sudah sampai di Chapter 3 nihh!!! Pasti ya sudah di baca kann? Tolong VOTE dan COMMENT yaaa ;). Makasihh atas waktunyaa.

GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang