CHAPTER FOUR

23.4K 1.7K 16
                                    

Update! Update! Hoho :3

Hope u guys like it and enjoy reading :)

Vote dulu sebelum baca yaaaa dan jangan lupa follow aku kalau kalian mau :)


Promote juga boleh ;)

~^~^~

"Setiap kejadian yang terjadi, pasti akan memiliki hikmahnya. Seperti ketika aku bertemu denganmu"



-author-


~^~^~

Three weeks later

Isabelle Thompson POV





Sudah seminggu aku seperti ini. Dipagi hari aku terbangun dengan rasa mual lalu memuntahkan semua makan malamku ke toilet. Aku juga kurang nafsu makan dan selalu mual jika mencium aroma kopi. Aku selalu menginginkan hal-hal aneh seperti makanan. Kemarin aku ingin makan bayam dengan mentah. Entah kenapa aku juga tidak tahu, sampai pengurus rumah, Mrs. Joe. bertanya padaku karena wanita paruh baya itu merasa bingung dengan sikapku yang aneh. Aku hanya menjawab tidak tahu tanpa menghentikan aktivitasku.

Kepalaku sering terasa pusing dan aku selalu saja mengantuk. Apa aku sakit? disaat aku sedang sibuk, rasa mual kembali muncul dan aku harus pamit permisi kepada pasienku untuk berlari ke kamar mandi.

"Belle?" panggil Luna dari ambang pintu ruang kerjaku.

Aku memijat kepalaku dan menatapnya. "ada apa Luna?" Tanyaku dengan suara yang terdengar serak.

"kau tidak apa-apa?"

"entahlah sudah seminggu aku seperti ini. aku rasa aku harus ke dokter" Luna terkikik geli mendengar penuturanku sedangkan aku hanya menatapnya bingung. Memangnya ada yang lucu?

"apa kau sadar, kau itu seorang dokter" jawab Luna ketika tawanya sudah berhenti. Aku mengerutkan kening dan langsung tersadar apa yang dia maksud.

"kau benar. Tapi aku tidak mungkin memeriksa diriku sendiri" jawabku asal.

Luna mengangguk. "tentu saja aku tahu itu. sini biar aku coba periksa dirimu."

Aku menghela napas dan berdiri. Luna menutup pintu dan menguncinya. Aku melepaskan jas labku dan berjalan menuju tempat para pasien saat diperiksa. Aku berbaring dan Luna mengeluarkan stethoscope dari dalam kantung jas labnya. Dia mulai memeriksaku. Dahinya berkerut menandakan kalau dia sedang berpikir keras. Setelah selesai memeriksaku, dia menyuruhku untuk ke ruangan Dr. Marshal. "kenapa memangnya?" Tanyaku. "aku pikir aku hanya flu biasa. Tidak perlu sampai ke Dr. Marshal. Lagipula dia dokter kandungan"

"untuk memastikan saja"

Aku menatapnya bingung, tapi tidak berkomentar apapun. Aku mengikuti Luna yang berjalan di depanku. "apa yang kau lakukan ketika menghilang dari club?" tanyanya tiba-tiba.

"uhh—" aku tidak mampu menjawabnya. Aku sama sekali belum menceritakan apapun mengenai kejadian itu pada Luna. Karena aku sendiri berusaha melupakannya.

"aku ingin penjelasannya setelah kita bertemu dengan Dr. Marshal, kau mengerti?"

Aku rasa saat ini Luna sedang bertindak sebagai kakakku bukan sahabatku jadi aku hanya bisa menghela napas pelan dan mengangguk. Aku harus menceritakannya.

.

.

.

Setelah menjalani beberapa test, Dr. Marshal kembali duduk di depanku sambil membuka hasil test yang aku jalani. Beberapa saat hanya ada keheningan sesekali bunyi kertas memenuhi ruangan dan juga suara degup jantungku. "Apa kau telat datang bulan Isabelle?"

Primo Amore di Knight ✔ [DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang