Happy Reading!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.***
Kruuuk!
Suara aneh berasal dari perut Langit membangunkan Warna dari tidurnya. Dia mengeliat dan mengerjapkan matanya.
"Kau tidak apa? Perutmu bunyi,"Kata Warna terlihat panik kala Langit tengah memegangi perutnya yang terasa melilit.
"Apa kau tidak merasakannya juga?"Tanya Langit ditengah ringisannya.
"Sedikit,"Jawab Warna.
"Apa ini yang namanya lapar? Tapi kita kan bukan manusia."gumam Langit.
"Apa?! Lapar? Tunggu, Pelayan ku berkata bahwa Hanya seorang manusia yang merasakan lapar. Jadi, apa kita manusia?"Teriak Warna shock.
"Mungkin juga kita termasuk manusia karena kita dibumi sekarang. Baiknya, kita masih memiliki kekuatan."jawab Langit.
"Hey, bagaimana kalau kita pergi keluar? Siapa tahu kita akan mendapatkan makanan manusia."Usul Warna semangat.
"Ya, ide bagus. Dan kau perlu ini!"Langit menggerakkan jari telunjuknya kearah nakas.
Ketika sinar mulai redup, sebuah kartu sudah tergeletak rapi diatas nakas. Dengan senyum sumringah, Langit mengambil kartu itu dan menunjukkan nya ke Warna.
"Untuk apa benda itu?"Tanya Warna.
"Kau ini bodoh atau apa? Ini adalah alat pembayaran yang sah dibumi. Oh, atau jangan-jangan sebelum kau mengajakku kebumi kau belum mempelajari apapun tentang bumi?"Desak Langit menyipitkan mata Hazelnya.
"Kalau aku tahu, buat apa aku mengajakmu kemari?"Ucap Warna dengan wajah tanpa Dosa.
"Apa?! Jadi kau mengajakku karena kau tidak tahu apapun tentang bumi, begitu?!"Teriak Langit marah dan menampakkan Dua tanduk merah dikeningnya.
"Tepat, Sudahlah. Ayo kita keluar dari sini. Kita beli makanan dengan benda itu. Ngomong-ngomong, tandukmu lucu."Warna lantas tertawa.
***
Sampailah keduannya disebuah cafe nicefood setelah Langit dengan sabar
Memaklumi Sikap Warna ketika ia mengenalkan Mobil. Bukan apa-apa, yang lebih para ketika Warna berbinar dan meloncat girang ketika masuk didalam Cafe yang ramai itu."Aish, dingin sekali. Bahkan lebih dingin dibanding dikahyangan."bisik Warna takjub.
"Bisa tidak, jangan menambah kesan Norakmu."balas Langit malas sambil berbisik pula.
"Apa itu norak?"Tanya Warna lugu.
"Lupakan!"Langit mengajak Warna duduk disalah satu kursi dan memanggil pelayan.
"Nasi putih dua dan air mineral dua."kata Pelayan disamping mengulang pesanan warna dengan mengernyitkan dahi.
"Mbak!"panggil seorang pria bemata elang sambil melambai kan tangan kearah Pelayan didepan Langit dan warna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Bidadari.
Fanfickarena sebuah kecerobohan, mendapat tugas untuk membantu para makhluk bernama manusia sehingga Turun ke tempat bernama bumi??? oh no! baca selengkapnya disini.