part 7

10 0 0
                                    

Masih Leo Pov yhaaa..

"Oma!"teriak Gue sesampainya diruang tamu.

Biasanya oma ada disini! Tapi kenapa gak ada, ya?? Gue muter2 gaje gak perduliin panggilan dari beberapa ART yang papasan ama gue tadi.

"Omaa! Leo nyampe, nih!"teriak Gue terengah dan sampai lagi ruang tamu.

Saat itu lah, gue liat amplop putih dimeja tamu. Punya siapa, nih? Perasaan gak ada paket buat gue hari ini.

Gue buka pelan amplop yang sama sekali gak ada tulisan pengirimnya.

To: Leonarld.

Oma berangkat duluan. Nunggu kamu lama banget, bisa-bisa oma ketinggalan pesawat. Jaga diri baik-baik! Dan satu lagi, omelan oma diundur sepulangnya oma dari singapore.

Oma mu
Lia

Gue ndengus kesal. Apa maksudnya omelan akan ditunda?

Kulihat seorang ART datang tergopoh2. Dia yang tadi memanggil namaku berkali2 dengan ART lainnya.

"Tuan muda, nyonya besar tadi sudah berangkat ke banda-"

"Gue uda tauk! Lo kelamaan,"ketus Gue.

Sindy, ART muda belia yang dipekerjakan oleh oma sekitar 6 bulan lalu masih agak canggung berbicara padaku. Apa aku semenggerikan itu?

"Tadi saya memanggil anda, tapi-"

"Uda! Gue ngantor balik aja."

Author pov.

***

"Dasar Bumi! Dipenuhi oleh kemacetan."gerutu Langit sambil menekan klakson mobil berkali-kali.

"Bagaimana bisa aku membantu para manusia kalau begitu?"lanjut Langit frustasi.

"Dan kemana juga aku harus mencari Warna saat ini?"gusar Langit.

Tiin..

Tiin..

Langit menutup telinga nya ketika klakson mobil dibelakang berbunyi memekakkan telinga. Padahal semua kaca mobil tertutup rapat. Apalagi yang mengendarai sepeda motor.

Timbul ide jahil Langit seperti lampu neon yang muncul diatas kepalanya.

Maafkan aku ratu Wulan. Untuk kali ini saja, batin Langit sambil menatap atas.

Tangan Langit yang mungil sibuk bersiap memundurkan mobil Alpha nya. Ia memajukan sedikit mobilnya dan dengan keras ia menabrak kan mobilnya kebelakang tepat pada mobil yang membunyikan klakson super dahsyat itu.

Braak

Tentu saja itu semua mengundang tanda seru bagi pengendara lain. Mereka terperengah tak mampu berkata2 selain menatap mobil Langit dan mobil yang menjadi korban kekesalan Langit.

Langit yang seolah tidak tahu menahu itu hanya bersiul-siul mengacuhkan dan memajukan mobilnya sedikit.

Tok!

Tok!

Tok!

Langit mendongak menoleh ke kaca mobilnya yg diketuk oleh seorang pria dengan wajah kesalnya.

Seketika mata Langit membulat terkejut. Itu kan Beo! Eh, Leo! Langit malah menyetel musik entah apa itu judulnya meski ketukan berberapa kali ia dapatkan. Untung saja, kaca mobil Langit hitam sehingga orang tidak bisa melihat nya dari luar.

Langit berkeringat dingin dan berharap agar kemacetan tidak berlangsung lama. Dari gerak bibir Leo, dia meminta sang bersangkutan yaitu langit sendiri keluar. Ia bahkan tak lagi mengetuk2, Leo menggedor2 kaca mobil Langit.

Rupanya, Dewi fortuna masih memihak padanya. Langit menancap gas ketika sebuah celah jalan keluar ada didepannya.

Skip Leo.

"Sial! AW 44 N, gue udah hapal plat mobil nya. Gue kejar, lo!"dumel Leo sambil memasuki mobil BMW nya yang menjadi pusat perhatian sekitar.

***

"Bro!"sambut Baja sesampainya Leo diruangannya dengan wajah kesal.

Leo tidak menjawab. Dia duduk dikursi nya dan mencoba pokus dengan puluhan lembar kertas diatas mejanya.

"Lo napa? Diomeli Oma lo lagi? Kan uda gue bilang, ga usah di-"

"Berisik lo!"bentak Leo marah sambil melempar Kening Baja dengan pena.

"Sirik ajja,"sahut Baja menggumam.

"Gaji lo-"

"Iye iye, maap. Lo mah ngancem muluk, Le!"

"Bodo!"

Kembali Baja mengalah untuk diam. Karena ia tahu, berdebat dengan seorang Leo yang sedang kesal tidak akan ada habis nya.

Leo yang masih kesal dan tidak terima dengan apa yang didapat mobil kesayangannya pun tidak bisa memfokuskan kerja nya.
Ia menelpon orang suruhannya agar mencari pemilik no plat mobil:
'AW 44 N' itu.

"Segera kami temukan, bos!"

"Kalo perlu, kelilingi dunia sekalipun


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Air Mata Bidadari.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang