part 3

13 0 0
                                    

Yang Diatas, mulmed nya Langit yhaa..

***

Langit Pov.

Aku berjalan gontai entah kemana kakiku akan melangkah. Bagaimana tidak? Ratu wulan akhirnya menghukumku turun ke bumi dengan jangka waktu yang cukup lama. Mungkin benar tidak untuk selamanya tapi bagaimana pun juga aku tidak mau disini.

Tak terasa air mataku menetes ketika aku mengdipkan mata. Bahuku bergetar ketika airmata itu turun cepat.

Tiiin

Aku menoleh keasal suara. Astaga, aku mengedarkan kesekeliling. Bagaimana bisa aku berada ditengah jalan. Mobil BMW nyaris menyentuh tubuhku kalau pengemudi mobil tsb tidak mengerem mendadak.

Pria be rambut berantakan yang menambah kesan keren nya itu membuat aku sedikit terpaku kagum. Ingat, hanya sekedar kagum!

Tunggu, bukannya dia pria yang ada di cafe itu??

"Lo mau cari mati? Loncat aja sono dijembatan jangan ditengah jalan,"Bentak Nya keras membuat rasa kagum untuknya hilang seketika.

Aku menyeka air mataku dan menatap manik mata nya tajam.

"Apa kau bilang?! Mati? Kau yang akan mati karena aku tidak akan mati dibumi!"Sentakku yang dibalas tatapan aneh olehnya.

Mungkin karena efek kesal dan sedih, aku tidak bisa mengatur kata2ku. Dan mrngapa pula sih dia ada disini? Apa jangan2 dia mengikutiku.

"Dasar cewe aneh, lo! Sok alim pake ngomong formal gitu. Paling juga lo kaya cewe diluar sana,"sinis nya sambil berkacak pinggang.

"Kau dengar ya manusia, aku bukan wanita seperti diluar sana! Dan sekali lagi kau menguntitku, aku akan membuatmu menjadi binatang!"ancamku.

Dia tertawa terbahak.
"Lo kalo canda basi, tau ga!"

"Dasar penguntit!"geramku.

"Lha, anjir! Lo bilang apa? Gue nguntitin elo? Ngarep banget situ yak?"ledeknya lalu berlalu begitu saja dan menaiki mobil.

"Minggir! Gue buru-buru."Teriak nya terdengar ketus.

Aku tidak bergeming. Aku menatap sekeliling. Astaga, ada dimana aku sekarang? Aku sudah terlalu jauh dari rumah. Aku tersesat. Walaupun aku punya kekuatan bidadari, aku tidak bisa menghilang tanpa tujuan yang pasti. Bagaimana ini?

"Woy! Punya kuping ga sih?"Teriaknya sekali lagi yang membuatku sedikit terjungkit kaget.

Aku menghampirinya dan menatap dari jendela mobilnya.

"Aku tersesat. Boleh kau antar aku pulang?"Pintaku lembut mencoba bersikap manis.

Setelah lama ia diam, dia membuka pintu mobil disebelahnya dan menepuk kursi disebelahnya. Asyiiik, apa artinya itu dia memperbolehkan ku??

Aku masuk dan menutup pintu mobil nya.

"Rumah lo dimana?"Tanya Nya.

Nah, itu permasalahannya. Aku juga tidak tahu.

"Aku tidak tahu. Oya, disebelah taman kompleks."kataku ingat.

Air Mata Bidadari.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang