"Kring kring" Suara alarm memecah keheningan didalam kamar. Seorang anak laki-laki yang masih terlelap bernama Ilda Thremano yang biasa dipanggil Ilda adalah seorang anak laki-laki biasa namun memiliki kemampuan khusus. Seperti biasa dia hanya mengabaikan suara tersebut sampai suara langkah kaki yang berat dan mendobrak pintu kamarnya.
"Sampai kapan kau akan tidur ?" Kata ibunya dengan nada tinggi. "Kau akan terlambat untuk ujiannya" Ibunya terus mencoba membangunkannya namun nihil. "Sebaiknya kau bangun atau..."
Seketika dia tersadar kemudian duduk. "A..ah ibu tidak perlu melakukannya. Aku sudah bangun" Balasnya kemudian berlari mengambil handuknya dan segera kekamar mandi. Setelah selesai dia mandi dia langsung bersiap tanpa sarapan dan segera pergi.
"Hari ini adalah pertandingannya. Tapi sepertinya aku datang lebih cepat" Dia melihat sekitaran jalan ke arah tempat ujiannya. "Mungkin aku mendapatkan hal yang menarik" Dia bersenandung sambil terus berjalan. Tingkahnya seperti anak kecil membuat lingkungan menggunjinginya tapi dia tidak peduli.
"Aku sampai, sekolah baru" Dia menatap sebuah bangunan besar didepannya. "Mungkin akan susah untuk memasukinya. Ini membuatku kesal" Dia kemudian masuk dan melihat-lihat bangunan yang akan menjadi sekolah barunya. "Ini terlalu mewah, bahkan kamar mandinya juga"
"Apakah kau tersesat ?" Seseorang berpakaian serba putih dengan rambut berwarna hijau menyapanya. "Apakah kau calon siswa disini yang ingin ikut tes ?"
"Ah, benar. Aku tidak bisa menemukan ruangannya"
"Kau benar-benar ceroboh. Kalau begitu, ikuti aku"Dia hanya mengangguk kepada pria itu dan mengantarkannya ke tempat seperti ruang tunggu. "Silahkan ambil nomormu ! kau punya kartu calonnya bukan ?" Dia mengangguk kemudian sebuah mantra muncul dan memberikan tanda dilengannya. "Itu merupakan identitasmu sementara. Ujian akan dimulai satu jam lagi. Nikmati turmu"
"A..ah terima kasih kak" Pria itu hanya tersenyum kemudian pergi.Ilda melihat tanda dilengannya. "Bagaimana cara menggunakannya ?" Dia berusaha untuk melakukan sesuatu ditangannya. Mulai dari memencet-mencet, menjilat, mengigit, mengatakan sesuatu seperti abrakadabra atau semacamnya tapi tida berhasil. "Aku menyerah. Hm... Mungkin akan aktif dengan sihir"
Dia mencoba menggunakan sihirnya pada lengannya dan tanda tersebut aktif. "Hm, coba kita lihat. Apa saja yang bisa dia lakukan ? seperti... Status ?" Kemudian muncul hologram ditangannya. Menyatakan statusnya, agak sedih melihat statusnya begitu dibawah standar. "Kalau, peta ?" Kemudian muncul sebuah peta kecil dihadapannya. "Begitu ya, tapi dia tidak meninggalkan buku petunjuk"
"Buku petunjuk ? bukannya ada disana ?" Kata seorang perempuan yang dibelakangnya.
"Huh ? Wuaaaa ?!"
"Kau seperti melihat hantu saja. Dasar tidak sopan !"
"M...maaf... apa kau juga... ?"
"Begitulah, aku ini penyihir yang lumayan kuat. Aku bisa menerbangkan lawanku dengan sekali tepuk"
"W...wah, i...itu luar biasa"Suasana menjadi hening. Ilda mengambil buku petunjuk. Sementara perempuan itu hanya melakukan yang dia lakukan sebelum mendapatkan tanda. Peserta lain mulai berdatangan masuk dan melakukan hal yang sama kemudian berbincang-bincang dengan rekannya sampai akhirnya pendaftaran ditutup.
"Baiklah, para peserta yang telah melakukan registrasi ulang silahkan mengantri dan masuk ke pintu sebelah kiri. Nanti kalian akan dipandu ke lokasi kalian masing-masing" Ilda mulai berdiri dan menyimpan bukunya. "Artinya ada beberapa tempat dimana semua orang disini bertarung" Gumamnya.
"Ditambah lagi masih ada beberapa ruangan disekitar sini menjadi tempat berkumpul" Sambung seseorang disampingnya. Ilda menoleh dan mendapati seorang laki-laki memakai pakaian yang sangat rapi. "Aku mengejutkanmu ? Sampai jumpa di turnamen, bocah""Aku tidak suka orang itu" gumamnya lagi. Peserta dibawa oleh beberapa portal menuju ruang tunggu. Ilda tampak gugup dengan pertandingannya. Tapi dia bertekat untuk mengalahkan laki-laki tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magia : Returning The Queen
FantasyIlda adalah seorang penyihir muda. Tapi benarkah dia seorang pria atau seorang wanita ? Dengan masa lalu yang tragis membuatnya mengunmpulkan beberapa bidak sebelum bertarung dengan "Pemburu Malam" -------------------------------------------------**...