Chapter 6 - Raja dan Mentri

19 1 0
                                    

Ilda duduk disebuah ayunan dan mulai mendorong ayunan itu. Dia tampak sangat senang kemudian dia melihat bintang dilangit. Sesaat, dia melihat Yun dan Lina datang ke arahnya. Ilda tampak sangat bahagia membuat mereka kaget.

"Apakah kalian tau... ? Aku mendapatkan rajaku dengan mudah. Sesuai yang aku baca" Mereka tampak terkejut. "Dia akan datang ke sini beberapa menit lagi"
"Aku tidak terkejut dengan hal itu" Yun mengalihkan pandangannya.
"Jelas kau sedikit terkejut, apa kau segitu gugupnya dengan hal ini ?" Lina mulai duduk di ayunan. "Jadi, kami sudah mempersiapkan dirinya. Bukankah kau tau ada seseorang dari kami mengawasimu dari jauh ?"
"Lalu ?" Ilda kemudian menghentikan ayunannya. "Dia akan baik-baik saja. Karena aku sudah membaca kelanjutan ceritanya"
"Kau... benar-benar..." Yun kemudian berjalan pergi mencari minuman.
"Aku mau jus jeruk !"
"Aku teh oolong..." Yun berhenti kemudian kesal sendiri dengan perlakuan mereka.

Sementara itu, Aiden bersepeda ke arah taman kota. Mendadak, muncul sebuah panah mengarah padanya. Dia dapat menghindarinya namun berhenti sejenak. Dia dapat melihat jejak sihir dari panah tersebut.

"Aku tidak percaya kau bisa tahu keberadaanku tadi..." Beberapa orang muncul kemudian mengepungnya. "Kau mengganggu... lenyaplah !" Seketika, muncul lingkaran sihir disekelilingnya dan menciptakan ledakan besar.
"Mana bisa aku pergi dengan kedaan seperti ini..."

"Kau tau tidak, sesuatu didalamnya telah aku lepas... jadi agak sedikit berbahaya" Ilda berdiri kemudian berdiri di ayunannya. "Dia akan menyelesaikannya dengan cepat"
"Kau... kali ini kau sungguh mempersiapkannya"
"Begitulah, bagaimana pun dia tidak boleh mati disini"
"Eh ? tapi... Bagaiman itu bisa..."
"Aku juga tidak tahu, yang jelas, ada yang mengubah jalurnya sebelum ini"

Aiden menepis beberapa serangan yang mengarah. Dia begitu lincah dari sebelumnya dan dapat menanganinya dengan cepat. Satu per satu lawannya tumbang. Dia sendiri kaget apa yang dilakukannya namun ada tersisa satu orang masih berdiri dihadapannya. Dia tampak hanya berdiri diam kemudian melemparkan beberapa daun keatasnya.

"Fase pertama, Windyan" dia merubah penampilannya seperti malaikat. Dia mengarahkan tongkatnya kemudian mengangkatnya. Dia tampak merapal sebuah mantra dan diiringi angin mengelilinginya. Angin semakin kencang seperti membuat kubah kabut.

Aiden melihat jejak sihir hijau berbecah hitam yang semakin gelap menutupi orang itu seperti sebuah pilar. Dia menjauh dan membuat perisai dan benar saja sebuah ledakan besar muncul. Perisainya hancur seketika menguras tenaganya.

"Ugh... bagaimana bisa..." Pandangannya buram, dia terjatuh dan orang tersebut semakin mendekat. Dia menangkat tongkatnya dan mengarahkan ke kepala Aiden. Dia menyeringai seperti sebuah pekerjaan mudah.

Tiba-tiba, sebuah gelombang muncul disekitarnya dan menghempaskan orang itu. Aiden mulai mencoba bangkit. Dia mengarahkan tangannya ke orang itu dan mulai melafalkan mantra. Muncul seperti cahaya-cahaya kecil mengelilinginnya. Auranya semakin kuat membuat disekitarnya terdorong menjauh. Dia menepukkan tangannya dan muncul puluhan pedang dan menusuknya.

"Fase pertama... Undying Commander..." Aiden merubah penampilannya dengan baju zirah merah menyala. Api mulai mengitarinya. Dia melesat kemudian memanggil ribuan burung api melalui gerbang lingkaran sihir. Orang tersebut mencoba menepis namun serangannya terlalu cepat.

Bulu api nampak turun kemudian berkumpul dan menutupi Aiden. "Fase kedua, Incarnation Phoenix !" Penampilannya berubah dengan pakaian panjang putih dengan aksesoris serba merah. Dia menepukkan tangannya dan muncul beberapa gerbang dari langit yang memanggil puluhan pedang yang melesat dan menusuk tepat ditubuh orang itu. Orang tersebut terbakar dan lenyap menjadi debu.

Pilar cahaya merah keputihan muncul di tempat Aiden. Ilda kemudian melompat dari ayunan dan berlari ke arah pilar tersebut di ikuti Lina dan Yun. Mereka bisa melihat cahaya yang sangat terang. Ilda melihat dari kejauhan Aiden melemparkan kerikil kemudian memukul tepat dikepalanya.

Magia : Returning The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang