Bagian 3 - Penentuan

27 3 1
                                    

Malam yang sangat dingin pun tiba. Ilda berdiri dari kasur kemudian menatap keluar jendela. Suasana malam yang sangat mencekam tiba. Aura jahat mengundang dirinya untuk keluar dan menghabisinya. Dia menatap jam dikamarnya dan tersenyum.

Dia membuka jendela kamarnya dan melompat keluar. Ilda terus berjalan menyusuri jalanan yang hening. Sesekali dia melirik hingga muncul sebuah makhluk berkepala tiga di lapangan sangat luas. Tampaknya sangat marah dan mengeluarkan nafas cepat. Sangat ingin membunuh manusia yang ada disekitar sana.

"Akhirnya kau datang juga. Aku sudah menunggumu. Oh tidak, apa aku katakan aku saat semua murid ada disini ?" Kata Presiden dengan tatapan meremehkan. "Dan apa-apaan pakaian itu ? kau mau bertarung dengan piama ?"

Ilda hanya diam dan terus berjalan. "Hei kau dengar aku ?!" Tapi dia tetap berjalan menyusuri jalanan. "Tch, kau meremehkanku ? Kau sangat sombong nak. Tapi kau tidak akan menang bahkan melawan rakyatku" Ilda masih tetap berjalan dan mangabaikan presiden. "Mungkinkah dia... tidur berjalan ?"

Tiba-tiba sebuah serangan muncul menghancurkan tanah disekitarnya dan menerbangkan beberapa murid disana. "Fase pertama, Reaper... " Ilda muncul diatas langit menutupi bulan dan dia melayang. "Tidak baik, menyerang seseorang dengan keroyokan atau..." Ilda melafalkan mantra. Muncul lingkaran sihir mengelilinginya. "Aku akan melenyapkan bayanganmu, presiden atau haruskah aku katakan kalau semua ini tipuan juga". Dia melepaskan energi sihir merah seperti gelombang kejut yang besar.

Energi sihirnya menghilang kemudian Ilda turun dan terduduk. Dia kembali kebentuk semula. "Seharusnya aku tidak menggunakan energiku terlalu banyak. Untungnya regenerasinya cepat dan seharusnya energi bayangan tadi sudah aku serap"
"Kau terlihat kelelahan, aku hanya mengujimu sedikit tapi kau kelelahan"
"Hah ! mana mungkin aku kelelahan, dasar presiden mesum ! Kau hanya main-main hingga energiku habis dan membawaku pulang"
"Hahahahaha, dia memukul anda lagi"
"Jangan tertawa saja Lina, kenapa kau tidak menyerangnya ?"
"Wah ternyata dia benar, kau akan membawanya..."
"Hentikan ! Laksankan perintahku !"
"Baiklah, kau ini tempramen rendah"

Lina mengeluarkan palu dari lengan bajunya kemudian membesar. "Bagaimana kalau aku beri kau cahaya ilahi ?" Lina mulai melafalkan mantra. "Cahaya ilahi, pilar penghancur !" Muncul sebuah lingkaran sihir yang besar dibawah Ilda kemudian muncul cahaya seperti pilar menembak ke langit. "Bagaimana rasanya ?"

Cahayanya mulai menghilang dan Ilda masih terduduk. Dia menatap langit malam. "Puaaah, kau memberiku sedikit energi membuatku ingin mempermainkanmu" Ilda berdiri tegap kemudian mengarahkan tangannya kearah Lina. "Cahaya bulan, berilah aku kekuatan ilahi. Fase kedua, Dewi bulan !"

Tiba-tiba Ilda menghilang kemudian Lina menjerit kesakitan. Jeritannya semakin keras dengan kemunculan bulan yang semakin menampakkan dirinya. Presiden melihat sekitar dengan panik. Dia tidak melihat siapapun kecuali Lina. Kemudian pandangannya buram dan menjadi gelap. Jeritan Lina berubah menjadi suara tawa yang mengerikan.

"Teror mimpi malam" gumam Ilda. Kemudian menghilangkan efek mantranya membuat keduanya jatuh. "Bagaimana presiden ?" Ilda hanya berdiri menatap keduanya tergeletak. "Aku hanya mengeluarkan kekuatanku sedikit dan kalian jatuh. Ini benar-benar membosankan"

"Ukh, aku kagum padamu..." Presiden mencoba berdiri. "Aku terlalu lengah dan saat melihat dirimu, yang tidak berubah adalah kalungmu. Pantas saja kau sangat kuat karena kau mendapatkan energi tidak terbatas siang dan malam bahkan dalam ruang hampa sekalipun"
"Jadi ini sebuah ruangan, aku tidak menyangkanya tapi ini hanya segel saja. Kalau kau bersungguh-sungguh mengujiku lakukan sampai ingin membunuhku"
"Baiklah, aku sudah pulih. Mungkin ini memakan banyak energi tapi kita akan bertarung 1 lawan 1. Dan sekedar kau tahu. Aku dulunya adalah ratunya jadi kau akan melawanku untuk mendapatkannya. Tertanam dalam jantungku"

Magia : Returning The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang