KUTUKAN

65 2 3
                                    




           

"CATRIONN.." aku membalak,

Aku menoleh pada unjung gang, tapi aku tidak menemukan siapapun tapi aku mendengar derap kaki kuda yang banyak dan bunyi yang berisik

"kenapa Ara? Ada masalah?" suara Azaro membuatku menolah padanya

"Aro, aku harus pergi.." aku asal menyebutkan namanya , tapi Aro tidak terlalu buruk kan?

"kemana?" saat aku mencoba berbalik, Azaro menahanku

"entahlah tapi aku harus pergi dari sini.. maaf" aku melepaskan genggaman Azaro dan berlari keluar dari gang ini,

Aku terus berlari cukup jauh, aku menumpukan tanganku pada kedua lututku

'apa masih terkejar?' gumamku kecil, apa oniru gagal? Atau aku yang terlalu lama? Bagaimanapun, aku yang paling bersalah dan satu-satunya yang bersalah

'bagaimana kalau oniru ketahuan membantuku? Ia pasti di hukum berat' pikirku, aku benar-benar merasa bersalah

"hmmpphh.." aku tidak tahu tiba-tiba sebuah tangan membekap mulutku dan menyeretku paksa meskipun ku meronta, tapi usahaku sia-sia karena tangan ini sangat kuat untukku

"diam, jangan banyak bergerak, atau mereka akan menangkapmu" suara itu.., aku menoleh ke atas dan menemukan sosok Azaro yang menatap ke arah luar celah antara dua rumah yang langsung bertemu dengan jalan raya

Aku menoba melepaskan tangannya dari mulutku, tapi tangannya tidak mau lepas

Aku memukul-mukul tangannya pelan karena tangannya membuatku sesak untuk bernapas

"maaf, aku membuatmu kehabisan napas.." ucapnya setelah melepaskan tangannya dari mulutku, aku menggeleng

"apa kau terluka?" tanya Azaro dengan lembut tiba-tiba, aku merasa jantungku berdetak lebih cepat di tambah detakan setelah lari, aku juga merasa pipiku hangat

"ah..tidak, aku baik-baik saja" jawabku sambil melihat apa ada yang terluka atau sakit

"baguslah, ayo ikut aku" aku menatapnya bingung, bagaimana kalau kami gagal dan tertangkap, mungkin Azaro bisa dihukum mati

"kemana? Nanti mereka menangkap kita" ucapku ragu, aku memalingkan wajahku yang semakin memanas saat mata kami betemu,

Ugh.. rasanya.. entahlah mungkin malu atau gugup

"aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu, atau membawamu pergi secara paksa" tiba-tiba sepasang tangan Azaro menangkup wajahku, dan wajahku terasa lebih hangat dari yang tadi bahkan sampai mataku ragu untuk menatapnya

"aku berjanji tidak akan meninggalkanmu sendiri, aku berjanji putri.." dan sesuatu menyentuh bibirku, rasanya cepat sekali, aku bahkan tidak sempat memejamkan mata

"ayo, ikut aku" tangan Azaro sudah melepaskan wajahku yang mungkin terasa panas di tangannya, tapi tangannya beralih menarik tanganku untuk berdiri lalu berlari

.

"kita akan kemana?" tanyaku disela berlari kami yang sudah cukup jauh dari celah tadi,

"tempat dimana mereka tidak bisa menemukan kita, ayo cepat" Azaro tetap menarik tanganku sambil berlari, aku mengernyit heran dimana tempat itu

"apa masih lama? Hh.." aku merasa napasku mulai tersedat-sedat/?, Azaro memelankan larinya hingga kami berhenti

"kau tak apa?" tanya Azaro sambil menatapku khawatir, aku menggeleng tapi napasku masih tidak beraturan

Curse SymbolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang