"Bun, liat kunci motor Ali gak? " tanya Ali pada ibunya sambil menuruni tangga.
"Enggak tuh, emangnya kamu taruh kemana tadi malem? " jawab Bundanya yang sedang menemani anak perempuannya sarapan.
"Ali lupa Bun. Dek, lo liat gak? " Tanya Ali pada adik perempuan satu- satunya yaitu Thea.
Thea yang sedang menahan supaya tawanya tidak pecah pun kembali menetralkan ekspresinya kemudian menjawab "Kagak, mending Abang berangkat naik bis aja bareng Thea. " Tawarnya. Thea memang sengaja menyembunyikan kunci motor Abangnya sebagai bentuk balas dendam karena Ali tidak mau mengantar Thea ke rumah Tania kemarin malam,terpaksa dia harus meminta antar tobi dengan motor vespa jadulnya itu. Sedangkan Abangnya malah pergi pacaran dengan Sisi.
"Nggak keren banget berangkat sekolah naik bis. Lagian juga gue udah janjian sama Sisi mau berangkat bareng. Padahal seinget gue, tadi malem gue taruh di tempat biasa deh." kata Ali sambil berusaha mengingat-ingat dimana keberadaan kuncinya.
"Yaelah ribet banget, tinggal telpon kak Sisi, bilang kalo gak jadi berangkat bareng, terus berangkat naik bis aja susah bangat sih. " geram Thea.
Dan pada akhirnya disini lah kedua kakak beradik ini berada, didalam bis yang panas dan berhimpit-himpitan.
"Senyum dikit napa? " goda Thea pada sang kakak yang dari tadi memanyunkan bibirnya. Bagi Thea berhimpit-himpitan di bis adalah rutinitas setiap paginya. Sebenarnya ia bisa saja berangkat bareng Abangnya, tapi karena Thea sangat pengertian jadi dengan sangat terpaksa dia harus mengalah dengan pacar Abangya yaitu Sisi, lagian dia juga tidak mau dipelototin oleh fans-fans Abangnya itu karena dibonceng oleh idola mereka, tapi jika dipikir-pikir Thea dan Ali kan saudara apa salahnya berangkat bareng, memang aneh kelakuan para fans Abnagnya itu."Fans gue berkurang nih kalo ketahuan berangkat naik bis. " keluh Ali.
"Songong banget, fans lo aja masih kalah banyak dari kak Galang. " kata Thea memuji sang idola yang merupakan teman dari Abangnya.
"Bilang aja kalo lo itu salah satu dari fans-nya. " kini giliran Ali yang mengoda adiknya.
"Apaansi enggak, sok tau lo. " jawab Thea sambil mengalihkan pandangannya dari Ali.
"Ngaku aja kali Dek. Oh iya nanti sore Galang mau main ke rumah loh, seneng gak lo?? " goda Ali lagi, senang rasanya bisa membuat adiknya itu salah tingkah sendiri.
"Biasa aja tuh. " jawab Thea kemudian memilih bermain ponselnya untuk membalas pesan-pesan yang belum ia balas dari pada terus-terusan di goda oleh abangnya.
***
Sesampainya bis di depan sekolah, Thea, Ali, dan beberapa siswa lainya turun dari bis. Thea menjadi orang pertama yang turun karena tempat duduknya yang paling dekat dengan pintu keluar, sedangkan Ali berada di belakangnya. Tiba-tiba pandangan Ali terhenti pada tas Thea yang sedikit terbuka, dia dapat melihat jelas bahwa kunci motornya ada disana. Ali sedikit mempercepat langkahnya untuk menangkap adik jailnya itu.
"Kena lo!!! " seru Ali saat berhasil menangkap adiknya itu, dia membekap mulut Thea dari belakang kemudian menyeret adiknya menuju pinggir gerbang. Tentunya Thea tak tinggal diam, dia terus memberontak tapi tenaganya kalah dengan Ali, Thea yakin pasti Abangnya itu sudah tahu jika dia lah yang menyembunyikan kunci motornya.
"Arghhhhh... " Jerit Ali saat tanganya di gigit oleh Thea. Dengan otomatis, bekapan Ali pun terlepas dan Thea berhasil kabur.
"Dasar Adek sialan, jangan kabur lo! " jerit Ali kemudian mengajar Thea yang sudah berhasil kabur, Ali yakin Thea pasti berlari menuju kelasnya.
Thea berlari tanpa memperdulikan jalanan yang ia lewati, yang penting ia berhasil kabur dari Ali. Saat akan melewati lapangan basket dia tidak sadar bahwa ada selokan kecil di pinggir lapangan basket. Alhasil kaki kiri Thea masuk ke selokan dan membuat tubuh Thea oleng kemudian dia jatuh dengan satu kaki di dalam selokan, dan juga kacamatanya yang menghilang entah kemana. Jatuh yang sangat tidak elegan. Coba bayangkan jika kalian jatuh dengan posisi yang tidak elegan didepan banyak orang, semua orang yang melihat pasti akan menertawakan, apa lagi banyak anak-anak basket yang terkenal keren-keren sedang berkempul di pinggir lapangan, dan juga murid-murid lain yang baru berangkat sekolah seperti Thea.
Mereka semua menertawakan Thea tanpa ada yang berniat menolong, yang dapat Thea lakukan adalah sedikit merubah posisinya menjadi duduk di pinggir selokan dengan menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya sambil menangis dan berharap abangnya itu segera datang dan menyelamatkanya. Ingin sekali Thea berlari tempat terkutuk ini, tapi apa daya, untuk digerakan sedikit saja sakit apalagi untuk lari.
"Dek lo gakpapa kan? " kata seseorang, awalnya Thea berpikir jika itu adalah Ali karena memanggilnya 'Dek'. Tapi suaranya sangat beda dengan abangnya, Thea jadi ingat bahwa teman-teman abangnya juga memanggilnya dek, sangat memalukan memang. Thea tidak berniat membuka wajahnya ataupun menjawab pertanyaan orang itu, ia malah tambah menangis. Ingin sekali Thea menghilang dari sini ataupun menutupi kepalanya dengan ember supaya orang-orang tidak menganalinya.
Tiba-tiba Thea merasakan tubuhnya melayang, ternyata orang yang belum diketahui wajahnya itu mengendong Thea. Sedikit demi sedikit, Thea membuka wajahnya dan APA?!?!?!?!